"Sebentar sayang, papah ambil uang dulu untuk bayar es krimmu" Ucap Renjun dengan menggendong tubuh kecil Chenle menggunakan sebelah tangannya yang ia gunakan juga untuk memegang satu cup es krim, sementara tangan lainnya sibuk merogoh tas untuk mencari dompet kecilnya.
Namun Chenle tak mau diam dan terus merengek didalam gendongan sang papah. Entah apa yang diinginkan anak itu, padahal kini es krim yang diingankan si kecil beberapa waktu lalu sudah berada ditangannya. Seolah lupa, es krim tak bersalah itu terlihat tak menarik lagi dimata si kecil.
"Terima kasih" Ucap Renjun setelah berhasil menemukan uang dan membayar harga es krim berperisa vanila itu.
Renjun segera berbalik, dan berniat kembali melanjutkan perjalanannya untuk menuju supermarket. Namun lagi, rengekan si kecil kembali terdengar membuat Renjun mendesis pelan.
"Ayah No.. ayah No.." Rengek Chenle berusaha melepaskan diri dari gendongan Renjun. Membuat si manis harus mengerahkan tenaga ekstra agar si kecil tetap berada didalam gendongannya.
Apalagi setelah mendengar alasan si kecil ingin turun, membuat netra serupa rubah miliknya mengedar ke seluruh penjuru supermarket untuk menemukan sosok yang Chenle maksud.
Dan benar saja, di ujung rak barisan ke tiga, bisa Renjun lihat sosok mantan suaminya berada disana bersama wanita cantik yang Renjun kenal sebagai istri dari Jeno.
Ibu sambung Chenle tentunya. Walaupun sampai saat ini, Chenle belum sekalipun bertemu dengan ibu sambungnya itu dikarenakan Jeno yang selalu menemui Chenle seorang diri.
Renjun sedikit bersyukur dengan cara Jeno yang tetap meluangkan waktunya untuk putra semata wayang mereka seorang diri, tanpa istri barunya tentu saja.
Entahlah, bukan tak rela jika ada orang lain yang akan dipanggil dengan sebutan ibu oleh malaikat kecilnya itu, Renjun hanya belum siap jika Chenle akan merasa kecewa dengan hadirnya orang baru yang menyebut dirinya sebagai ibu sambung untuknya.
Walaupun secara tak sadar, Renjun bahkan telah membawa sosok asing ke kehidupan mereka dengan panggilan 'Daddy' yang telah tersemat sejak satu tahun terakhir untuk sosok itu, Jung Jaehyun.
"Nanti ya, kita ketemu ayah Jenonya? Ayah Jeno tidak bisa menemuimu sekarang, sayang" Ucap Renjun berusaha menenangkan, namun tangis Chenle semakin menjadi dan membuat sedikit keributan disana. Renjun harus menunduk berkali-kali untuk meminta maaf karena telah mengganggu para pengunjung lainnya.
"Ssttt.. kita pulang ya. Setelah itu minta ayah Jeno buat main sama Lele" Renjun berjalan menuju pintu keluar, namun sialnya entah sejak kapan Jeno dan sang istri yang kini tengah mendorong troli belanjaan sudah berdiri tepat dihadapan mereka, menghalangi akses jalan untuk Renjun.
"Ayah!! Ayah!!" Panggil Chenle bersemangat. Merentangkan kedua tangannya, meminta sang ayah untuk membawanya kedalam gendongannya.
Jeno masih terpaku ditempatnya, bingung apa yang harus ia lakukan. Terlebih saat ini, Yeji, sang istri sudah menatap tak suka kearah Renjun dan Chenle.
"Sayang, ayo kita bayar. Setelah ini kau masih ada meeting penting" Yeji segera mengamit lengan kekar Jeno dan menariknya pergi. Tak ada penolakan dari lelaki Lee itu, membuat tangis kecewa kembali terdengar dari si kecil.
"AYAHHH!! PAPA.. AYO KE AYAHH.."
Renjun menetralkan perasaan kalutnya. Perasaan kecewa terhadap sikap sang mantan suaminya yang terlihat tak peduli pada putra mereka yang kini tengah meraung ingin digendong olehnya. Renjun tahu, Jeno melakukan hal itu karena ada Yeji disana. Tapi tak bisakah, Jeno mengatakan sepatah dua kata untuk menenangkan Chenle sebelum pergi meninggalkan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER CHANCE [JAEREN ft. NOREN]
Fanfiction[END] Hanya kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka untuk merubah atau mempertahankan cerita yang sudah ada. JAEREN ft. NOREN BXB MPREG