○ two : after the wedding

207 18 0
                                    

Suara alarm terdengar begitu keras di sebuah kamar yang terbilang sangat luas. Suara alarm semakin terdengar mengusik seorang wanita yang sedang tertidur lelap diatas kasur putihnya yang empuk. Tangannya begerak meraih ponsel yang sedari tadi mengeluarkan suara berisik diatas nakas. Dimatikannya suara alarm dari ponselnya. Ia melihat jam yang kini sudah pukul 07.30 pagi.

Ia mengerjap dan menaruh kembali ponsel ditangannya keatas nakas. Ia membenarkan posisinya menjadi setengah terduduk. Mengumpulkan nyawa sebentar, sorot matanya menatap kosong kebawah. Lalu ia mendongak mulai bangkit dari ranjang empuknya.

(Name) meregangkan tubuhnya, berjalan menuju jendela balkon. Ia membuka Gordennya membuat sinar matahari menusuk kulit-kulitnya. Ia perlahan membuka jendela besar tersebut. Lalu menghirup udara pagi yang nyaman.

Ia kembali melihat kekasur, melihat Sae yang kini berstatus suaminya sedang tertidur lelap. Ia berjalan mendekati kasur dan duduk di pinggiran kasur. Ia terus menatap wajah suaminya yang tengah terlelap. Senyum jahil diwajahnya muncul. Jari-jari lentiknya bergerak memainkan rambut Sae. Sesekali ia menoel-noel pipi Sae gemas.

"Bangun sayang" bisiknya ke telinga Sae

Tangan Sae menarik lengan (name) yang sedang memainkan rambutnya. Membuatnya berhenti memainkan rambutnya.

"Berhenti" suaranya terdengar serak, ia membuka matanya sempurna. Bukannya berhenti (name) terkekeh, seperti tak mengindahkan ujaran sang suami ia semakin mengacak-acak rambutnya Sae. Sae meringis, tangan besar Sae menarik tubuh (name) dan jatuh dalam dekapannya.

"Gausah nakal"

"Yaudah, aku ga gitu lagi" (name) mengerucutkan bibirnya, Sae mengangguk. Sae mencoba melepaskan dekapannya tapi (name) malah makin mempererat pelukannya.

"Sae, kamu ga ngasih aku morning kiss?" Ujar (name) mendongak sambil menyengir.

"Ga. kamu bau, belum mandi"

"Ih kamu jahat ama istri sendiri, kamu juga belum mandi"

"Udah"

"Ngaco kamu"

"Udah mandi kemarin" seketika tawa (name) pecah mengisi ruangan.

"Kamu bisa becanda juga ternyata" wajah Sae datar menatap (name) membuat (name) jadi kikuk sendiri.

"Mukanya jangan datar-datar, ga asik" protes (name), namun Sae tak mengubris hanya menaikan kedua bahunya.

"Udah minggir aku mau mandi"

"Morning kiss dulu sayang" ujar (name) dengan nada manja. Sae menghela napas menuruti keinginan istrinya daripada ia berdepat makin panjang dengan istrinya. Ia mengecup singkat dahi (name).

(Name) mulai melepaskan pelukannya, dan turun dari kasur. Diikuti Sae yang turun dari kasur menuju kamar mandi. (Name) keluar dari kamar dan turun menuruni tangga, ia berjalan menuju dapur.

Ia membuka kulkas dan langsung mengambil minum dan menuangkan nya dalam gelas. Sambil meminum nya ia melirik bahan makanan yang ada di kulkas. Setelah meneguk setengah dari gelas ia menaru gelas tersebut diatas meja makan.

Ia kembali ke kulkas melihat kembali bahan makanan. Tidak begitu banyak bahan makanan di kulkas karena mereka baru pindah rumah. Setelah hari pernikahan mereka, Sae dan (name) langsung memutuskan pindah rumah dengan jangka waktu yang terbilang sangat cepat. Ia mengeluarkan bahan makanan seadanya untuk membuat sarapan.

***

Sae yang baru selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan keadaan masih bertelanjang dada. Dengan handuk yang melilit di pinggang dan handuk kecul diatas pundak yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut. Ia melirik diatas kasur sudah terdapat bajunya yang disiapkan oleh (name).

PERFECT FAMILY [SAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang