[[ FOLLOW DULU YO SEBELUM BACA ]]
Cerita ini mengisahkan sosok pemuda yang pada saat menjelang Ramadhan, ia mengajak Ayah nya liburan bersama sang Kakak. Tetapi ia terjatuh ke jurang karena di kejar-kejar oleh dua orang penjahat.
Pemuda itu di temuk...
Sudah Follow dan Vote belum? Follow dan Vote dulu yo, hehe!
بسماللهالرحمنالرحيم..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ Saturday, 02 April 2022 ]
Di sebuah bilik yang bernuansa hijau putih ini terdapat seorang pemuda tampan yang tengah tertidur. Tidak ada cahaya apapun yang menyinari, jadi, ruangan ini begitu gelap.
Suara alarm sudah berdering berkali-kali, namun pemuda itu tak kunjung bangun, malah, membiarkan alarm itu terus berbunyi seperti lagu pengiring tidur.
Sehingga, orang yang tinggal seatap dengannya merasa terganggu karena jika dihitung, sudah lima kali lebih alarm itu berbunyi
"NAK!! AZZAM!!! BANGUN! MATIIN ALARM NYA..!!"
Ya, itu adalah teriakan Umi Fatimah. Beliau sedang berada di dapur memasak untuk makan sahur nanti.
"Ada apa sih, Um? Teriak-teriak, masih pagi loh ini" ucap Abah Ahmad yang datang sambil menggosok-gosok telinganya karna suara istrinya itu.
"Itu loh Bah anak kamu! Alarm dari tadi ga dimatiin" jawab Umi Fatimah yang masih bergelut dengan masakannya.
"Hm, anak kita lah" koreksi Abah Ahmad.
"Iya deh anak kita"
Abah Ahmad pun berjalan hingga kini berada tepat di belakang istrinya.
"Eumm, istri aku lagi masak apa?" Tanya Abah Ahmad dengan suara lembut nya sambil memeluk Umi Fatimah dari belakang. Ia letakkan dagu nya di leher Umi Fatimah.
Ternyata, dibalik sikap tegas nya, Abah Ahmad ini sangatlah manja jika sudah berdua dengan istrinya.
"Eh, Abah!!"
"Kenapa, hm?" Abah Ahmad mendusel-dusel kan wajahnya di leher Umi Fatimah.
"Abah, ih!! Lepas gak? Aku lagi masak nih"
"Ga mau.."
"Huft!!" Umi Fatimah pun melanjutkan masaknya, dan selesei. Ia mematikan kompor.
"Abah, ih! Udah.. lepasin! Entar kalo Ridho sama Azzam tiba-tiba ke sini, liat kita gimana?"
"Ya biarin lah"
"Lepasin gak!"
"Aku lepasin tapi ada syaratnya"
"Apa?"
"Cium, sayang" manjanya.
Umi Fatimah memalingkan wajahnya ke arah lain, pipinya sudah merona. Sungguh, ia begitu salah tingkah.
"Ga mau!" Ucapnya sok tegas, padahal hatinya begitu meleleh.