Jihyo baru saja memberi kabar kalau Sana mendapatkan serangan oleh seorang penggemar di bandara. Jantungnya jadi berdegub kencang, sampai sekarang Sana juga tidak menjawab semua panggilannya.
Dia bersyukur meeting Reading ini selesai, semua orang masih didalam ruangan, dia pamit sekenanya berlalu pergi keluar. Mba Inka yang memanggil namanya pun tak dia dengar.
Dia terus menelpon Sana, tapi panggilannya benar-benar tidak mendapat jawban dari Sana, tapi akhirnya dia sedikit bernafas lega karna panggilannya pada managernya mendapat jawaban.
"Hallo Mas." Kata Tzuyu dia masih berdiri menunggu lift yang terbuka.
Seolah mengerti Mas Yongjin dibalik telpon langsung tau apa maksud Tzuyu menelponnya. "Sana tidur Tzu, baik-baik aja kok. Ini bentar lagi juga sampe kantor."
Nafasnya benar-benar jadi teratur, walau tidak sepenuhnya lega karna belum melihat sosok Sana, setidaknya dia tau kalau Sana baik-baik saja. "Tunggu dibasemant aja Mas. Sana gausah keluar."
"Oke beres."
Bersamaan dengan telpon yang mati, akhirnya pintu lift terbuka, tapi saat lift belum sepenuhnya tertutup, Yanan masuk menyusulnya.
Dia tidak peduli akan kehadiran Yanan sekarang, yang ada dalam pikirannya dia hanya ingin segera bertemu Sana. Persetan dengan segala kontrak yang dia setujui, dia tidak peduli.
"Tzu.."
Tzuyu jadi menurunkan handphonenya, menoleh pada Yanan.
"Mau pulang bareng?"
"Aku bawa mobil, Ka."
Yanan memang memiliki umur diatasnya, walau dulu dia selalu memanggilnya dengan nama, dia rasa sekarang dia ingin membentengi hatinya sendiri dengan panggilan kaka untuk Yanan.
Dari raut wajahnya, Yanan sedikit terkejut akan panggilan itu. "Besok boleh ga aku liat kamu syuting?"
"Syuting?" Tzuyu malah balik bertanya, berpura-pura bodoh.
"Kata mba Inka besok kalian ada syuting buat konten Youtube."
Dia cukup kesal karna Mba Inka memberitahu jadwalnya pada Yanan. "Ohh Iya, terserah kamu aja."
"Oke, mau dijemput atau ketemu ditempat?"
"Aku selalu berangkat bareng sama yang lain."
"Ohh" Dari suara Yanan tersirat rasa kecewa karna Tzuyu yang terlihat sangat cuek. "berarti ketemu ditempat ya." Kata Yanan lagi.
Pintu lift terbuka, kini mereka berdua sudah ada dibasemant. Tzuyu baru saja ingin melangkah lagi karna matanya sudah menangkap mobil Mas Yongjin. Tapi genggaman tangan Yanan pada pergelangan tangannya membuatnya jadi menghentikan langkahnya.
"Kenapa?"
Tanpa dia duga, Yanan memeluknya walau sebentar dia cukup terkejut. "Hati-hati."
Dia hanya mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan Yanan.
Mas Yongjin keluar dari mobil memberikan kunci pada Tzuyu. Sambil memberi tahu kalau supir sudah pulang, meminta Tzuyu untuk membawa mobilnya saja.
Karna ini mobil milik kantor Tzuyu iyakan saja toh besok juga dia akan kembali kekantor.
Baru saja dia ingin membuka pintu penumpang agar Sana keluar, tapi Sana sudah membuka pintu itu sendiri dan berpindah ke kursi depan.
Wajah Sana terlihat kesal. Mas Yongjin pamit untuk pulang, Tzuyu juga masuk kedalam mobil, dia lirik Sana dari kaca mobil.
Sana diam saja wajahnya juga ditekuk.