Chapter 13

432 126 31
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, semua yang ada didalam cerita ini hanya karangan dari penulis saja.

🤍🤍🤍

Lara tidak bisa mengatakan jika ia baik-baik saja pagi keesokan harinya. Ia sudah memutuskan untuk tidur di rumah Selma nanti, dan tidak akan pernah menginjakkan kakinya di rumah ayahnya lagi. Tapi Lara mulai ragu ketika mendapati ayahnya di meja makan keesokan paginya. Rumah mereka terlihat sepi dan bersih, dan ada beberapa makanan yang tersaji diatas meja.

Sandwich, pancake, dan waffle. Dean Hazel terlihat sarapan dengan tenang, dan menoleh sedikit ketika mendengar pintu kamar Lara terbuka.

"Makanlah." Kata Dean.

Lara terlihat bimbang, sebab tidak biasanya ayahnya itu bertindak demikian.

"Mungkin ini kali terakhir kita makan bersama Lara."

Perkataan Dean sontak membuat Lara tersentak, dan melangkah kan kakinya untuk mendekat.

Makan bersama terakhir kalinya?

Sejak Lara lahir mungkin mereka memang tidak pernah makan bersama. Bahkan saat ibu Lara ada disana bersama mereka. Tapi apapun yang ayahnya lakukan, Lara tetap menuruti perintah Dean, duduk di depan pria itu dan mulai mengambil makanan yang telah Dean sajikan.

Lara menepis pikiran buruk jika Dean hendak mencelakainya. Meski terlihat tidak peduli, Lara yakin jika ayahnya itu amat sangat menyayangi Lara.

"Ibumulah yang memberikan nama Lara padamu." Kara Dean tiba-tiba. "Apa kau tahu artinya?"

Ibu Lara mungkin pernah memberitahu Lara tentang hal itu saat Lara masih kecil, tapi sudah pasti Lara lupa.

"Lara dalam bahasa Yunani artinya menyenangkan. Dalam bahasa Rusia Lara berarti riang gembira. Tapi dalam bahasa Latin, Lara artinya penuh dengan kesedihan. Aku tidak tahu yang mana arti Lara yang sebenarnya dari pemikiran ibumu. Ibumu sendiri orang yang paling sulit ditebak pikirannya. Cerdas dan keras kepala. Merasa bahwa apa yang ia lakukan selalu benar, dan pertengkaran pertama kali membuat ku berpikir jika aku tidak bisa merubahnya. Karena itulah aku mulai mencari masalah dengannya. Berselingkuh dan membuatnya marah besar, hingga ia meninggalkanmu dan aku."

"Maaf Lara. Tapi menurutku dia bukan ibu yang baik untukmu. Aku sendiri juga bukan ayah yang baik. Tapi aku senang melihatmu tumbuh seperti sekarang. Kuat dan tegar."

Lara tidak mengerti apa yang telah merasuki ayahnya hingga berkata panjang lebar seperti itu padanya. Lara juga tidak bisa menanggapi maksud Dean, dan ia hanya diam saja mendengarkan curahan hati ayahnya yang mungkin selama ini sengaja ia pendam.

"Meski wajahmu hampir mirip dengan ibumu, tapi sifatmu berbeda dengannya Lara."

Dean berdiri, menandakan bahwa ia telah selesai menikmati sarapannya. Ia melirik tas bepergian Lara yang tergeletak didekat pintu kamar. Dean yakin Lara telah mengemas pakaiannya, dan berencana untuk tidak pulang nanti malam.

"Keluarga Monroe sangat baik. Aku senang mereka bisa menjagamu."

Setelah bicara seperti itu Dean pun pergi tanpa menoleh lagi pada Lara. Meninggalkan Lara yang kini meraih sandwich buatan ayahnya.

Sandwich buatan Dean tidak terlalu enak, tapi Lara menghabiskannya tak bersisa.

🤍🤍🤍

"Dia anak orang paling kaya di kota ini, dia pasti membeli nilai itu dengan uang yang sangat banyak."

Selama beberapa hari berita tentang Aaron yang mendapat nilai sempurna dalam semua mata ujian masih menjadi topik pembicaraan paling hangat. Sembilan puluh sembilan persen penghuni sekolah tidak percaya jika Aaron sepintar itu. Mereka yakin jika Aaron melakukan penipuan nilai.

INTERLUDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang