Chapter 15: Festival Militer

258 27 2
                                    

//Istana Merdeka, Jakarta,
Ruang kerja Presiden//

Di ruang kerja Presiden Hendra,
Presiden Hendra saat ini sedang mengadakan pertemuan Online dengan Taufik dan Nur, meskipun Nur tidak berguna untuk berbicara dengan orang-orang, Namun ia dibutuhkan sebagai asisten Taufik, yang menyiapkan barang-barang yang berhubungan dengan Diplomasi.

"Bagaimana Hasil dari Diplomasi ke kerajaan Java? Apakah itu berhasil?"

"... Hampir berhasil Pak presiden"

"Hampir? Bagaimana bisa?, Apakah mereka masih menunggu keputusan?"

"Tidak.. mereka mengatakan kita harus mengikuti Festival militer di Sana Beberapa Minggu lagi, Festival militer itu dihadiri oleh banyak negara di luar wilayah beradab... Dan jika kita bisa menunjukkan kekuatan kita, maka mereka akan menyetujui
Permintaan kita.."

Presiden terkejut, Menunjukkan Kekuatan!? Bukankah itu bisa
Menganggu hubungan kedua negara? Sebenarnya Presiden sudah tahu, jika peradaban di dunia ini sangat jauh tertinggal,
Seperti Louria, mereka sekelas
Romawi kuno. Sedangkan Java berada di diri Indonesia di ratusan tahun di masa lalu. Lalu negara yang disebut negara adidaya, negara terkuat  ke-3 di dunia, Parpaldia, itupun juga tertinggal 300 tahun dengan Indonesia!! Mereka hanya sekelas Negara Prancis Era Napoleon Bonaparte masa kolonial, namun Arogan mereka melebihi Amerika!! Seolah-olah mereka bangsa terbaik.

"....... saya akan memperbolehkan armada kita untuk menghadiri acara Festival itu, saya akan mengirimkan beberapa kapal Lagi sebagai pengawal, agar mencegah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi"

"!?.. terimakasih pak presiden atas kepedulian anda"

//Istana Kerajaan Java//

Taufik dan Nur kembali ke Istana Raja di Java, mereka akan mengabarkan kabar bahwa Indonesia akan ikut dalam Festival.

"Jadi bagaimana? Apakah Indonesia setuju untuk menghadiri acara Festival militer di negara kami?"

"Presiden kami menyetujuinya,
Kami akan menghadiri acara Festival tersebut, ini demi keberlangsungan kedua Negara kita"

"Baiklah.. saya akan tunggu Minggu depan."

//Kerajaan Java, wilayah udara di atas ibu kota Kahuripan//

Kapten Gatotkaca dari penunggang naga angin MapajiAgung sedang terbang di atas ibu kota negara tetangga, Kerajaan Java. Hari ini adalah Festival Militer yang diadakan Java setiap lima tahun sekali, dan Gahara mengirim tiga penunggang naga untuk terbang di langit sebagai tanda niat baik.

Di Festival Militer, banyak perwira dari negara lain di luar wilayah beradab berkumpul untuk berkompetisi dalam turnamen dan memamerkan perlengkapan negara mereka. Itu adalah cara bagi setiap negara untuk memamerkan kekuatan militer mereka dan menjaga agar negara lain tetap terkendali. Mereka juga mengundang negara-negara di daerah beradab, tetapi tidak satupun dari mereka pernah datang, membalas dengan "kami tidak tertarik dengan festival barbar" atau "kami tidak perlu memamerkan kekuatan kami yang luar biasa."

Gatotkaca memandangi festival dari langit. Dia melihat delapan kapal abu-abu raksasa. Salah satu kapal abu-abu itu bahkan terlihat cukup besar untuk mendaratkan naganya di atasnya. Mereka tampaknya berasal dari negara berkembang di timur, Indonesia.

“Sungguh mempesona,” kata rekan naga anginnya.

“Sudah jelas, hari ini cuaca Sangat cerah.”

Matahari menyilaukan. Itu adalah hari tanpa banyak awan.

“Tidak, bukan itu yang kumaksud. Bukan matahari. Perahu abu-abu di bawah kita itu, memancarkan garis cahaya ke berbagai arah.”

“Cahaya, dari kapal? aku tidak melihat apa-apa…”

SUMMONING: Alternative Indonesia In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang