9: Bertengkar kembali

666 55 12
                                    

Hidup ini berat.

Gayatri tidak akan menjadi motivator yang berkata bahwa masih ada seuntai harapan di hari esok yang cerah.

Tidak, dirinya tidak berminat menjadi motivator yang menyemangati orang lain saat dirinya sendiri tidak tau tujuan hidupnya.

Menjadi Gayatri sungguh tidak pernah mudah, tangisan air mata, dan segala rumitnya hidup ia jalani.

Menjadi sulung, pewaris. Sangat berat.

Sungguh, Orang-orang di balik nama bapaknya adalah bagian dari tanggungan hidupnya.

"Perusahaan tidak akan bisa bertahan jika masih seperti ini terus." Katanya pada salah satu tangan kanan yang ia miliki.

Gayatri istri seorang Sadewa, dan Gayatri seorang pemilik industri mabel tersohor bagaikan dua orang yang berbeda.

Sangat berbeda, karena apa? Karena dirinya menjalani dua peran yang sangat berbanding terbalik.

Gayatri nyonya Brajadika adalah perempuan yang sangat pengertian, lemah lembut, penuh kasih dan cinta.

Jangan pernah kalian harapkan itu semua berada dalam jiwa pemimpin mengku boemi perusahaan di bawah naungannya.

"Saya tidak mau tau, bagaimanapun caranya. Mereka harus menandatangani kesepakatan yang kita buat. Bagaimanapun caranya." Tegasnya.

Asisten Gayatri hanya bisa menghela napas, Gayatri dengan ambisi bisnis adalah sebuah kematian.

Ia memberanikan dirinya untuk bertanya "Maaf bu, bukankah ibu yang bilang bahwa kita harus mengikuti kemauan mereka demi berjalannya proyek ini."

Gayatri tersenyum miring "Mereka menjalankan kesepakatan kita tidak? Tidak bukan, jika begitu berarti kita yang menjalankannya."

Pembahasan ini masih tentang ribuan hektare kebun jati di daerah blora, jawa timur. Bentang tanah luas yang menghidupi ratusan orang.

Tentang para petani yang tidak mau menjual lahan, tentang para buruh yang tidak bisa bekerja dengan baik, tentang para pengusaha yang tidak mengenal kata puas.

"Paham?" Pastinya kembali.

"Baik bu."

Huh, rasa-rasanya rindu sekali Gayatri menjadi seperti ini. Sadewa hanya membolehkannya mengurus perusahaan beberapa kali dalam sebulan. Selebihnya, perusahaan di urus oleh orang-orang di bawah kepemimpinan Gayatri.

Hanya saja Gayatri tidak puas, mereka terlalu banyak mengisi perut buncit para dedengkot dengan uang perusahaan yang mengakibatkan dirinya rugi besar.

Dia harus kembali terjun langsung meneruskan bisnis ini, karena jika bukan dirinya. Sudah di pastikan perusahaan tersebut gulung tikar dalam waktu dekat.

Asistennya pamit undur diri, meninggalkan Gayatri dengan segala rencana serta perhitungan matang untuk perusahaan.

Morning news.

Memasuki agenda libur nasional, banyak sekali tempat wisata yang ramai akan pengunjung.

Namun, tak sedikit masyarakat yang penasaran akan mangkraknya pembangunan destinasi wisata hutan jati yang dikelola di bawah naungan mengku boemi perusahaan andalan menantu mantan RI 1.

Besar keinginan Gayatri untuk melemparkan televisi di hadapannya dengan gelas.

Sebuah keberhasilan usahanya akan di lihat sebagai pencapaian keluarga suaminya, sedangkan sebuah kegagalannya akan dilihat sebagai betapa buruk perusahaannya.

Gayatri GauspuspitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang