Chapter 11

478 131 19
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, semua yang ada didalam cerita ini hanya karangan dari penulis saja.

🤍🤍🤍

Sebagai gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang tinggal di Amerika, menjaga kehormatan diri tentulah hal yang sangat sulit. Jika ada yang tahu bahwa Lara dan Selma masih perawan diusia delapan belas tahun, sudah pasti mereka akan diejek dan ditertawakan.

Senjata andalan Selma untuk mengusir para laki-laki tidak tahu diri yang ingin mengajaknya berhubungan badan adalah kalimat sarkas, atau mungkin kehadiran Santana. Cukup bilang bahwa dia punya kakak laki-laki galak yang ingin bertemu, membuat para laki-laki muda itu mundur dengan sendirinya.

Beda lagi dengan Lara. Tumbuh menjadi gadis pendiam membuat Lara punya aura intimidasi tersendiri, belum lagi tatapan tajam yang selalu ia miliki. Perlu seratus kali bagi para laki-laki muda berpikir untuk mendekati Lara. Dan mereka bisa mundur teratur saat Lara menolaknya dengan halus melalui tatapannya yang mematikan.

Hal itu biasanya sudah cukup membuat Lara dijauhi oleh lawan jenisnya. Tapi tidak dengan Aaron Kingston. Kehadiran dan keberanian Aaron yang pantang menyerah dalam mendekatinya membuat Lara mulai tergoda untuk menyerahkan semua yang selama ini telah ia jaga.

Demi Tuhan Aaron Kingston adalah paket lengkap yang tidak mungkin datang dua kali dalam hidup Lara. Lara pasti akan menyesal seumur hidup jika sampai melewatkan laki-laki macam Aaron.

Tapi disisi lain Lara juga tidak mau nasibnya sama dengan ibunya dulu. Hamil di luar nikah, menikah dan berakhir diselingkuhi hingga menjadi selingkuhan orang lain. Lara tidak sebodoh itu.

Tapi lagi-lagi ada saja cara iblis menggoyahkan keyakinannya. Pil pencegah kehamilan yang Patricia beri untuknya.

Patricia adalah teman sekelas Lara dan Selma yang suka mengumbar hubungan asmaranya, terutama dalam masalah ranjang. Mendengar Aaron Kingston mendekati Lara membuat Patricia membagi pil pencegah kehamilan yang selalu ia miliki pada gadis paling pintar disekolah mereka tersebut.

Patricia juga tersenyum senang dan menggoda Lara, karena kapan lagi ada laki-laki yang tergila-gila pada Lara macam Aaron Kingston.

"Aku peringatkan padamu Lara, kau akan menyesal telah menolak Aaron Kingston. Terima saja ajakan kencannya. Mr. Kingston itu paket lengkap, tampan dan kaya raya. Hidup mu akan terjamin tujuh turunan." Kata Patricia.

"Menerima ajakan kencan Aaron Kingston bukan berarti akan menikah dengannya juga, Pat." Balas Lara.

"Tapi baru kali ini aku melihat seorang Kingston mengejar-ngejar perempuan. Kau satu diantara satu juta perempuan Lara. Terima saja dia, kalau bisa cicipi juga dia diatas tempat tidur."

Untuk kalimat terakhir Patricia ucapkan dengan nada berbisik, tak lupa disertai senyum kecilnya.

"Kapan lagi kau bisa tidur dengan pewaris terkaya di kota ini. Berpikirlah yang realistis Lara, kita akan lulus sekolah tapi belum pernah sekalipun kau pergi kencan. Sekarang kau punya kesempatan untuk merasakannya bersama orang yang luar biasa, tapi kau malah menolaknya. Jangan sia-siakan gelar gadis pintar yang selalu kau sandang itu. Berkencan lah dengan Mr. Kingston."

Lara diam saja memikirkan semua perkataan Patricia yang mulai mempengaruhinya.

"Kalau kau takut hamil aku punya pil nya."

Patricia berbalik mengambil pil dari dalam tasnya dan memberikannya pada Lara.

"Kau gila. Berkencan belum tentu aku tidur dengannya." Desis Lara kesal.

"Oh ayolah jangan menjadi gadis munafik. Berkencan, berciuman, dan bercinta adalah satu paket lengkap yang tidak bisa dipisahkan Lara. Sudah ku katakan jangan jadi bodoh, ini Aaron Kingston. Kau akan menyesal jika menyia-nyiakan kesempatan ini."

INTERLUDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang