WARNING!!
BXB
MPREG
MISSGENDERING
HOMOPOBIC?! OUT!
•
•
•
•
•
•~Happy Reading~
•••
Langkah kakinya memelan saat memasuki area ruang tengah di kediaman sederhana miliknya. Tempat yang sudah dijadikannya rumah sejak dua tahun lalu untuk dirinya kembali setiap malam setelah lelah dengan setumpuk kertas di kantor itu kini dalam keadaan setengah gelap. Mungkin lampu diruangan itu sudah saatnya diganti. Dan jika ada waktu luang, akan ia ganti agar tak menganggu aktifitas keluarga kecilnya ditengah malam.
Namun bukan itu yang kini menjadi fokusnya. Beberapa mainan juga peralatan rumah tangga yang berserakan memenuhi lantai membuat rasa lelahnya semakin bertambah. Diurutnya kening yang sudah tertutup oleh poni rambutnya, seraya menghela nafas berat.
Putra pertamanya yang kini baru menginjak usia satu tahun dan masih aktif-aktifnya dalam menjelajah hal baru pasti dalang dibalik kekacauan ini. Namun ia tak mungkin bisa menyalahkan sang putra, mengingat putranya kini yang masih terlalu kecil dan belum sepenuhnya mengerti tentang kebersihan.
Jika ingin menyalahkan, tentu saja akan ia layangkan kepada suami mungilnya. Renjun, yang sehari-hari hanya direpotkan oleh masalah rumah tangga dan sang anak, juga kegiatan kuliahnya di semester akhir, seharusnya bisa mengurus rumah jauh lebih baik lagi. Setidaknya saat dirinya kembali keadaan rumah terlihat rapih, walaupun dalam beberapa menit sang putra akan kembali mengacau.
"Kau sudah pulang?" Satu suara dari arah kamar membuat Lelaki itu menglihkan atensinya kearah sumber suara. Renjun, dengan tangannya yang sibuk mengancingkan baju teratasnya berjalan mendekat kearah sang suami.
Mengambil alih tas juga jas milik sang suami untuk diletakkan di sofa ruang tengah.
"Aku tak memasak. Kita pesan makanan dari luar saja, ya?" Ucap Renjun.
Mengikuti sang suami yang kini berjalan kearah dapur untuk mengambil air minum. Lelaki dominan itu segera menenggak air putih yang baru diambilnya dari lemari pendingin.
"Kau tak memasak, dan keadaan rumah kacau seperti itu?" Ucap si kepala rumah tangga seraya melirik kearah kekacauan yang ada diruang tengah.
Renjun menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tersenyum kikuk. Bukan karena dirinya malas atau tak mau mengurus pekerjaan rumah, malah si mungil berencana akan membereskan semua kekacauan yang disebabkan oleh putra mereka, setelah berhasil menidurkan sang putra yang sejak siang rewel. Namun ternyata sang suami kembali lebih cepat dari biasanya dan melihat semua kekacauan ini.
"Chenle sangat rewel, dan aku berencana membereskan semuanya setelah menidurkan dia" Jelas Renjun berharap sang suami mau menerima alasan itu.
Lelaki dominan itu menghela nafas kasar sekali lagi, setelahnya lebih memilih untuk beranjak menuju kamar mandi, menghindari percakapan yang bisa saja berakhir menjadi pertengkaran. Mandi adalah langkah terbaik, berharap emosi juga rasa lelahnya akan ikut mengalir bersamaan dengan air bekas mandinya.
Renjun menatap punggung lebar sang suami, rasa bersalah tentu saja menghinggapi perasaannya, karena merasa belum sepenuhnya bisa menjadi suami yang baik untuk dominan itu.
"Maaf, Jeno" Lirihnya walaupun tak akan bisa tersampaikan langsung kepada yang bersangkutan, karena lelaki itu yang kini sudah menghilang dibalik pintu kamar mereka.
***
Pagi buta. Jika kebanyakan orang akan lebih memilih untuk tetap bergelung dibalik selimut dan memulai semua aktifitasnya sedikit lebih siang, namun tidak untuk pemuda cantik yang kehidupannya sudah berubah semenjak dua tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER CHANCE [JAEREN ft. NOREN]
Fanfic[END] Hanya kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka untuk merubah atau mempertahankan cerita yang sudah ada. JAEREN ft. NOREN BXB MPREG