7.

600 70 3
                                    

"Fokus"

"Powernya!!"

Suara dari pelatih terus mengintruksi, membuat semuanya jadi memfokuskan dirinya masing-masing.

Tour konser yang semakin dekat, membuat latihan jadi semakin padat, latihan sudah berlangsung empat jam lamanya tapi belum ada tanda-tanda akan selesai.

Sore ini semua melakukan kesalahan secara imbang dan bergantian, gerakan yang sulit seirama, ada saja yang salah, ada saja yang lupa. Tapi dari semua teman kerjanya, dia lah yang paling sering salah.

Ntah kenapa sore ini dia merasa terbebani, akan keputusan yang dia ambil sendiri.

Sebelum latihan, sesuai jadwal dia memang bertemu dengan mba Inka untuk membahas project drama, dia menyetujuinya, pada akhirnya dia ingin mencoba juga. Tapi setelah melihat tatapan mata mba Inka yang sangat berharap padanya dia malah merasaa terbebani, dia takut mengecewakan mba Inka dan tentu penggemarnya.

"Tzuyu!!"

"Sory ka.."
Dia membungkukan tubuhnya, meminta maaf pada teman tertuanya karna dia salah lagi.

Wajah Nayeon sudah sangat lelah, semua juga capek, karna dia yang terus melakukan kesalahan, latihan kembali ke awal begitu seterusnya sampai semua benar.

Akhirnya latihan diistirahatkan, Tzuyu sedang membujuk Nayeon agar dia dapat permintaan maaf.

Tzuyu menyusul Nayeon, ikut duduk dihadapannya.

"Kenapa sih kamu ga fokus bgt. " Kata Nayeon dengan wajah sinisnya. Tapi setelah melihat wajah Tzuyu yang terlihat lelah, dia jadi iba juga. Nayeon memang selalu kalah jika harus berhadapan dengan Tzuyu.

Menjadi paling tua diantara teman-temannya, rasanya Nayeon selalu punya tanggung jawab yang harus dia pegang. Apalagi itu menyakut Tzuyu, adik paling kecilnya.

Mau setua apapun Tzuyu, mungkin Nayeon tetap akan menganggap kalau Tzuyu masih kecil dan harus dia jaga.

"Udah makan belum?"

"Udah."

Nayeon menempelkan punggung tangannya pada kening Tzuyu kemudian kedua pipi Tzuyu, wajahnya sangat tersirat rasa khawatir. "Sakit?"

"Engga." Tzuyu menggeleng, menurunkan tangan Nayeon, perlakuan berlebihan Nayeon kadang membuat Tzuyu malu. Apalagi jika harus berhadapan dengan Chaeyoung, memiliki umur yang sama tapi Tzuyu selalu mendapat perlakuan yang berbeda. Teman sekaligus kaka nya ini sangat posesif pada Tzuyu.

Suara botol air mineral dingin yang terbuka, Nayeon sodorkan pada Tzuyu.
"Nih minum dulu."

Tzuyu menerimanya, meminumnya beberapa kali, kemudian dia berikan lagi pada Nayeon, dan Nayeon akan meminunya setelah Tzuyu.

Sana memandang dari jauh, tersenyum miring melihatnya, dari semua teman yang dekat dengan Tzuyu, Sana selalu tidak suka saat Nayeon dekat dengan Tzuyu. Menurutnya Nayeon punya tempat tersendiri dihati Tzuyu, begitu juga Tzuyu dihati Nayeon.

Nayeon selalu memanjakan Tzuyu, sekalipun dia sedang marah dengan Tzuyu lihat saja sekarang dia malah sibuk memberikan kipas kecilnya, di arahkan pada Tzuyu.

Sana memilih memutar tubuhnya tak ingin lagi memandang Nayeon dan Tzuyu. Tapi suara percakapan antara Nayeon dan Tzuyu masih bisa dia dengar dengan jelas.

"Beneran kamu gapapa?"

"Gapapa ka.. "

"Nanti malem tidur ditempat aku ya?"

Sana putar lagi tubuhnya, kini pandangannya begitu tajam mengarah pada Tzuyu, Tzuyu yang tak melupakan kalau ada Sana di ruangan ini langsung mencari sosok Sana dan benar saja Sana sudah terlihat sangat marah.

REWIND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang