E N J O Y Y O U R C H A P T E R
Aretha on mulmedAcha memundurkan langkahnya, ia mengerjap dan mencoba menahan Nathan agar tidak mendekat. "Jangan berani sentuh gue, brengsek!"
Nathan terkekeh, ia tersenyum miring kemudian terdiam. "Lo lupa?" pria itu menarik napas dalam dalam. "Lo lupa bahwa gue udah lebih dulu menikmati tubuh lo, malam itu," imbuhnya. "Apa yang udah di lakuin sama Brian? apa dia berhasil melindungi lo?"
Acha menahan sesak di dada, ia menatap langit langit kemudian beralih menatap Nathan. Napasnya memburu. "Apa sih, sayang, jangan ditahan nangisnya, dong," pria dengan kaca mata itu berjalan mendekat kearah Acha.
Gadis itu bersandar pada dinding. Kemudian seketika lututnya melemas. Menerima kenyataan sepahit ini, Acha belum siap.
"Gue tahu, Aretha suka sama Brian dari awal, dia memanipulasi lokasi lo, then, gue beraksi malam itu juga, sebelum Brian sadar kalau Acha nya hilang, gue udah kembali dengan kondisi puas, bahkan sangat puas." Nathan mengakhiri ucapannya dengan tawa sumbang.
"Mau mencoba untuk yang kedua kali?" tawar Nathan, ia tersenyum miring.
Acha menggeleng cepat, tangisnya pecah saat itu juga. Memori kelam beberapa hari yang lalu kembali berputar dalam benaknya. Ternyata pria brengsek ini yang berani menyentuh tubuhnya.
"Maaf, ya, Cha, sebenarnya gue nggak mau ngelewati batas, tapi lihat lo se berantakan itu malah bikin gue makin tergila gila, tenang, Cha, gue nggak ambil aset berharga lo, kok," Nathan menarik dagu Acha, secara kasar. "Lagian lo nggak berontak sama sekali, sih," lanjut pria itu.
Acha semakin menahan gejolak amarahnya, jika saja rasa traumatis itu tidak muncul, mungkin Nathan sudah dibuat babak belur oleh Acha. Namun, itu hanyalah angan belaka. Gadis itu tidak mampu. Ia terlalu lemah.
"Tau nggak gue kesini mau ngapain?" tanya Nathan, ia menurunkan tangannya. Jemarinya beralih pada kaki Acha, kemudian menerobos masuk menyentuh permukaan kulit paha gadis itu.
Gadis itu terlonjak, kemudian mencoba menghindar. Ia bergerak kesamping, tapi dengan cepat Nathan menahannya, pria itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan tubuh Acha.
"Mau nyelesaiin episode kita yang kemarin belum sampai puncak, Cha," lanjut Nathan.
Acha semakin melemas, pria satu ini benar benar gila.
"Otak lo pindah ke dengkul, ya?" lirih Acha. Jari tengahnya menempel pada wajah Nathan. "Jangan harap gue mau sama cowok brengsek kaya lo!"
Nathan membelalakkan matanya, ia tersenyum lebar, "Brengsek? Serius?" Ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, "Apa kabar Brian yang sekarang lagi kencan sama mantan nya?" Nathan mengarahkan layar ponsel pada Acha.
Gadis itu sekarang yang kehilangan akal. Brian selingkuh?
"Lo nggak tahu kan cewek ini siapa?" cecar Nathan. "Ayolah, baby girl, jangan mau di bohongi sama dia, mending sekarang kita lakuin hal yang lebih daripada mereka, ya, nggak?"
Acha menggeleng, "NGGAK! BRIAN NGGAK MUNGKIN SELINGKUH! LO PASTI YANG BOONGIN GUE!" napas Acha memburu, ia mencoba bangkit.
Nathan terkekeh, pria itu membenarkan posisi kaca matanya seraya mendongak. Menatap mata Acha yang dipenuhi rasa bimbang. "Apa lagi?" tantang Nathan.
"Cha, harus dengan cara apalagi sih gue dapetin lo?"
"Lo curang, lo curang dalam permainan!"
"Apa? Curang apa? Curang karena udah lebih dulu dapetin tubuh Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
22.19 [ON GOING]
Teen Fiction"Lo apain orang tua gue?!!!" "Gue ambil otaknya buat riset, kenapa? Mau marah?" "JADI KALIAN BENERAN ALIEN??" "Emang kalau gue bilang kita mafia, lo percaya?" Acha Stephanie, ketua BEM dari fakultas hukum itu terpaksa menjalani kehidupan yang sangat...