17.

414 46 3
                                    

Sana baru saja memberi kabar, kalau dia akan segera landing, Senyumnya jadi sedikit mengembang, Dia masukan lagi handphonenya, ditangannya sudah ada beberapa lembar kertas yang menjadi naskah untuk dramanya.

Hari ini proses Reading, mungkin akan berlangsung 3-4 jam. Beruntung Reading dilakukan di gedung kantornya, dia jadi tidak harus pergi jauh lagi, tubuhnya sudah sangat lelah, jam juga sudah menunjukan pukul delapan malam.

Ruangan yang biasa dipakai untuk meeting masih terlihat sepi, hanya ada dia yang menetap dan beberapa staff yang mondar-mandir.

Setelah membaca naskah dramanya, dia pikir dia tidak akan kesusahan, drama ini hanya cerita cinta yang ringan. Sudah sampai pada proses reading tapi dia belum tau siapa yang akan menjadi lawan mainnya.

Dia menguap beberpa kali, dia baru tidur 3 jam, badannya juga terasa remuk.
Tiba-tiba indra penciumnya mencium aroma caffein, dia menurunkan naskah drama yang menutupi matanya.

"Biar ga ngantuk."

Satu gelas coffe hangat sudah berada di hadapannya, dengan seorang laki-laki yang tersenyum padanya.

"Yanan?"

Yanan bukan sosok asing bagi Tzuyu, dia dan Yanan memiliki kedekatan yang cukup intens beberapa tahun yang lalu. Bahkan sempat liburan bersama, saat liburan tahun baru cina.

Tidak berpacaran. Hanya sempat dekat.

Sosok laki-laki yang memiliki tinggi 186 cm ini memang berdarah Cina, memiliki kulture yang hampir sama, dulu, dia dan Yanan memang sangat dekat.

Bahkan Sana pernah marah besar karna kedekatannya dengan Yanan. Kedekatan Tzuyu dan Yanan sempat tercium media pada tahun 2018 silam, tapi itu hanya rumor omong kosong karna pada nyatanya pada tahun itu, Tzuyu sedang menjalankan hubunganya dengan Sana.

Trus untuk apa kehadiran Yanan disini?

"Gimana kabarnya?"

Tzuyu masih tidak percaya akan bertemu dengan Yanan dikantornya sendiri, karna rumor yang besar pada saat itu, Tzuyu jadi menjaga jarak, selain karna tidak ingin Sana salah paham, nama grupnya dulu juga masih terlalu muda untuk mendapatkan rumor kencan. Sejak saat itu juga dia dan Yanan tidak pernah bertemu lagi. Dia menjawab sekenanya, matanya juga fokus pada naskah. "Baik"

"Udah lama ya ga ketemu." Kata Yanan yang sekarang duduk disebelah Tzuyu, membawa lembar naskah yang sama seperti Tzuyu.

Tidak bisa dibilang memiliki perasaan yang lebih untuk Yanan, tapi Tzuyu mengakui diantara banyak laki-laki yang mendekatinya, Yanan lah yang membuat nya merasa nyaman.

Tzuyu hanya mengiyakan ucapan Yanan dengan tidak jelas, dia masih terkejut, kalau memang benar Yanan yang akan menjadi lawan mainnya, itu tandanya Yanan juga lah yang akan menjadi kekasih settingannya.

Ditengah keruwetan pikiran Tzuyu, akhirnya beberapa orang masuk kedalam ruangan, ada Pak jae dan Mba Inka dan tentu ada manager dan beberapa staf dari Yanan.

Untuk pemain sendiri yang hadir hanya Tzuyu dan Yanan, karna selain proses reading, sebenarnya pertemuan ini lebih untuk pembahasan tentang hubungan Yanan dan Tzuyu kedepannya.

Melihat Yanan yang terus menoleh pada Tzuyu dengan senyumnya yang tak pernah hilang, Pak Jae yang duduk di hadapan mereka terlihat lega, mungkin dia berpikir tidak akan sulit untuk membangun chemistry antara Tzuyu dan Yanan.

Terlihat Pak hyunsik selaku produser untuk drama ini membuka beberapa surat penting. Dia yang duduk bersebrangan dengn Tzuyu, menatap Tzuyu.

"Semua udah tau kan kalau malam ini berita datting kalian bakal naik?" Katanya.

Tzuyu yang mendengar itu jadi menguatkan genggamannya pada lembar naskah, selama dia berkarir dia tidak pernah berpromosi dengan cara murahan seperti ini, Tzuyu tidak habis pikir dengan Pak Jae yang menyetujui sistem ini, selain permasalahnnya dengan Sana, Tzuyu yakin ini pasti ada hal lain yang membuat Pak Jae menyetujui hal ini.

"Tapi saya liat, Tzuyu belum tanda tangan disini ya."

Apakah itu tandanya Yanan menyetujui nya dengan mudah? Dia menoleh pada Yanan yang ikut menoleh pada nya, tatapan mereka bertemu sebelum Tzuyu putuskan karna mendengar Pak Jae menjawab ucapan Pak Hyunsik. "Oh iya betul Pak, itu karna Tzuyu baru saja sampai tadi sore."

"Oke langsung tanda tangan disini aja."

Pak Hyunsik menyerahkan beberapa lembar kertas untuk dia tanda tangani, dia hanya bisa menelan nafasnya sendiri,  dalam hatinya terus meminta maaf pada Sana, dia berharap Sana akan mengerti posisinya. Akhirnya dia sudah menandatangani, dengan ini dia menyetujui semua konsekuensinya, hubungannya dengan Sana juga dia gantungkan diselembar kertas yang bisa saja dia buang dengan mudah ke tong sampah.

"Untuk ngebangun chemistry, kalian harus sering jalan bareng, atau mungkin Yanan bisa nemenin Tzuyu manggung atau sebaliknya-" Pak Hyunsik terlihat menggantung bicaranya saat melihat wajah Tzuyu yang terlihat tidak nyaman.

"Ini untuk bangun chemistry kalian aja, proses reading kaya begini saya rasa ga akan cukup."





..
..
.




Dia menghirup udara yang sudah tidak dia hirup hampir seminggu. Akhirnya setelah 12 jam perjalanan dia sampai juga.

Dia menggeret kopernya, ada banyak penggemar yang menunggu kedatangan mereka.

Dia berjalan dibelakang Jihyo. "Aw!!" Dia berteriak, dari arah yang dia tidak ketahui ada penggemar yang mendorongnya, melontarkan kata-kata ancaman.

"Woi!!" Jihyo dan Jeongyeon yang berada di dekatnya langsung pasang badan,
Keadaan jadi tidak kondusif, dia langsung ditarik oleh mas Yongjin untuk keluar dari kerumunan.

Walau kini dia sudah masuk kedalam mobil dan aman dia masih bisa mendengar teriakan penggemar yang mengatakan kalau dia membawa pengaruh buruk untuk Tzuyu.

Dia tidak menyangka rumor hubunganya dengan Tzuyu benar-benar diperhatikan semua orang. Selain banyak yang menyukai rumor itu tentu tidak menutup kemungkinan banyak juga yang tidak suka. Tapi dia tidak menyangka kalau malam ini dia mendapatkan perlakuan seperti ini.

Mas Yongjin selaku manager yang sekarang berada disebelahnya jadi terlihat khawatir juga. "Gapapa kan Sha?"

Pandangannya masih memandang kerumunan diluar Sana, dia jadi pergi lebih dulu dibanding teman-temannya. "Heem"

"Mau pulang kemana?"

Sekarang mobil sudah melaju jauh dari bandara. Dia ikut menoleh pada managernya. "Kayanya aku turun dikantor aja mas, aku mau ambil barang yang ketinggalan."

Mas Yongjin jadi mangangkat sebelah alisnya. "Barang apa Tzuyu nih yang ketinggalan?"

Sana jadi tersenyum, dia bersyukur orang-orang terdekatnya selalu mendukung apapun yang menjadi keputusannya.

"Santai aja Sha, semua orang berhak kok milih jalan hidupnya. Gausah terlalu dipikirin, biarpun semua orang ngejudge hubungan lo sama Tzuyu, tapi gw rasa itu ga akan jadi masalah, kalau lo berdua sama-sama punya keyakinan yang kuat buat hubungan lo."

Sana tersenyum lagi menanggapi ucapan managernya. "Iya mas."

"Kata mba Inka sih Tzuyu juga udah kelar Reading. Gapapa kalau mau pulang ke tempat Tzuyu, tenang aja, nanti gw bilang ke Pak Jae lo pulang bareng Jihyo."

"Makasih ya mas."












































°°
See You^^

REWIND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang