7: Ambisi Sadewa

653 62 15
                                    

Gusman Gaustara

Salah seorang penggerak industri mabel di Indonesia, namanya melalang buana seantero pebisnis kayu Nusantara.

Memiliki Pabrik yang besarnya tiada tara di Jepara, Jawa. Menjadi salah satu pemasok ulung furnitur di benua Eropa, tak membuatnya cukup dalam mencari muka dan kuasa.

Saat perusahaan kebanggaannya hampir pailit kalian semua tau apa yang ia lakukan? Laki-laki itu menggunakan kesempatan untuk berbesanan dengan keluarga orang nomor satu, Brajadika.

Tetua Brajadika, Pramoesti Handayan. Ayahanda Sadewa Senggala yang kala itu sedang kelimpungan mencarikan jodoh bagi putra tunggalnya, di pertemuan oleh Gusman yang dengan senang hati langsung menawarkan Putrinya, Gayatri.

Entah takdir atau memang malapetaka, Gayatri yang kala itu memang menjadi salah satu manager dalam perusahaan Brajadika dengan mudah ditemukan oleh Pramoesti.

Tak ada kesempatan untuk menolak, tak ada alasan untuk berkata tidak. Seolah-olah dunia memaksa Gayatri untuk menerima, dengan dalih balas budi pada orangtuanya.

Gusman. Bapaknya. Membujuk Gayatri untuk menikah dengan seseorang seperti Sadewa, laki-laki yang bahkan tidak ia ketahui sifatnya.

Demi tetap berlangsungnya perusahaan yang menghidupi nya sejak kecil, demi menterengnya nama besar yang akan memudahkan hidupnya di masa depan.

Sampai suatu ketika saat bapaknya berpulang dalam keabadian, saat semuanya sudah terjadi. Gayatri baru tau satu hal, bahwa bapaknya tak sebaik yang ia kira.

Bahwa terlalu banyak goresan kotor yang pria itu torehkan, bahwa terlalu banyak rahasia yang pria itu simpan, bahkan membahayakan anak dan keturunannya.

Dan saat itu Gayatri sadar, bahwa bapaknya tidak hanya menjualnya namun juga menjebaknya.

Itulah kenapa ia dinikahkan oleh Brajadika, sehingga paling tidak ketika ia mati nanti rahasianya tetap tersimpan secara rapih.

"Kamu harus memutus keterlibatan mendiang bapak dalam kasus tersebut." Ujar Gayatri saat mereka berada di ruang kerja Sadewa.

Sadewa mendengus "Bagaimana bisa memutuskan saat bukti kuatnya ada di tangan kamu? Kamu kira mereka bodoh."

Gayatri menjatuhkan bokongnya kesal, tidak pernah mereka menemukan titik terang.

"Sekalipun kamu menyerahkannya, mereka tidak akan puas. Selagi kamu masih hidup berkeliaran." Sadewa tidak peduli dengan tanggapan istrinya.

"Lalu aku harus mendekam bagaikan narapidana, begitu? Kurang ajar!"

"Mereka mengincar kamu serta bukti-bukti yang kamu miliki, sampai sekali saja kamu menyerahkan bukti tersebut pada pihak berwajib mereka langsung tertangkap."

Gayatri menghela napasnya, kapan ia bisa hidup tanpa bayang-bayang masa lalu bapaknya?

Kenapa pula bapaknya terikat dengan dunia seperti itu.

"Mereka pun tau aku tidak akan menyerahkannya begitu saja."

Sadewa menoleh "Itu kenapa mereka sedang memperkuat posisi di pemerintahan, agar sekalipun kamu menyerahkannya, mereka bisa mengubah hukum yang berjalan."

"Dan dengan begitu, pihak kita yang akan di rugikan."

"Para calon yang maju nanti, tidak lebih boneka penggerak mereka. Ada dalang yang bekerjasama di belakangnya." Jelas Sadewa kembali.

"Sekalipun bapak sudah tidak ada, perusahaannya akan terkena imbas. Bagaimana pun kamu pasti akan terkena juga perusahaan itu atas namamu sekarang."

Lama-lama Gayatri muak hidup dengan segala kuasa, rasanya ia ingin terlahir kembali menjadi anak priyayi di desa saja. Tidak melulu pusing, dan terancam atas sesuatu yang bukan kesalahannya.

Gayatri GauspuspitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang