Chapter 9: Bantuan TNI(1)

349 33 24
                                    

//Benteng kota Ejey//

Benteng kota Ejey merupakan salah satu benteng terbesar Qua-Toyne, dengan banyak pasukan yang menjaganya, menjadikan kota ini sangat aman untuk ditinggali.

Namun situasi kali ini benar-benar tidak kondusif,
Dimana di kota sebelah, Gim,
Diluluhlantakkan oleh Pasukan Louria.

Di atas menara pengamat Benteng, Jendral Nou sedang menatap dalam kota.

"Kota yang aman, dinding kokoh yang kuat, Persediaan yang banyak, 3000 pasukan berkuda,
7000 pemanah, 20.000 pasukan darat, terlebih lagi 50 pasukan dragoon elit yang ahli dalam pertempuran udara"

'Tentu saja benteng ini..
Tidak akan bisa ditembus..

Tentu saja benteng ini,
Tidak bisa dihancurkan"

Ia membanggakan benteng yang ia Komandoi. Dengan pasukan,
Pasokan, serta dengan kekuatan udara yang cukup, benteng ini mampu menghalau serangan
Dari Louria.

Namun ketenangan itu terhenti, Seorang Ajudannya menghampiri di belakangnya.

"Permisi Jendral Nou,
Tentara dari Negara Indonesia sudah datang"

Ia menoleh ke Ajudannya lalu menyipitkan matanya.

"Hmph! Biarkan saja mereka menunggu lama agar sia-sia..
Untuk menempatkan kamp militer di halaman belakang.."

'Aku tidak akan membiarkan diriku dibodohi oleh mereka
Seperti yang mereka lakukan pada angkatan laut'

Beberapa menit berlalu, Nou memutuskan untuk menemui utusan Indonesia, ia berpikir kembali. 'Tidak! Aku tidak mungkin bisa menahan musuh tanpa bantuan mereka!! Lebih baik aku menemui mereka!!'

Nou berjalan ke lorong demi lorong, lalu pergi ke ruang pertemuan, Disanalah ia melihat seseorang dengan seragam
Bintik kombinasi hijau, hitam, coklat. Ia sudah tahu siapa pria itu.

"Saya menyambut kedatangan dirimu dari Indonesia, siapa namamu? Saya Jendral yang bertanggung jawab atas benteng dan kota ini, Nama saya Nou"

Orang itu menjulurkan tangannya ke arah Nou, Pria
Paruh baya yang melihatnya langsung tahu apa yang dimaksud oleh pria Indonesia tersebut. Nou menerima jabatan tangan.

"Pemimpin batalyon Angkatan Darat Indonesia, nama saya Sugeng Sutanto" Orang itu membusungkan dadanya.

"Heh..! Pakaian mereka berbintik aneh.. seperti tentara bar-bar saja.." Nou sedang berbicara namun dengan pelan, meskipun begitu, Sugeng dan ajudannya mendengarnya dengan jelas.

"Hentikan Jendral, dia bisa mendengarkan mu.!" Ajudannya
Memperingatkannya dengan serius.

Sementara itu Sugeng hanya menatap Nou dengan wajah sinisnya.

Nou melanjutkan perkataannya.
"Karena kamu sesama orang militer,tentu saja kami bisa melihat benteng yang kokoh ini tidak bisa dihancurkan.
Kami bersumpah dengan nyawa
Dan harga diri kami, bahwa kami akan memukul mundur pasukan Louria.
Jadi kamu tidak perlu pergi jauh-jauh dari markasmu"
Nou berucap.

Sementara ajudannya menampilkan wajah yang kecewa berat. Kata-kata terpancar di hati mereka.
'Ia mengatakannya!!'

Sugeng menatap Nou,

'Nih orang sombong banget dah..
Nanti di Hujani artileri aja nangis...'

Jenderal Nou dan Sugeng Saling menatap, wajah mereka mulai menunjukan kerat-kerat.

"Huh... Kami mengerti, kami akan memberikan bantuan baris belakang dari pos kami, tetapi kami mempunyai permintaan!
Kami ingin menempatkan pengawas di Ejey"

SUMMONING: Alternative Indonesia In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang