🔪
Libur akhir semester tiba. Ini adalah detik-detik mencapai kelas sebelas bagi seorang gadis SMA yang bernama Desvia.
Ia merupakan sosok anak remaja yang pekerja keras dalam membantu keungan keluarga. Pasalnya, disebakan oleh masalah ekonomi kebutuhan hidup yang kurang atau belum cukup terpenuhi.
Secara, Desvia juga merupakan anak yang ditinggal sosok ayah sejak kelas 3 SD. Jadi, ia hanya tinggal bersama ibunya. Tentulah kehidupan ekonominya sangat terbatas.
Di usia mudanya, ia sering membantu ibunya dengan berjualan dagangan ibunya dan menjual lukisan yang dibuatnya.
Akan tetapi, hal itu juga tidak kuat dan tidak banyak membantu untuk membayar kontrakannya itu.
Karena hal itu, Desvia dan sang ibu berpindah dan membeli rumah sendiri menggunakan uang sisa tabungan yang di kumpulkan untuk membangun rumah yang bisa dibilang sangat memprihantinkan.
"Bu, apa kita gak pindah aja? secara kontrakkan ini sangat mahal bu. seringkali kita ditagih dengan biaya yang tinggi"
"Iya ibu juga memiliki sedikit tabungan untuk membeli rumah seadanya.jika saja ayahmu masih hidup mungkin tidak terlalu berat. tetapi jika rumah sendiri kecil, setidaknya itu rumah kita, karena kita akan tenang didalamnya. tidak apa apa kan nak jika tinggal dirumah seperti itu?"
Ucap sang ibu dengan meyakinkan sang anak. Mendengar penuturan itu, sang anak pun dengan cepat menjawab dengan penuh antusias;
"Kenyamananku? tentu aku akan sangat senang tinggal jika itu bersama ibu"
Sang ibu pun tersenyum. ia bersyukur memiliki anak yang tidak suka berfoya foya dan selalu membantu dirinya.
"Ngomong ngomong aku juga punya sedikit tabungan. bagaimana jika ibu membeli rumah itu, dan aku membeli bahan pokoknya seperti beras dan lauk?"
Ibunya pun terkejut dengan bantuan dari hasil tabungan anak nya itu. Ia setuju dan tersenyum bersama.
***
(Beberapa hari kemudian)
Desvia dan ibunya sudah pindah ke rumah sendiri yang sudah direncanakannya. Ia sangat senang karena ia sudah tenang tanpa tagihan seperti di kontrakannya yang lama.
Ia dengan segera juga mencari sekolah yang akan ditinggalinya setelah ini. Ia ingin menggapai atau melanjutkan pendidikannya secara lengkap.
Meskipun dirinya tidak mempunyai handphone sebagai sarana penghubung informasi, ia sering kali melihat pengumumam di TV tetangga kampungnya mengenai pembukaan sekolah untuk kelas sebelas.
Selain itu, Desvia dan ibunya juga memiliki tetangga yang cukup baik dan ramah terhadapnya. Dalam sekejap, mereka akrab dengan tetangga-tetangga sekitar rumahnya.
Sebut saja Bu Lili. Beliau adalah tetangga yang paling dekat, sekaligus yang paling mereka kenali. Kehidupannya juga terpenuhi dengan adanya barang elektronik yang lengkap. Membuatnya seringkali menonton informasi melalui televisi dan meminjam handphone milik Bu Lili untuk mendaftar sekolah yang ia tuju.
Informasi di TV? Tentu.
Desvia menemukan sekolah SMA yang terkenal diwilayahnya bahkan sudah ternama dimana-mana. Tak heran kam jika penguman tersedia lebar di layar kaca. Nama sekolah nya adalah SMA Premier Global. Dari namanya saja sudah jelas bahwa 'Global' yang berarti sekolah itu memiliki kurikulum atau persepektif berstandar Internasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Psychopath [Revisi]
General FictionKisah (Desvia Rosselyn Putri) gadis desa yang baru saja pindah di Sekolah SMA ternama, bertemu dengan pria yang terbilang tampan dan sempurna, yang rupanya psikopat (Movres Rafandra Rakha). Kehadiran lelaki itu membuat Desvia dilanda huru-hara dihia...