○ five : pusat duniaku

150 20 0
                                    

(Name) kecil berlari melihat ayahnya yang baru saja membuka pintu rumah. Anak kecil itu memberikan sebuah bunga bakung kepada Ayahnya yang baru saja pulang kerja. Andres yang melihat itu mengulas senyum lebar. Pria tinggi itu menggendong putri kecilnya yang kemudian ia hujani dengan kecupan di pipi.

Gadis kecil itu juga memberikan sebuah lencana pita buatannya sendiri kepada sang Ayah. Bertuliskan ‘#1 The best dad ever' di dalam lingkaran lencana tersebut. Jari kecil (name) memasangkan lencana tersebut di kemeja ayahnya.

“selamat hari ayah, aku menyayangimu" ujar (name) kecil mencium pipi ayahnya. Ayahnya tersenyum bahagia dan kembali menghujani (name) dengan kecupan di dahi dan pipi (name).
 
***

SAE POV

Sore ini ketika aku sedang berjalan di lapangan yang luas aku melihat Andres. Aku melihat Andres dengan tatapan yang hangat tidak seperti biasanya yang memiliki tatapan tajam. Tatapan yang ia berikan kepada seorang gadis yang mungkin lebih muda satu atau dua tahun dariku. Wajah nya yang menjadi begitu ramah dan hangat seperti sosok yang belum pernah kulihat.

Gadis itu berteriak memanggil Andres dengan sebutan Ayah. Sangat terlihat hangat interaksi antara Ayah dan anak ini. Gadis itu kemudian pergi berlari kembali bermain dengan anak laki-laki di sana. Andres membalikkan badannya berjalan lurus ke arahku.

“Halo nak" sapa Andres ramah, aku mengerjap dan membalas sapaannya.

“apa yang sedang kau lakukan” tanya Andres duduk di atas rerumputan lapangan dan menatap lurus ke arah anak-anak yang bermain bola.

“hanya sedang jalan-jalan" pria itu ber'oh'ria. Aku melihat lurus memperhatikan satu gadis disana. Aku takjub, Gadis itu lihai dalam bermain bola. Bagaimana dia menggiring bola mirip sekali dengan ayahnya. Dengan begitu lincah gadis itu mengalahkan laki-laki di sana.

“apa dia putrimu” tanyaku pada sambil menunjuk seorang gadis yang sedang bermain bola.

“iya dia putriku, kenapa?” Andres yang sedari melihat lurus ke depan kini menoleh.

“dia hebat, aku bisa melihat permainan dirimu dalam putrimu" ujarku dan Andres tertawa pelan menanggapi perkataanku.

“Ya, dia hebat kan memang putriku, ‘pusat duniaku' memang tidak pernah gagal" ujarnya diakhiri tawa bangga terhadap putrinya.
 
***

POV 3

Sudah seminggu setelah Honeymoon Sae dan (name). Keduanya kini sedang di halaman belakang rumahnya membangun taman kecil atas permintaan (name). Sejak kecil (name) memang suka bunga terlebih lagi ibunya penjual bunga. Suka memerhatikan bunga dan merangkai karangan bunga adalah hobi lainnya ketika masih kecil.

Sae sudah memesan begitu banyak bunga yang di minta oleh (name). Pagi ini semua tanaman yang dipesan sudah datang membuat (name) girang sendiri. Sorenya (name) mempersiapkan semua peralatan menanam. (name) yang begitu antusias langsung menarik-narik Sae untuk membantunya menanam.

Keduanya mulai menanam tanaman di belakang rumah mereka. (Name) melihat beberapa tanaman yang Sae tanam. Wanita itu melihat Sae yang tidak benar menanam langsung protes pada Sae.

“Sayang bukan begini cara menanamnya"

“apakah salah?” tanya Sae dan wanita itu mengangguk. (Name) membongkar ulang tanaman yang di pot.

“liat! habis itu ikuti aku" titah (name) dibalas anggukan Sae. (Name) mengambil dua pot dan diberikan salah satunya kepada Sae. (Name) mulai memasukkan tanah campuran ke dalam pot dengan sekop kecil lalu diikuti oleh Sae. (Name) mengambil dua tangkai mawar yang berakar dan bunganya yang masih terkuncup. Ia memberikan satu tangkai kepada Sae.

Setelah memasukkan akar mawar ke dalam pot dan memasukkan kembali tanahnya. Keduanya selesai menanam bunga mawar di pot yang ini lalu melakukannya ke pada bunga-bunga lainnya.

Pasutri ini menghabiskan waktu sore untuk membangun setengah taman mereka. Matahari kini sudah hampir tenggelam membuat (name) ingin menyudahi pekerjaannya ditambah lagi perutnya sudah lapar.

“Sae, kayaknya ini sudah dulu" Ucap (name) menaruh pot terakhir di tanah.

“baiklah" sahut Sae

Taman yang mereka buat sudah hampir selesai dengan pot-pot bunga yang berjejer dan bertingkat. (Name) memasang selang di keran dan menyalakan keran air. (Name) menyiram kan air pada tanaman yang sudah jadi.

Sementara (name) menyiram tanamannya Sae merapikan barang yang mereka gunakan untuk menanam bunga barusan. Tiba-tiba dirinya tersemprot air karena ulah istrinya itu.

“(name)...” panggil Sae dengan mata yang memicing dan hanya dibalas gelak tawa oleh (name). Karena dianggapnya menyenangkan (name) menyemprotkan kembali air kepada Sae. Melihat Sae yang basah kuyup membuat (name) semakin tertawa lepas. Sae mendengkus berjalan menuju keran dan mematikan keran air tersebut.

“yah....“ keluh (name) mengerucutkan bibirnya cemberut.

“(name) coba liat ujung selangnya" ujar Sae dengan wajah serius menunjuk ke arah selang yang di pegang (name).

“kenapa?” tanya (name) memeriksa selangnya, ia mengarahkan lubang selangnya ke mukanya untuk melihat apa yang salah. Tanpa (name) sadari Sae menyalakan selang keran tersebut menyebabkan airnya keluar dan menyemprot ke arah wajah (name).

(Name) yang terkejut langsung melepas selang dari genggamannya. (Name) mengusap wajahnya yang basah. Ia melihat Sae yang tersenyum puas melihat dirinya juga basah. Sae dengan cepat mengulur selang tersebut hingga ujungnya dan menyemprotkan air ke istrinya hingga basah kuyup. Sae pun tersenyum miring ke arah Istrinya.

(Name) yang tidak terima berlari merebut selang tersebut. Terjadilah perebutan selang dan saling menyiram satu sama lain dengan gelak tawa masing-masing.

Jika bisa saat ini juga Sae akan mengabadikan momen mereka seperti ini karena tawa nyaringnya begitu menggetarkan hatinya.
Kini pusat dunianya Andres menjadi pusat dunianya Sae Itoshi.

Langit sudah menggelap namun pasutri ini belum ada tanda-tanda akan mengakhiri kegiatan keduanya. Jika sudah seperti ini keduanya bermain air sampai lupa kini langit sudah gelap. Akhirnya Sae yang menyadari menghentikan aktifitasnya.

“sudah ya” Ujar Sae mematikan air kerannya dibalas anggukan oleh (name).

“aku mau mandi lebih dulu" ujar (name)

“kamu mandinya lama” protes Sae

“aku dulu yang mandi!” ujar (name) tak mau kalah. Wanita itu terkikik sambil berlari masuk ke dalam rumah hanya agar memakai lebih dulu kamar mandi. Sae mengejar istrinya dan menarik tangan istrinya.

“Eh Sae!” (name) terkejut Sae tiba-tiba menggendongnya ala bridal style.

“Dari pada rebutan kamar mandi, mending bareng” ucap Sae berjalan santai masuk ke kamar mandi. Wajah (name) memerah malu mendengar ucapan Sae.

TBC

Minggu, 8 oktober 2023 (16.26)

Note: maaf pendek sengaja wkwk

PERFECT FAMILY [SAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang