Chapter 3: Diplomasi

407 31 17
                                    

//Pelabuhan Maihark//

Di pelabuhan Maihark, Sebuah kapal berada di sebuah teluk, dikawal oleh beberapa kapal angkatan laut Qua-Toyne,
Seolah-olah kapal Milik angkatan Laut Qua-Toyne seperti kapal nelayan yang begitu kecil.

Ratusan bahkan ribuan orang berbondong-bondong pergi menyaksikan kapal raksasa yang menjadi mimpi buruk mereka.

Di sisi lain, seorang anak kecil tengah berdiri bersama Ibunya yang selesai berbelanja. Mereka
Menatap ngeri kapal raksasa itu.

"Ibu.. aku takut.."

Sang ibu menjawab dengan perasaan yang ketakutan.

"Ibu lebih takut nak.. ayo kita pergi"

Di tempat lain, Diplomat Indonesia Arifin dan kapten Midori turun dari kapal Raksasa itu menggunakan Lift. Di bawah Mereka berdua disambut oleh
Sebuah kapal berbantal karet yang disebut RHIB.

Arifin dan Kapten Midori pun menaiki kapal karet itu, sembari berbicara.

"Nah, Kita sekarang akan menuju ke dermaga, kapten Midori" ujar Arifin.

"Hah!? Bagaimana kapal tanpa layar ini bisa bergerak? Di sini tidak ada Air mata dewi Angin,
Bagaimana bisa?" Tanya kapten Midori, ia kebingungan saat
Hendri mengucapkannya.
Sihir merupakan teknologi yang umum di dunia ini. Hanya Satu negara saja di Peradaban ke-2  yang menggunakan Teknologi Mekanik atau sains.

"Kapal ini dilengkapi dengan mesin, sehingga akan bisa
Bergerak" ujarnya.

"Huh? Mesin? Saya sepertinya pernah mendengar kata itu? Mesin?"

Tak lama kemudian mesin RHIB
Dinyalakan, Kapal melaju dengan cepat disaksikan oleh banyak orang. Kapten Midori tak
Menyangka bahwa kecepatan ini lebih cepat dari kapal yang ia biasa tumpangi. Itupun dengan si dayung dengan banyak orang!

"Uwooah!! Sangat cepat!
Bahkan kapal yang biasa saya tumpangi saja tidak selaju ini!!"

Tak Lama kemudian mereka
Sampai di dermaga, mereka melihat para tentara angkatan laut memberikan akses jalan kepada Kedua orang tersebut dan mengawalnya juga.

"Minggir! Tamu negara akan lewat!" Ucap salah satu personil yang mengawal Arifin dan kapten Midori.

Arifin, seorang dengan umur sekitar 30-an dengan senyum ramahnya berhasil membuat kesan baik kepada warga sipil.

Tak lama kemudian setelah lebih jauh dari pelabuhan, Sebuah kereta kuda disiapkan di sana. Sebuah kereta kuda mewah seolah-olah disiapkan oleh pemerintah Qua-Toyne.

Di depan Pintu kereta kuda,
Seseorang dengan pakaian
Yang terlalu mencolok bagi Arifin, dengan tatapan waspada. Bagi Arifin, mungkin itu orang penting?.

Ia pun berhenti di depan orang itu. Orang itu pun maju beberapa langkah lalu memperkenalkan dirinya.

"Saya Rinsui, saya adalah menteri luar negeri Qua-Toyne,
Apakah anda Diplomat Indonesia? Sebuah negara dengan kapal raksasanya?" Ujar Rinsui.

"Ah.. ya.. itu saya, saya Arifin Ardianto, Diplomat dari negara Indonesia" Arifin tersentak, lalu mengajak berjabat tangan dengan Rinsui, yang langsung dibalasnya.

"Kapten Midori, anda bisa melanjutkan pekerjaan anda"

"Baiklah.. mari ikut saya.. kita akan menuju ke Gedung Konferensi Qua-Toyne" lanjutnya ,ajak Rinsui sembari mempersiapkan Arifin untuk masuk ke kereta kuda tersebut.

Arifin masuk ke dalam. Sebuah hawa yang khas muncul di batinnya. 'Sangat Nostalgia..'

Kereta mulai berjalan, perlahan-lahan kereta kuda itu mempercepat lajunya.
Jalan berbatu mengguncang kereta kuda tersebut. Tidak ada penstabil yang akan menyetabilkan roda.

SUMMONING: Alternative Indonesia In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang