Di siang hari yang cerah namun tidak untuk pemuda manis seperti Jisung.
Bagaimana tidak? Jisung baru saja pulang dari ekskul IPA, dan jisung disambut dengan keheningan di dalam mansion yang begitu besarnya.
Kini Jisung sedang mencari keberadaan penghuni mansion yang tadi pagi ramai itu, maid, bodyguard, satpam, supir, dan lain-lainnya tidak ada didalam mansion itu.
"Hah... Hah... Kemana mereka dan apakah ini kejutan untukku yang menang dari ekskul IPA yang begitu sulitnya?"
Ucap Jisung yang bagaimana tadi pagi dia memberi tahukan kedua orang tuanya dan haruto kalau jisung itu memenangkan olimpiade IPA dan harus pulang di siang hari.
Sretth
Jisung membuka segel kekuatannya dan mencari keberadaan penghuni mansion, namun sial Jisung tidak bisa menemukan keberadaan mereka.
Kini Jisung telah duduk ditaman belakang rumah yang berniat untuk beristirahat sebentar dan memikirkan cara untuk menemukan keberadaan mereka.
"Hah, kemana ya mereka, padahal hari ini aku sudah bahagia karna menang olimpiade di dunia manusia.... AKHHH SIAL" ucapnya kesal diakhir perkataannya itu.
"Apa aku harus meminta bantuan dari yuta?, Akh tidak yuta dan winwin pasti tidak mau membantu ku... Em... Coba aja ya" ucapnya lalu Jisung berdiri dan berjalan menuju kolam ikan yang ada didepan nya itu.
Sreetthh... Tingghh...
Jisung pun menghilang dan pergi menuju dunia bawah.
.
.
.
.
.Sreett... Bughh...
"Siapa yang ada disana"
"Apakah ada orang disana?"
"Akh, sial kenapa aku mendarat dengan tidak elit, padahal aku tadi didunia manusia menghilang dengan elit" ucap Jisung kesal dan menendang batu besar yang ada disampingnya itu.
"Dari pada kesel nggak jelas lebih baik aku pergi dari sini dan pulang ke kerajaan yang dulu aku cintai itu" ucapnya lalu pergi dari selokan yang penuh dengan batu itu.
Tap... Tap... Tap...
"Tu-tuan Jisung?" Ucap salah satu penjaga pintu gerbang istana itu.
"Tuan kembali?" Ucap salah satu penjaga pintu gerbang lainnya.
"Ya... Seperti itulah... Buka pintu gerbang nya" ucapnya sambil memerintahkan keempat penjaga itu.
"Baik pangeran" ucap serentak mereka.
KREEKKKHH
"silahkan masuk pangeran" ucap penjaga itu.
Tampa mereka bilang 'silahkan' pun Jisung sudah menghilang dan mereka pun berbalik untuk melihat keberadaan pangeran nya itu.
"Beliau sudah besar ya..." Gumam salah satu penjaga pintu gerbang.
"Tapi sifat beliau belum berubah sama sekali" gumam penjaga pintu gerbang lainnya.
"Padahal nyonya winwin sudah mengajarkan tata karma" ucap penjaga pintu gerbang lainnya sambil memasangkan wajah tersenyum.
Mereka pun tersenyum dan tertawa bahagia karna kedatangan pangeran manisnya itu.
Kini Jisung baru saja tiba di perkumpulan warga didunia bawah itu, sambil berjalan menuju ke arah istana Jisung pun melihat kesana-kemari dan banyak yang berubah, batinnya.
Tuk...
Jisung berhenti sejenak sembari melihat semua orang yang dimana mereka sangatlah unik, iblis, iblis setengah hewan, peri, venom, dan lain semacamnya.
"Kenapa mereka banyak yang berubah" gumamnya namun setelah bergumam Jisung melihat kearah yang menurut nya itu menarik dan...
"Jihoon" Jisung bertemu dengan jihoon yang dimana jika jihoon adalah demigod yang dimana demigod tidak boleh memasuki wilayah iblis itu.
Jisung pun yang tidak begitu penasaran pun hanya mengabaikan jihoon yang berjalan kesana kemari itu dan melanjutkan perjalanan menuju ke arah istana.
.
.
.
.
.
.Setelah beberapa menit kemudian Jisung pun yang tadinya ada di ibu kota pun kini sudah ada di depan pintu gerbang istana nya itu.
Jisung pun bertemu pamannya yang ada didepan pintu gerbang itu.
"Jie?" Tanyanya kaget Karna kedatangan Jisung.
"Senang bertemu denganmu, paman" ucap Jisung sopan.
Sang paman pun hanya mengangguk dan mengajak Jisung untuk masuk kedalam istana itu.
.
.
.Diperjalanan sang paman terus menerus ngomel-ngomel nggak jelas dan Jisung hanya tersenyum tipis karna tau jika sang paman sangat kangen ke keponakan nya itu pasti mengomel-ngomel.
Tampa Jisung dan pamannya sadari mereka pun kini sudah ada didepan pintu istana dan sang paman pun langsung berbicara dengan sang penjaga yang sedang menjaga pintu istana.
"Yuk, jisungie kita masuk" ucapnya yang sudah mendapatkan izin dari penjaga.
Jisung pun hanya mengangguk dan berjalan mengikuti pamannya yang sudah masuk kedalam istana.
Didalam istana disana Jisung disambut oleh yuta sekaligus winwin yang dimana yuta dan winwin adalah kedua orang tua kandungnya itu.
Winwin yang berdiri diam dari tadi pun menahan nangis dan langsung memeluk erat tubuh ramping Jisung.
"Bunda kangan" ucapnya lemah.
"Eum, jie juga kangen bunda" ucap Jisung sambil membalas pelukan hangat winwin.
"Terus? Ayah tidak begitu?" Ucap yuta dengan nada sedih.
Jisung yang tadinya peluk winwin pun melepaskan pelukannya dan berlari kecil ke arah yuta yang sedang berpura-pura nangis itu.
"Jisung juga kangen ayah.... Malah banget.." ucapnya sambil memeluk badan yuta.
Yuta pun tersenyum dan membalas pelukan Jisung.
"Kenapa kau berpura-pura lupa ingatan dan lupa kepada kita" ucapnya.
"Tidak, ayah Jisung mana mungkin lupa ke Ayah dan bunda" jawabnya sambil tertawa kecil.
"Sudah jangan berpura-pura lagi Andy"
"Kau sudah tau ya? Yuta"
Yuta pun langsung melepaskan pelukannya dan menatap kearah winwin sebagai kode.
Winwin yang menerima kode pun langsung berjalan menuju ke arah samping nya yuta.
"Lama tidak bertemu tuan Andy"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.=================================================
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
primadonna the gods
Fantasybagaimana rasanya jika kita jdi perebutan para dewa apakah seharusnya kita sedih atau bahagia jawabannya adalah hanya orang tertentu yang merasakannya "KITA HARUS MENEMUKAN 'DIA' AKU SUDAH MUAK DENGAN DUNIA YANG MENJIJIKAN INI" "bisakah kalian diam...