Mereka berdua saling berhadapan dengan Sana yang sedang memasangkan kancing kemeja Tzuyu, tangannya berhenti, dia dongakan kepalanya untuk melihat Tzuyu. "Kamu yakin Mama cuma ngajakin aku?
Tzuyu mengangguk, ibunya berada disini, dia datang sendiri tidak dengan Ayahnya. Ayahnya tak punya cukup banyak waktu. Semalam tak sempat bertemu karna terlalu ramai penggemar. Mama nya mengajak nya makan siang, dan mengatakan ingin bertemu Sana juga.
Sebenarnya baik Tzuyu ataupun sana tak pernah secara terang-terangan mengatakan pada kedua orang tua mereka kalau mereka memiliki hubungan yang berbeda dengan teman lainnya. Dan sebenarnya Tzuyu juga bertanya-tanya untuk apa Mama nya ingin bertemu Sana.
"Nayeon?"
"Jihyo?"
"Momo?"
Tzuyu membalasnya dengan tatapan lelah, dia melanjutkan sendiri mengancingkan kemejanya.
"Ya, aku mastiin aja." Kata Sana.
Tak memerlukan waktu yang lama, keduanya sudah siap untuk keluar, menunggu jemputan Mama Tzuyu, diloby hotel.
Walau Sana sudah beberapa kali bertemu dengan Ibu Tzuyu bahkan Ayahnya juga, tapi ntah kenapa hari ini rasanya berbeda, dia jadi sedikit nervous.
Untuk menghilangkan rasa gugup Sana, Tzuyu tak melepaskan genggaman tangan Sana, sampai mobil jemputan mereka datang, ternyata yang datang hanya supir, mama Tzuyu menunggu ditempat.
"Aku masih ngantuk."
Bukan Sana, tapi Tzuyu lah yang sekarang menjatuhkan kepalanya dibahu Sana, rasanya matanya pedih, dia dan tentu Sana juga baru tidur 3 jam saja.
"Yaudah tidur aja." Sana memberikan sentuhan pada kepala Tzuyu, membuat Tzuyu jadi memejamkan matanya.
Tak saling melepaskan kedua tangan, Sana jadi teringat, semalam tak ada obrolan yang berarti, Tzuyu juga masih menjawabnya dengan ambigu, dia jadi tak bisa mengatakan kalau dia dan Tzuyu sekarang sudah kembali menjalin hubungan.
Mungkin nanti dia akan tanyakan lagi, menegaskan lagi. Dan mungkin lebih menuntut jawaban yang pasti.
Sama-sama ketiduran, kini keduanya sudah membuka mata setelah setengah jam perjalanan.
Lengkap dengan topi dan masker, mereka tak berpenampilan menonjol di antara ramai nya restoran ini.
Setelah Tzuyu berbicara lewat telpon dengan Mama nya, kini mereka menuju resepsionis, mereka langsung diantarkan ke ruang VIP.
Betapa terkejutnya Sana, saat pintu terbuka bukan hanya Ibu Tzuyu yang berada di ruangan ini tapi kedua orang tuanya juga.
"Mama? Papa?"
Dengan kompak mereka juga langsung melepaskan genggaman tangan satu sama lain.
Kata Mama Sana "Surprise.."
Benar sih, Sana benar-benar terkejut.
Keduanya duduk bersebelahan masih saling lirik karna benar-benar bingung akan situasinya. Kalau memang harus makan bersama dengan orang tua rekan kerja yang lain, kenapa Chaeyoung, Nayeon, Jihyo tidak ada disini karna yang Sana tau orang tua mereka juga ada disini.
Pelayan restoran menghidangkan makanan pembuka, Tzuyu berusaha menetralkan ekspresinya, dia juga sama terkejutnya, pikirannya mulai bercabang akan kemungkinan yang akan terjadi kedepannya, dia belum siap. Takut Ibunya tau, lantas tak bisa seterbuka itu untuk menerima keadaanya.
Roti panggang dengan bawang putih dan olive oil khas Italia mulai mereka makan dengan pelan, keduanya tak membuka suara, kompak memfokuskan diri pada makanan dihadapan mereka, tapi rasanya semua orang kini memperhatikan tiap gerak-gerak mereka.