Lantern Festival - Halisol 🔞

3.8K 108 47
                                    

Disclaimer!

- kata-kata kasar dan tidak difilter

- public sex(?)



Dalam riuh festival lentera yang sudah terbang di udara, terdapat sekumpulan pemuda yang sedang kebingungan. Mereka sedang mencari dua temannya yang menghilang entah kemana sejak lentera dilepaskan ke udara.

"Duh, mereka berdua kemana sih?! Kan udah dibilangin jangan mencar!"

"Tenang ... mungkin Solar sama bang Hali lagi pengen berduaan," ucap Gempa mencoba menenangkan.

Blaze berdecak kesal. "Sudahlah, tinggalkan saja mereka, nanti juga nyusul. Ayo, itu ada jajan." Ice menarik Blaze menuju salah satu stand makanan di festival tersebut.

"Tunggu!!" Teriak Thorn dan Taufan. Gempa hanya terkikik geli melihat kelakuan mereka, melupakan acara mencari dua temannya yang menghilang entah kemana.

- -

Dua insan yang sedari tadi mereka cari ternyata berada di balik sebuah pohon, menautkan bibir mereka dengan penuh gairah. Halilintar menahan pergerakan Solar, membuat Solar hanya bisa pasrah.

"Udah! kempes bibir gue. Lepasin, gue mau jajan!!" Solar memberontak, tapi usahanya sia-sia, tenaga Halilintar jauh lebih besar darinya.

"Lepasi- mphh!!" bibir ranum Solar kembali disambar Halilintar, ia menggigit bibir bawah Solar sedikit kasar, membuat Solar mengaduh sakit, mulut Solar dengan spontan terbuka. Tak membuang kesempatan, Halilintar kembali menyambar bibir ranum yang sangat menggoda itu, mengajak Solar bergulat lidah.

Lima menit telah berlalu, Halilintar melepas tautan bibir mereka. Menatap paras cantik kekasihnya, dengan mata sayu dan saliva menetes dari mulutnya membuat libido Halilintar naik.

"God ... let me fuck you." Halilintar membenamkan wajahnya di ceruk leher Solar.

"Disini?!" Halilintar mengangguk sebagai balasan. Satu pukulan mendarat di kepala Halilintar, membuat sang empu mengadu sakit. "Kalo sange tuh liat tempat goblok! Nanti aja kalo udah dirumah!" Solar terus memukuli kepala Halilintar.

"Aduh duh- keburu ange aku, yang ..."

"Najis jamet!"

"Jamet gini kamu doyan kontolku."

Satu pukulan keras mendarat di wajah tampan Halilintar. "GOBLOK! TOLOL! BAJINGAN, ANJ-" Sebelum Solar meneruskan umpatannya, Halilintar menutup mulut Solar menggunakan tangannya.

.

"Ssst ... jangan teriak-teriak." Solar memberontak. Halilintar memutar Solar agar membelakanginya lalu menghantamnya ke dinding, "sekali ini aja ya? lagian gak ada yang liat kok." Halilintar berbisik tepat di telinga Solar.

"Ini tempat umum goblok! kalo kedengeran gimana?!" omel Solar.

"Ya kamu tahan desahanmu dong, lagian sekali-kali nyobain public sex."

"No!" Tolak Solar mentah-mentah.

"Please?~ just once.." Lagi-lagi Halilintar berbisik tepat di telinga Solar lalu sedikit menjilatnya, kedua tangannya mencengkram paha sintal Solar.

Solar mengerang tak nyaman, "you... fucking pervert ..." Solar berusaha menahan bobot tubuhnya, ia lemas karena tangan Halilintar yang dengan kurang ajar mulai masuk menjelajahi pantatnya.

"But you like it, right?" tangannya sedikit mencengkram pantat sintal Solar, membuat Solar tercekat.

"Ergh ... fuck it."

A day in our lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang