MANA BRIAN?

2 1 0
                                    

E N J O Y Y O U R C H A P T E R 

Aretha kebingungan sendiri, ia mencoba menyambungkan signal dengan Nathan namun pria itu tidak kunjung menerima panggilan Aretha.

Ia menekan tombol power pada layar, kemudian ricuhnya lobby kampus muncul dalam layar tersebut. Gadis itu bertopang, sepertinya ada yang salah. Ia menyadari, kemudian ia bangkit menuju sisi lain ruangan ini. Mencari sesuatu yang seharusnya masih tetap bertahan. Namun nihil.

"Sialan rekamannya bocor," umpat Aretha. Ia menggeser terus layar hologram di depannya, kemudian beralih menatap layar yang sedari tadi masih menampakkan suasana lobby. "Kalau gini caranya, gimana ada jalan keluar!" teriak Aretha frustasi.

Ia akhirnya duduk di sofa, menetralkan amarah kemudian mencoba menghubungi Nathan sekali lagi.

Akhirnya.

Sambungannya masuk.

"NATHAN!" teriak Aretha panik.

Nathan terdiam.

"FILE NYA ADA YANG BOCOR, MAAFIN GUE!"

Nathan terdiam

Tuttt!

Sambungan terputus, Aretha berdecak. Ia mengacak rambutnya frustasi, kenapa yang satu ini Aretha ceroboh.

'''

Nathan menatap gadis disampingnya yang tengah menatap jalanan dengan tatapan hampa. Air matanya tak berhenti mengucur.

"Cha," seru Nathan.

Acha menoleh, dan segera menghapus air matanya.

"Udah kabarin Brian?" tanya Nathan.

"Belum," jawab Acha, kepalanya menggeleng pelan.

Nathan manggut manggut, "Lo kabarin aja mending, mungkin dia ada jalan keluar."

"Lo bilang dia lagi berduaan sama Fei, mending gak usah daripada harus ganggu dia," jawab Acha.

Pria dengan kaca mata itu mengernyit, ia tidak mengerti jalan pikiran Acha. Tangan kiri Nathan bergerak terulur ke depan Acha. Hingga menyebabkan gadis itu terheran heran.

"Apaan?" tanya Acha, tidak mengerti.

Nathan berdecak, "Angkatin lengan gue, terus tekan pas di pergelangan, nanti lo bisa lihat Brian lagi apa."

Acha sedikit tidak yakin, perlahan ia mengangkat lengan kemeja Nathan. Setelah berhasil mengangkatnya hingga siku Acha meneka pelan titik yang sudah diperintahkan pria itu.

Layar hologram semburat di atasnya. Meski tidak terlalu besar, namun mampu membuat Acha sangat terkejut. "Ini teknologi apa," gumam Acha tidak percaya.

Nathan berdecak, "Cari nomor satu," titah Nathan, yang masih fokus menyetir.

Acha mengangguk, ia menggeser ke kanan. Ternyata tidak semengerikan yang ia pikir. Ini sama saja dengan menggunakan ponsel. Setelah menemukannya, Acha memencet angka tersebut.

Layar berganti menjadi hitam putih. Acha mengernyit, "Ini nggak ada kualitas HD?" sindir Acha.

Nathan berdecak, "Buset, asal lo tahu, ya, mata mata in ketua itu hal illegal gue aja itu hasil ngebajak." Nathan menepikan mobilnya.

Acha mengamati apa yang terjadi di layar,

Tangan Brian bergerak melingkar di pundak Fei, kemudian gadis itu dengan percaya diri bergerak duduk di pangkuan Brian.

Fei menuangkan segelas wine untuk Brian, kemudian mengambil segelas lagi untuk dirinya. Kemudian bersulang, dan tertawa bersama.

Buram.

22.19 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang