4. Terpaksa menerima

1.5K 175 3
                                    

Habiskan makananmu, aku akan berangkat setelah kau minum obat, kau boleh melanjutkan tidurmu atau jika ingin membersihkan diri pakai saja kamarku, semua pakaian Ratna masih lengkap disana kau boleh memakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habiskan makananmu, aku akan berangkat setelah kau minum obat, kau boleh melanjutkan tidurmu atau jika ingin membersihkan diri pakai saja kamarku, semua pakaian Ratna masih lengkap disana kau boleh memakainya."

Ucapan terakhir Andi membuat Jingga dan Ibu Laksmi menolehkan wajahnya untuk memastikan apakah mereka tidak salah dengar, sementara Andi tampak cuek menikmati sarapannya.

"Kau mengijinkanku memakai pakaian Ratna?" Tanya Jingga untuk mengusir keraguannya.

Andi hanya mengangguk kemudian meminum segelas air untuk membantu menelan makanannya.

"Bukankah kalian sahabat.?"

Kini giliran Jingga yang mengangguk

"Putri dan jantungnya saja dia berikan padamu, lalu apa masalahnya.?"

Kalimat itu diucapkan dengan nada dingin, seolah ada emosi tak tersampaikan.

Jingga tak menjawab, jantungnya terasa diremas hingga bernafaspun terasa sulit, ia hanya mampu menundukkam wajahnya. Bu Laksmi yang duduk disampingnya mencoba menenangkan dengan menggenggam lembut tangan kirinya.

Andi bisa merasakan perubahan ekspresi Jingga, meski menyesal, ucapan itu tak bisa ditariknya kembali. Jujur kehadiran Jingga mulai mengusik hidupnya. Kadang ia benci melihat wanita itu, namun tak bisa dipungkiri rasa perduli Itu ada entah sejak kapan.

Jingga tidak meneruskan makannya ia memilih ke kamar Chika dan tidak keluar lagi sampai Andi pergi.

🍁

"Tolong maafkan dia. Andi sebenarnya orang yang sangat baik." Sosok Ratna sudah sejak tadi membujuk tapi Jingga tetap diam.

"Dia tidak salah, aku memang layak dibenci olehnya, aku sudah merampas istri dan putrinya. Kenapa kau menjebakku dalam situasi ini, kenapa tak kau biarkan saja aku mati."

Jingga menatap kosong meski sosok Ratna terlihat olehnya. Nada suaranya menggambarkan keputusasaan meski tak ada air mata yang mengalir.

"Jangan berkata seperti itu.! Aku menyayangimu, sejak mengenalmu aku selalu ingin melihat kau sehat dan ceria seperti yang lainnya."

"Jadi Apakah kau sudah melihatnya sekarang.?" sarkas Jingga.

Ratna tak menjawab dia mengalihkan pandangannya ke box bayi di mana Chika tertidur. Sebenarnya bukan hanya demi Jingga, apa yang dilakukannya juga demi anak dan suaminya.

🍁

Ibu Laksmi sejak tadi diam, tidak ada senyum di wajahnya, namun tetap melayani putranya yang kembali untuk makan siang.

"Apa ibu marah padaku?" Andi belum menyentuh makanannya, dia kini menatap ibunya, menunggu jawaban.

"Apa Ibu berhak marah?" Kau sudah dewasa, bisa membedakan yang benar dan yang salah. Perusahaanmu tidak akan semaju itu jika logikamu tumpul.

Jantung Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang