bagian 5

8.5K 539 49
                                    

𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 - 𝐒𝐄𝐌𝐔
___________

"Zafran?"

Berlian memanggil sambil mengetuk pintu kayu di hadapannya. Setelah membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya Berlian teringat bahwa dirinya harus menemui suaminya dalam dua jam.

Dan sekarang tepat dua jam berlalu. Jadi Berlian mau tak mau harus menemui Zafran.

"Zaf-" baru mau memanggilnya lagi tetiba pintu kayu itu terbuka. Zafran keluar dengan penampilan yang sudah siap untuk tidur. Memakai piyama hitam berbahan satin.

Berlian tak lihat lelaki ini membersihkan diri. Tapi bajunya sudah ganti? Ah, pasti ruang kerja lelaki ini merangkap ruang pribadi juga.

"Duduk di sofa depan Bey," Berlian mengikuti langkah sang suami. Keduanya duduk berdampingan di sofa ruang santai.

"Gue tau solusi supaya lo ada kegiatan tapi lo gak kerja," dengan santai Zafran membuka obrolan. Seolah melupakan kejadian tadi tak ada gurat gugup maupun ragu dalam pengucapan lelaki ini.

"Apa?"

"Tiap jam makan siang lo ke kantor gue. Anterin masakan lo buat makan siang gue. Habis itu bantu kerjaan gue," jelas Zafran soal solusinya untuk permasalahan Berlian.

"Begitu. Tapi aku kerja apa nanti di kantor? Aku kan gak kuliah bisnis. Kalau Ruby mah pasti oke aja. Kan jurusannya. Lah aku?" Berlian menunjuk dirinya dengan ekspresi tak yakin. Dirinya, kerja kantoran? Benar-benar salah alamat.

"Gampang itu mah. Nanti sekretaris gue yang bakal ngajarin lo. Gimana? Setuju kan lo?" Zafran menatap wajah Berlian selama beberapa detik saja. Jujur, tetiba bayangan kejadian tadi tiba-tiba lewat. Padahal tadi dirinya sudah berusaha setenang mungkin. Bisa bubar jalan nih sikap cool-nya.

"Oke, aku setuju. Jadi pagi sampai siang beberes apartemen. Masakin makan siang kamu. Jadinya dari siang ikut ngantor sampai pulang lagi ke apart. Lumayan padat," Berlian tersenyum. Setidaknya kegiatan baru nanti juga adalah hal baru baginya.

"Ya udah gue mau tidur dulu," baru beranjak dari sofa yang didudukinya Zafran merasakan tangannya di pegang tangan lembut.

"Tunggu. Kamu udah makan?" dari bawah Berlian lihat lelaki sedikit terkejut akan tindakannya yang langsung memegang tangan Zafran.

"U-udah," gugup menyerang. Zafran mengalihkannya dengan batuk ringan atas gagapnya dia berbicara. Kenapa sekali melihat wajah Berlian kejadian tadi seolah kembali melintas?

Melepas pegangan Berlian lalu menunduk lesu. "Kamu jarang makan malam di apartemen ya?"

"Hah?"

Dengan bingung Zafran menggaruk telinganya yang tak gatal.

"Oh itu. Kebiasaan waktu sendiri sih. Sebelum ke apartemen gue pasti ke restoran dulu buat makan malam. Ke bawa sampai sekarang kayaknya,"

"Ya udah kamu tidur duluan. Aku mau beberes dulu di dapur," tak menunggu jawaban suaminya Berlian segera melesat pergi. Melihat makanan yang sudah tersaji tapi tidak ada yang makan Berlian memutuskan untuk memakannya saja. Sehabis berenang tadi dirinya sempat masak. Siapa tau Zafran belum makan.

Dari minggu lalu juga begitu. Tapi Zafran selalu lupa bahwa sekarang dirinya memiliki istri. Kadang makan malam di apart kadang udah makan malam duluan. Bahkan seringnya masakan Berlian dipanaskan lagi paginya.

Dengan tenang Berlian makan malam seorang diri. Sepuluh menit berlalu dirinya kedatangan lagi suaminya.

"Mau apa?"

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang