Bab 6 ( mengikuti )

4.1K 195 29
                                    

🔪

Fasilitas di SMA ini sangatlah menjamin. Dari lift untuk siswa, kolam renang, dan lapangan yang tentu saja luas dari sekolah pada umumnya. Salah satu tempat favorit bagi siswa ada perpustakan. Selain ruangannya yang tenang, fasilitas meliputi buku, kursi dan meja untuk membaca sangatlah nyaman.

Begitu pula bagi Desvia. Dirinya suka sekali membaca di perpustakaan usai Fauzan menunjukkanya pagi tadi. Kebetulan kelas Fauzan dan Desvia sama, jadi sebelum bel masuk berbunyi mereka keliling bersama sebentar.

Jam istirahat tiba. Berhubung Desvia masih ingat lokasi perpustakaannya, dia pun bergegas untuk kesana. Niatnya membaca novel ingin sekali ia lakukan. Sebab dirumah ia hanya memiliki lima buku novel saja. Itupun sudah bosan karena ia sudah membaca berulang kali.

Sesampainya di perpustakaan, Desvia langsung menuju rak yang berisi kumpulan novel. Membaca judul di sampul samping buku yang dijajar rapi. Kemudian ia menggapai salah satu buku di rak palinh tas. Naas, ia tidak sampai karena tingginya yang hanya 150cm saja.

"Ugh tinggi banget sih"

Tetapi Desvia juga tak menyerah. Ia terus melompat dan berusaha mengambil buku yang ia inginkan.

Saat itu pula ia terkejut karena ada kepala belakangnya menyenggol dada seorang pria. Sebelum ia menoleh, salah satu tangan pria itu terlebih dahulu ikut terjulur mengambil buku yang sama. Tapi masalahnya, lelaki itu melewati tangan Desvia dengan merabanya. Itu membuatnya merinding hebat.

Saat tatapan mereka beradu. Barulah Desvia menyadari jika pria tersebut yang ditabraknya tadi. Rakha, most wanted di SMA Premier Global. Selain itu ia adalah siswa yang terkenal cerdas dan galak.

"Terimakasih kak." ucapnya seraya berusaha mengambil buku yang ada ditangan Rakha.

Saat gadis itu ingin pergi kesamping kanan, tangan Rakha terjulur ke rak guna menghalangi. Begitupula dengan sisi kirinya. Hingga Desvia kini dikungkungannya.

Gadis itu menatap mata Rakha dengan keheranan. Matanya yang mengerjap cepat dua kali membuat Rakha sedikit gemas.

"A-ada apa, kak?" tanya Desvia perlahan.

Jujur saja Desvia ini khawatir. Takut saja jika dirinya dibully karena dekat dengan orang tampan ini. Karena Rakha adalah incaran para siswi di sekolah. Desvia tahu itu. Bahkan semua mata kini tertuju padanya.

Yang ditanya hanya diam dan menatap datar. Desvia pun tak enak dan memutuskan untuk pergi lewat bawah tangan Rakha.

"Permisi."

Lagi dan lagi Rakha menghentikannya. Ia menarik salah satu tangan Desvia dengan mudah untuk dikungkung lagi.

"Kenapa pergi?" ucap Rakha datar.

Hah? Desvia tidak salah dengar kan? untuk apa seorang Rakha bertanya seperti itu padanya?

"Maksudnya apa kak?"

"Lo pikir dengan minta maaf dan pergi gitu aja itu sopan? bahkan gue belum jawab sama sekali." sarkas Rakha.

Desvia memberanikan diri menatap matanya. Sedetik kemudian ia pun tak berani lagi. Beralih dengan menatap kanan dan kirinya yang berisi banyak siswi yang berbisik menatapnya.

"Dijawab bangs4t. Lo punya mulut kan!" tegas Rakha sambil memukul rak buku.

Desvia tersentak kaget. Matanya berkaca-kaca mendengar bentakan tersebut. Melihat tiga buku novel yang berjatuhan, ia yakin Rakha sedang tersulut emosi yang meledak-ledak. Bukan hanya takut, ia juga malu karena siswa-siswi yang berada di perpustakaan sontak melihat kearahnya.

Perfection Psychopath [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang