Chapter 8

403 124 26
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, semua yang ada didalam cerita ini hanya karangan dari penulis saja.

🤍🤍🤍

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Ryan pada kedua temannya yang sedang berdiri di dekat gerbang sekolah.

Baik Aaron maupun Liam sedang melihat beberapa siswa yang baru datang, sehingga tidak terlalu memperhatikan sosok Ryan.

"Dan kau King.... Tumben sekali kau datang sepagi ini." Tambah Ryan heran melihat pewaris Kingston tersebut sudah ada disekolah lebih pagi darinya.

Biasanya Aaron akan datang lima menit sebelum bel masuk berbunyi, tapi hari ini Aaron bahkan berangkat lebih pagi darinya.

"Apalagi alasannya kalau bukan Lara." Jawab Liam. "Lara siswa teladan disekolah kita, tidak mungkin dia mau bersanding dengan siswa termalas disini."

"Aku tidak malas." Kilah Aaron.

"Lalu apa yang kau lakukan selama ini jika bukan malas?" Tanya Liam.

"Tidak ada semangat saja."

Ryan mengerutkan kening bingung mendengar hal itu, "Apa bedanya sih malas dan tidak semangat?"

Belum sempat ada yang menanggapi hal itu sebuah sedan hitam yang baru datang menarik perhatian mereka.

Mobil tersebut bukanlah salah satu mobil mewah maupun sporty, hanya mengkilap bersih saja. Dan lagi ternyata di dalam mobil itu ada Lara dan juga Selma, karena inilah tiga serangkai Aaron, Liam, dan Ryan yang langsung terdiam kaku ditempat mereka berdiri. Sebab ini pertama kalinya mereka melihat Lara dan Selma berangkat dengan mobil ini.

Karena tiga sahabat tadi berdiri di sisi kiri, mereka melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil tersebut. Bukan pria paruh baya yang mereka tebak sebagai ayah Selma maupun Lara, melainkan seorang pria tampan yang berusia pertengahan dua puluhan.

"Nanti aku jemput?"

Sayup-sayup dan cukup jelas, tiga sahabat Aaron, Liam, dan Ryan bisa mendengar percakapan itu. Selma dan si pengemudi, Lara memilih menjauh dalam diam melirik keberadaan Aaron tanpa menyapanya.

Dan terdengarlah jawaban Selma, "Tidak perlu. Kami tidak tahu akan pulang jam berapa."

"Kalau begitu hubungi aku kalau sudah mau pulang, biar aku jemput. Dua gadis cantik tidak boleh berjalan kaki sendiri." Balas si pria.

"Siap." Sahut Selma dengan bersemangat.

"Hati-hati. Semangat belajarnya honey. Daah Lara."

Pria itu melambai begitu juga dengan Selma dan Lara. Tapi ternyata hal tersebut tidak sampai disitu saja, sang pria memberikan flying kiss nya yang dibalas oleh Selma tanpa malu-malu.

Barulah mobil hitam tadi berlalu, serta Lara dan Selma yang berbalik untuk masuk ke dalam sekolah. Tidak lupa mereka menyapa kelompok Aaron sebentar, Selma lah disini yang melempar senyum, sedang Lara pura-pura tidak melihat mereka, terutama Aaron.

Dan biasanya Liam akan membalas sapaan Selma tersebut dengan pandangan memuja dan semangat tinggi. Tapi kali ini Liam hanya diam saja, bahkan hingga Lara dan Selma sudah menjauh. Ryan pun menoleh dan mendapati sahabatnya yang tampan itu sedang terpaku kaku, dengan pandangan nelangsa.

Sepertinya Ryan tahu apa yang membuat Liam bertingkah seperti ini.

"Kraaak.... Krataak...." Serunya dengan pelan menarik perhatian Aaron.

"Apa kau dengar suara itu King? Seperti ada yang patah." Kata Ryan lalu membungkuk dan mendekatkan telinganya pada dada Liam.

"Ah ternyata Liam yang sedang patah hati."

INTERLUDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang