⋆part 7

951 121 8
                                    

"Jaemin!"

Keduanya langsung menoleh saat mendengar teriakan dari belakang. Renjun tiba-tiba gugup saat manik itu  menyorotinya tajam. Aneh, siapa yang dipanggil siapa yang di tatap.

"Haechan? Ada apa?" Tanya Jaemin pada lelaki di hadapannya sembari tangan menauti jari jemari Renjun.

Alis Haechan menukik tajam melihat tangan Renjun yang di genggam Jaemin. Namun dia kembali mendatarkan ekspresinya lalu berdehem. "Kaga, bareng aja ke kelas." Ujarnya singkat lalu berjalan meninggalkan kedua orang itu.

"Cih, katanya bareng tapi ditinggal. Yuk Jun kita kejar."

Jaemin menarik tangan Renjun dan berlari menghampiri Haechan yang tak jauh dari jarak mereka berdiri.

Dan akhirnya mereka pun berjalan beriringan dengan Jaemin dan Renjun yang terus mengobrol melupakan Haechan yang juga ada disana.

"Chan bentar." Cegah Jaemin saat Haechan terus berjalan.

Merasa dipanggil ia pun berhenti dan menatap Jaemin datar. "Apa?"

"Anterin dulu Renjun."

Haechan beralih menatap Renjun lamat lalu kembali menatap Jaemin. "Ck yaudah buruan."

"Jaem, gak usah, gue bisa sendiri, gue gak bakal nyasar kok." Tolak Renjun lalu tersenyum pada Jaemin.

"Yakin? Nanti kaya kemarin lagi, malah keliling sekolah." Seru Jaemin membuat Renjun mencebik kesal.

"Ish ya gak bakal lah Jaem, yaudah gue pergi dulu ya, bye." Pamit Renjun tak lupa Jaemin mengusapn surai lembut itu dan membiarkan si mungil pergi menuju kelasnya.

"Udah?" Tanya Haechan malas.

Jaemin menoleh lalu terkekeh. "Udah beres yuk."

Keduanya kembali berjalan beriringan. Jaemin menatap Haechan yang berjalan di sampingnya dengan tatapan aneh. "Kenapa lo?"

Haechan menoleh lalu menaikan satu alisnya seolah bertanya apa yang di maksud oleh Jaemin. "Itu muka lo sepet bener, kenapa? Si Yuna selingkuh?"

Haechan yang mendengar perkataan Jaemin langsung melayangkan tatapan tajam yang hanya di tanggapi oleh dengusan oleh Jaemin. "Sorry sorry, canda bang. Terus jadinya lo kenapa?"

"Kaga."

'Cih gak jelas.' Batin Jaemin menatap malas Haechan.

⋆⋆⋆⋆⋆⋆

Drrtt Drrtt

Haechan merogoh ponselnya yang berada di dalam saku jaket lalu mengangkat panggilan itu setelah tau siapa yang meneleponnya.

"Yang, maaf aku mau kerkom hari ini. Kamu duluan aja pulangnya."

"Hm."

"Yaudah udahan dulu ya, temen aku nungguin."

Tit

Haechan menghela nafas lalu naik keatas motornya dan melaju meninggalkan sekolah.

Saat dia sedang berkendara, tak sengaja obsidiannya menangkap orang yang sedang berjalan dengan lesu dan ia pun langsung mengendarai motornya beriringan dengan langkah kaki orang itu.

Merasa ada yang mengikuti, dia pun menoleh. "Haechan?" Tanyanya memastikan saat melihat penampilan Haechan.

Dan Haechan pun mengangguk. "Hm, mau bareng Ren?" Tanya Haechan membuka kaca helmnya.

Renjun tersenyum dan menggeleng. "Ngga usah, bentar lagi juga nyampe."

Haechan menyerngit tak suka, karena ia benci penolakan. "Udah naik aja."

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang