Chapter 1: Terkirim

713 47 46
                                    

26, Maret, 2022.

//Jakarta, Indonesia//

Indonesia, Merupakan sebuah negara di  Asia Tenggara dan Oseania antara samudra Hindia dan Pasifik.Ini terdiri dari lebih dari 17.000 Pulau termasuk Sumatera, Jawa , Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Indonesian adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan negara terbesar ke-14 berdasarkan Wilayah.

Di Istana Merdeka, Jakarta,
Di ruang kerjanya, seseorang dengan Penampilan jas hitam dengan dasi merah, celana hitam. Sedang duduk di kursi putarnya sembari mengotak-atik komputer di depannya yang menjadi fokusnya. Ia adalah presiden Hendra Wijaya. Ia berusia 42 tahun. Ia baru menjabat Dua tahun yang lalu.

Author: Bjir Namanya Mirip mirip sama Novel Saya lainnya.

"Semakin hari semakin banyak dokumen yang harus ku urus.
Sangat sial sekali nasibku.." ia mengutuk dirinya sendiri karena telah menjadi presiden, namun.. menjadi presiden merupakan cita-citanya dari kecil. Jadi ia tak terlalu mempedulikan itu.

"Huh... Akhir-akhir ini banyak
Masalah mulai dari kerjasama
Militer dari Amerika.. Bahkan China yang mulai berani untuk mengusir Coast Guard kami di perairan Natuna. Serakah sekali mereka..

Belum lagi Negara tetangga yang seenaknya mengklaim budaya, ini harus ditindak secara tegas,
Apakah mereka harus Dikirimkan Carrier Strike Group ke lautan mereka, dengan menghantui Penjaga Pantai dan Angkatan Laut mereka?" Ujarnya.

Tak disangka-sangka, tak lama kemudian, sebuah bencana  gempa melanda Tempatnya.
Tanah bergoyang cukup keras, disertai dengan Cuaca mendung.
Apakah ada bencana super dahsyat di Ibukota?

Nguiii~iiing!! Nguiii~iiing!!

Alarm darurat berbunyi dengan cukup keras, Pencahayaan di ruangan berkedip-kedip merah.
Gempa terus mengobrak-abrik kertas dan apapun di kantornya. Bahkan kertas berhamburan, padahal itu adalah kertas yang ia kerjakan kemarin saat lembur malam. Ia pun ikut tersungkur ke depan saat mejanya mulai menjauh dari hadapannya.

Di saat kebingungannya,
Pintu didobrak secara paksa, memperlihatkan dua orang dengan seragam jas hitam dengan dasi merah mendatangi presiden yang sedang menahan dirinya agar tidak terjatuh lagi.

"Pak presiden! Anda tidak apa-apa —!?" Ucap salah satu orang itu.

Presiden Hendra Wijaya
Pun melihat ke arah dua orang itu dengan Dahinya berdarah.
"Ya! Saya tidak apa-apa! Kalian
Beritahu anggota kalian yang lain Untuk mengevakuasi Yang lainnya! Ah! Sial" Teriaknya, ia mengumpat pada dirinya sendiri karena lukanya.

"Semua Orang sudah dievakuasi pak! Kami kesini untuk menyelamatkan anda!" Ucapnya.

"Baiklah!" Jawabnya.

Kedua orang itu pun mendatangi presiden lalu membantunya berdiri. "Mari pak.. kami bawa ke Bunker RI-01" Ucap salah satu orang tersebut.

"Ah.. baiklah.." dengan lemas Ia berjalan sembari dibantu kedua Paspampres tersebut.

//Didalam Bunker khusus presiden, RI-01//

Presiden kini sudah sampai di dalam Bunker, dengan dahi yang  berdarah kencang. Darah menetes dengan deras. Tim medis dengan sigap pun mengangkat Presiden Hendra ke
Ranjang Medis. Lalu membalut
Kepalanya demi menghentikan
Pendarahannya.

Selama beberapa menit 
Gempa terjadi, namun setelah itu berhenti.

Keesokan harinya.

Keesokan harinya di ruang kerjanya, Presiden Hendra dengan dahi yang dibalut oleh
Kain kasa steril melanjutkan pekerjaannya.

SUMMONING: Alternative Indonesia In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang