MPTA || 04. Kedatangan Ansel

2.5K 257 402
                                    

- بسم الله الرحمن الرحيم -

- اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum🙌🏻 janlup Vote and komennya. Ingin di hargai orang lain kan? Maka hargailah terlebih dahulu oleh mu orang lain.
Maka Vote and komen lah untuk menghargai tulisan ini.

 Maka Vote and komen lah untuk menghargai tulisan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Hum tadi gimana, kok lo bisa menang, sih?" tanya Ura mengernyit heran, karena ia tahu bagaimana jagonya Bintara dalam balapan.

"Gue juga nggak tau kalo gue bisa menang, tapi kek nya Bintara sengaja deh lambatin motornya. Biar gue menang," jawab Huma tersenyum lebar ketika mengingat kejadian tadi yang masih membekas di ingatannya.

"Halah pede sekali anda," ejek Ura.

"Gue nggak pede, ya, tapi emang beneran, lo nggak percaya ya terserah," ucap Huma memutar bola matanya kesal.

"Ya emang nggak percaya dugong."

"Udah lah yuk pula--"

"ADEEVA HUMAIRA LASKAR KHAIZURAN!"

Deg!

"H-hum bang Raksa dateng, Hum," ucap Ura terbata-bata karena melihat Raksa yang menatap mereka dengan tatapan yang tajam.

"I-iya Ra, gue harus gimana?" tanya Huma berkeringat dingin.

"Gue nggak tau."

"Pulang!" titah Raksa sambil menarik tangan Huma.

"Sabar napa."

"URA GUE PULANG DULUAN!" teriak Huma berpamitan dan Ura hanya membalas dengan anggukan. Karena ia takut jika terjadi sesuatu kepada sahabatnya, akan tetapi Huma terlihat santai.

"YOI!"

"Jangan teriak-teriak nggak baik," tegur Raksa sambil terus menarik tangan Huma.

"Bodo amat."

"Dibilangin malah ngeyel."

"Nggak peduli," ucap Huma.

"Mentang-mentang Abang lembur terus kamu seenaknya aja keluar malem gitu?" tanya Raksa sambil menatap Huma tajam.

"Y-ya enggak lah bang," jawab Huma menundukkan kepalanya karena takut dengan tatapan Raksa.

My Promise To Allah [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang