Beberapa orang yang melihat kejadian tadi menghampiri Renjun yang kesakitan memegangi pinggangnya. Sedangkan seseorang yang tadi menyerempet tubuhnya malah pergi dengan motornya. Renjun pun tak tau itu siapa.
"Lo gak apa-apa?" Tanya seorang lelaki yang entah siapa tiba-tiba menghampirinya.
"S-sakit." Lirih Renjun memegangi pinggangnya. Bukannya drama atau lebay, pinggangnya memang sakit karena terkena bagian motor yang menyerempetnya tadi, dan sikunya pun menjadi korban karena menahan tubuh agar tak terjatuh.
"Ayo gue bantu ke uks." Lelaki itu akan menggapai tubuhnya sebelum ada lelaki lain menahan bahu lelaki itu.
"Gue aja yang bantu dia. Gue yang tadi gak sengaja nyerempet dia." Perkataan lelaki itu mengundang tatapan murid lainnya dan mulailah terdengar bisikan bisikan dari para murid yang melewati mereka.
"Oh yaudah, gue duluan."
Lelaki itu hanya mengangguk lalu menghampiri Renjun yang masih mengerang kesakitan.
Tanpa aba-aba atau pun percakapan, tubuh Renjun diangkat oleh lelaki itu membuat Renjun memekik terkejut. Ia kaget sekaligus malu saat menjadi pusat perhatian. Apalagi ini hari pertamanya sekolah, dan ia sudah mendapatkan hal buruk ini.
Huh, sial sial.
"G-gue mau turun, gue masih bisa jalan." Cicit Renjun namun tak di gubris oleh lelaki itu.
"Pliss, gue malu." Pinta Renjun akhirnya ia diturunkan namun juga ditinggalkan begitu saja tanpa sepatah kata pun.
Renjun sontak melongo, tak percaya ia korban kecelakaan dan di biarkan begitu saja, bukankah ini namanya tabrak lari?
Renjun hanya mendengus kesal, sembari memegangi pinggangnya dan meringis pelan.
⋆⋆⋆⋆⋆
"Hai, murid baru ya?"
Seorang lelaki dengan tubuh tinggi berdiri tak jauh darinya sembari tersenyum manis padanya dan membuat Renjun ikut membalas senyuman itu.
Penampilan lelaki didepannya sangat mencolok. Bagaimana tidak, lelaki itu mempunyai warna rambut pink yang tentu membuat Renjun sedikit kebingungan. Apa emang disini murid boleh ngecat rambut ya? Tanya Renjun dalam hati.
"Hey, lo belum jawab pertanyaan gue."
Renjun tersentak saat ada tangan yang melambai di depan wajahnya, tak lama Renjun tersenyum canggung.
"Maaf, tadi tanya apa?"
Si surai pink terkekeh gemas dengan tatapan lelaki yang lebih pendek darinya ini. "Tadi gue tanya, lo murid baru?".
Renjun mengangguk cepat. "I-iya sayㅡ maksudnya gue murid baru." Kebiasaan yang paling dibenci Renjun, ia selalu gugup ketika bertemu orang lain. Juga, kata - kata non formal itu cukup sulit Renjun biasakan, karena dirumah ia biasa menggunakan sebutan aku - kamu untuk berkomunikasi dan di area sekolah yang dulu, Renjun jarang berbicara, jadi dia tak terlalu sering menggunakan kata gue - lo. Sebenarnya bisa saja Renjun menggunakan aku - kamu, tapi dia tidak ingin dianggap aneh, bukankah lelaki itu harus sedikit kasar? Dan aku - kamu? Tidak, Renjun tak mau jadi bahan tertawaan.
Dan sekarang hampir saja ia akan merusak perkenalan pertamanya.
Dengan senyum canggung yang masih melekat di wajah memerahnya, Renjun diam - diam merutuki dirinya sendiri yang terlihat seperti orang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIE
FanfictionRenjun harus pasrah mengikuti permintaan sang ayah untuk pindah ke asrama yang mana membuat Renjun sedih dan kesal. Tapi ternyata, ayahnya melakukan itu demi kebaikan Renjun sendiri. Ia yang sulit bersosialisasi harus mempunyai roommate yang menuru...