Nia tidak yakin dengan apa yang didengarnya barusan. Dia mengorek kuping dan mendekatkan kepala ke arah Zaki yang barusan bicara.
"Kamu bilang apaan tadi? Coba ulang!"
Zaki menarik napas dalam-dalam. Kali ini dia berbicara lebih pelan dengan penegasan di tiap kata. "Nia, aku suka sama kamu. Mau jadi pacarku nggak?"
"HAH?" Nia terlonjak dari tempat duduknya. Sesaat dia lupa kalau mereka masih ada di warung bakso pinggir jalan dengan banyak orang yang memperhatikan. "Kamu gila, ya?"
Wajah Zaki sudah memucat. Dia melirik ke kiri dan kanan dengan gugup. Sekarang mereka sudah jadi tontonan semua pengunjung warung bakso.
"Kamu nembak aku pas malam Jum'at Kliwon! Apa ntar nggak sial?"
"Ahelah! Kamu hidup di zaman kapan, sih?" Padahal Zaki nggak peduli sekarang hari apa. Dia nembak karena dia merasa sudah siap. Mana ada waktu untuk mencari tahu kapan hari baik, kapan hari sial. Dia baru mau pacaran, bukannya mau resepsi pernikahan. Namun, sebuah ide muncul di kepalanya. "Anggap aja aku sengaja nembak pas Jum'at Kliwon biar berkesan dan kamu nggak bakalan lupa selamanya. Biar ntar ada cerita menarik buat anak cucu ki--"
Nia menempeleng kepalanya. Namun, pipinya perlahan memanas.
"Kamu kayaknya udah yakin banget ya bakalan diterima?"
Dan Zaki menelan ludah berat.
***
TEMA 14:
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Magical Days
Conto[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2023 ❝Every day holds new magic.❞ ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writing Challenge" yang diadakan oleh Nusantara Pen Circle (NPC) Mulai : 1 Juni 2023 Selesai : 30 Juni 2023 ==...