Jarak yang melintang dari bogor menuju Jakarta sama sekali tidak terasa bagi Gayatri.
Siang ini dia memutuskan untuk melakukan reservasi pada sebuah tempat yang sangat spesial bagi putranya. Ulang tahun Arthur harus ia rayakan, segala hal tentang Arthur harus ia rayakan.
Sebuah taman di daerah jakarta pusat, dengan danau yang mengalir tenang. Tempat ini adalah tanah yang pertama kali Arthur pijaki dalam hidupnya, dahulu saat pertama kali Arthur belajar berjalan taman ini menjadi saksi dari langkah mungil putranya.
Gayatri memutuskan menutup akses taman ini kepada umum khusus hari ini, dia sudah menghubungi beberapa vendor untuk menghias tempat acara.
Tahun ini dikarenakan satu dan lain halnya yang tidak sesuai maka Gayatri membuat acara yang sederhana saja. Tidak ada kemewahan, ia hanya mau memberikan kehangatan kepada Arthur. Dia juga tidak sama sekali menghubungi Sadewa. Biarkan saja, ini menjadi waktunya dengan Arthur.
Sebelum membawa Arthur menuju taman maka Gayatri harus menjemputnya disekolah. Seperti saat ini Gayatri berdiri didepan lobi mewah yang menjadi tempat menunggu.
Gayatri menjadi yang paling mencolok diantara sekitarnya, kenapa? Karena lebih banyak para pengasuh yang menjemput anak-anak tersebut dibandingkan orang tua mereka. Jelas, secara tampilan maka Gayatri akan menarik perhatian.
"Ibu hebat ya. Di tengah kesibukan masih sempat jemput anak." Suara terdengar dari samping Gayatri. Setau Gayatri, seseorang yang bicara sekarang adalah pengasuh teman dekat Arthur. Ia pun sudah saling kenal.
"Biasa saja mbak. Saya juga jemput kalau sempat, gak yang rutin." Balasnya sambil tersenyum.
Bagi siapapun yang melihatnya, sangat terlihat cara Gayatri berlaku kepada orang lain tidaklah berbeda. Ia menjadi baik kepada semua orang tanpa terkecuali. Bahkan kepada para pengasuh pun Gayatri sangat ramah.
"Ibu?" Panggil seseorang dari hadapannya.
Gayatri menoleh lalu tersenyum lebar dan merentangkan tangannya, menyambut sang putra masuk ke dalam pelukan hangatnya. Namun, sakit sekali saat ia melihat Arthur hanya terdiam tanpa melangkah maju menuju dekapannya.
"Nak, kenapa?" Tanyanya kemudian.
Arthur tidak menjawab, hanya mengambil tangan sang ibu untuk ia cium "Gapapa, Arthur kira ibu gak akan jemput. Ibu dan bapak kan lagi sibuk." Katanya dengan nada santai.
Gayatri tau lebih dari itu, putranya masih sangat menyimpan kecewa kepada dirinya. "Arthur gak marah. Arthur tadi pagi cuman lagi gak mau ngomong aja. Ibu jangan sedih ya." Kata anak itu saat Gayatri memandang nya dengan sendu. Tak lupa, arthur pun mengusap air matanya.
Gayatri tersenyum lalu berkata "Ibu gapapa kok, ibu yang harusnya minta maaf karena tidak bisa memberikan ulang tahun yang berkesan untuk Arthur."
"Semua hal tentang ibu selalu berkesan buat Arthur." Balas Arthur sembari menatapnya.
Tuhan. Terimakasih sudah membawa jagoan ini kepadanya, walaupun sangat mirip dengan Sadewa tapi Arthur akan selalu menjadi anak manis di hadapannya.
Semua tentangnya selalu akan Gayatri pastikan baik-baik saja, segalanya tentang Arthur tidak boleh sampai terlewat dari perhatiannya.
"Nak dengar ibu. Selamat bertambah usia ya, mungkin sekarang Arthur belum mengerti akan segala hal yang terjadi karena belum waktunya. Kelak ketika Arthur dewasa ibu akan memastikan kamu mengerti semuanya." Ucap Gayatri sembari menatap wajah polos Arthur, dan kembali lagi air matanya ia tahan.
Arthur hanya menyimak seakan paham akan ucapan ibunya "Jadi dewasa itu tidak mudah ya bu?" Tanyanya.
Gayatri terdiam, tidak lama lalu dia tersenyum hanya tersenyum sembari menggandeng Arthur menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gayatri Gauspuspita
RandomHidup Gayatri sangat sempurna. Segala hal yang ia mau akan ia dapatkan dengan selalu. Menjadi wanita impian segala usia kemudian tokoh menginspirasi bagi masyarakat luas, serta bagian dari kalangan keluarga terhormat nusantara. Bagaikan seorang ratu...