Chapter 4

588 162 55
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, semua yang ada didalam cerita ini hanya karangan dari penulis saja.

🤍🤍🤍

Lara benar-benar kehabisan akal untuk menghadapi tingkah Aaron. Laki-laki itu tidak jahil dan tidak banyak bertingkah, ia hanya menatap wajah Lara saja, tapi hal itulah yang membuat Lara tidak nyaman.

Memberi penjelasan materi pun hanya dibalas dengan tatapan lembut beserta senyum kotaknya, disuruh pun Aaron malah semakin melebarkan senyum dan menantangnya.

Jujur ini pertama kalinya Lara dihadapkan dengan orang seperti Aaron, penggemar-penggemar Lara dulu selalu menunduk malu dan takut ketika Lara menatap dingin pada mereka.

Tapi Aaron tidak. Laki-laki itu justru berbalik menantangnya.

"Kalau kau memang menyukai ku, harusnya kau membuat semua ini menjadi mudah." Kata Lara memecah keheningan.

"Tak perlu khawatir Lara cantik. Semua akan terjawab saat ujian sekolah dua minggu lagi. Lebih baik sekarang kita bersantai-santai saja dulu, karena kau belum mau berkencan denganku, jadi biarkan aku melihat wajah mu saja."

"Apa kau tidak bosan melihat wajahku? Sejak kemarin kau terus melihatnya."

"Tidak." Jawab Aaron dengan lembut. "Aku tidak akan pernah bosan."

Lara menghela nafas dan menyandarkan punggungnya. Dia sudah mati rasa dengan semua rayuan seperti yang baru saja Aaron lontarkan, dan ia kembali memasang wajah dingin untuk membalas kelakuan laki-laki di depannya ini. Karena menurut Lara, meladeni Aaron hanya buang-buang tenaga saja.

"Kenapa aku baru tahu kalau ada gadis secantik kamu di sekolah ini." Gumam Aaron tapi tak Lara pedulikan sama sekali.

"Seandainya kita menikah, anak-anak kita pasti akan sangat tampan dan cantik nanti. Mereka juga akan sangat cerdas, mengingat ibunya sangat pintar."

Lara melirik malas pada Aaron dan berkata, "Kita tidak akan menikah Mr. Kingston."

Lagi-lagi Aaron melakukan hal itu, tersenyum lebar menanggapi perkataannya.

"Kita pasti akan menikah sayang. Dan akulah yang nantinya akan menjadi ayah dari anak-anak mu."

Lara hanya mendengus, tak meladeni lagi ucapan Aaron, karena hal itu hanya akan membuat tekanan darahnya naik. Ini hari kedua Lara menemani Aaron belajar, dan seperti hari kemarin, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain saling diam. Semua karena Aaron tidak berhenti menatapnya.

Jika terus seperti ini, Lara mungkin akan menyerahkan pengajaran Aaron kembali pada Mrs. Glass.

"Ku rasa besok kau harus belajar dengan Mrs. Glass."

"Tidak. Jangan." Seru Aaron dengan segera.

"Aku masih ingin bersama mu."

"Kalau begitu belajarlah dengan sungguh-sungguh. Aku tidak punya waktu untuk meladeni perasaanmu."

Aaron meraih buku dan alat tulisnya, ia tersenyum malu-malu pada Lara, "Kalau begitu boleh aku mengantarmu pulang nanti?"

"Tidak. Jika kau tidak serius belajar, lebih baik kita pulang. Besok dan seterusnya biar Mrs. Glass yang mengajarimu."

Aaron mengerucutkan bibirnya sambil mengerjakan contoh soal yang sebelumnya Lara berikan.

"Galak sekali." Gerutunya. "Tapi aku suka. Semakin galak semakin cantik."

Lara hanya menghela nafas panjang mendengar hal itu. Ia rasa semakin lama Aaron semakin gila.

🤍🤍🤍

INTERLUDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang