○ eleven : Ceyi

104 14 0
                                    

Pria berambut cokelat kemerahan terbangun dari tidur lelapnya. Ia terbangun dengan rambutnya yang berantakan. Dalam kondisi setengah sadar ia bingung ke mana istrinya menghilang, karena ia tak menemukan istrinya tidur di sampingnya. Seketika ia ingat bahwa istrinya tidur di kamar lain, Sae ingat betul sekarang, bagaimana semalam istrinya meminta pindah kamar karena tak nyaman. Sae juga tak mau ambil pusing dan membiarkannya saja. Sae cukup heran apakah hal semacam ini normal terjadi pada wanita hamil seperti istrinya.

Ia turun dari kasur, kakinya melangkah menuju balkon. Ia segera membuka gorden dan pintu kaca, membiarkan udara segar terhirup di penciumannya. Rasanya begitu segar menghirup udara dalam-dalam di pagi yang cerah. Ia akan melanjutkan aktivitas paginya dengan yoga.

Setelah melakukan yoga Sae akan lanjut dengan meditasi. Di antara ketenangan yang ia dapatkan sebuah suara kaki melangkah mendekat. Ia membuka matanya melihat istrinya berdiri di depannya dengan sebuah gelas di tangannya.

“ini kombucha" (name) menyodorkan Teh Kombucha tersebut pada Sae.

Sae beberapa kali mengerjap, bukannya semalam ia masih terlihat merajuk di depan suaminya sampai mau pindah kamar. Pagi ini tiba-tiba datang dengan kombucha kesukaan Sae. Wah ada apa ini, tidak biasanya dia yang menyiapkan seperti ini. Tidak ada udang di balik batu kan?, karena biasanya Sae akan menyiapkannya sendiri.

Oh di tambah lagi kenapa pakaiannya sangat rapi pagi ini. Dilihat penampilannya dengan balutan dress merah muda lalu rambutnya yang diikat dua.

“terima kasih” Sae menerima Kombucha dari tangan (name).

“Sae, jalan-jalan yuk"  

“mau ke mana?” Sae mengangkat sebelah alisnya penasaran sambil menyeruput teh kombucha.

“coba tanya baby, karena baby yang mau diajak jalan” ucap (name) mengelus perutnya, Sae tersenyum kecil.

baby mau dibawa ke mana sama papa? Hm?” Pria itu berbicara pada janin mereka yang ada dalam rahim istrinya.

“jalan-jalan nyari makanan, baby mau beli patatas bravas"

“baiklah setelah ku habiskan kombucha ini"

Sae menghabiskan kombucha lalu langsung bersiap-siap. Karena istrinya sudah menunggu di bawah ia bersiap dengan cepat. Setelah bersiap ia langsung keluar dari kamar. Ia segera turun dari tangga menyusul istrinya yang menunggu di ruang tamu. (Name) terkejut melihat Sae begitu cepat bersiap dan sudah turun ke bawah untuk menemuinya.

“ayo" ujar Sae, (name) mengangguk dan keduanya keluar.
 
***

Ia dan (name) berjalan mencari yang patatas bravas. Tidak terlalu sulit untuk mencari yang menjualnya karena yang menjualnya banyak.

“aku tahu kau benci kentang goreng, tapi apa kau tidak ingin memakan ini?" (Name) menawarkannya

“tidak"

“Sae sepertinya aku sudah tidak mau" (name) menyengir. Sae menghela nafas padahal (name) hanya memakannya sedikit lalu ia mengatakan bahwa ia sudah tidak ingin.

“Sae aku mau churros" (name) menengok menatap penjual churros di pinggir jalan. “kita kesana yuk"

(Name) langsung berdiri dan pergi menuju pedagang yang disana. Sae berjalan menyusul istrinya untuk lanjut membeli churros.

“Sae ini ramai sekali" (name) melihat antrean untuk membeli churris cukup panjang. “Sae.. baby mau churros” (name) menggunakan alasan baby afar Sae mau mengantre untuk membelikannya churros.

“biar aku saja yang mengantre dan membelinya" ucap Sae berjalan menuju antrean untuk churros. (Name) mengangguk dan pergi mencari tempat untuk duduk dan menunggu suaminya. Ia menemukan sebuah kursi panjang tak jauh dari sana.

PERFECT FAMILY [SAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang