Dion berdiri bersandar di samping pintu kamar mandi apartemennya. Pita kuning penanda Tempat Kejadian Perkara membentang di mana-mana. Belasan orang terus keluar masuk sejak satu jam yang lalu. Beberapa di antara merema berpakaian putih-putih ala paramedis, sementara yang lainnya berseragam polisi. Mereka sibuk melakukan tugas masing-masing dan sesekali berbincang serius dengan satu sama lain.
"Benturan keras di kepala." Seorang paramedis sedang berjongkok di dekat mayat yang tergeletak di lantai kamar mandi. "Menurut dugaan saya, korban terpeleset dan kepala bagian belakangnya menghantam pinggiran kloset dengan sangat keras."
"Tapi apa-apaan kacamata hitam itu?" Salah seorang polisi menyahut. "Apa dia buta?"
"Menurut kesaksian tetangga sebelah, tidak ada yang salah dengan penglihatannya."
Dion mengerang pelan dan ikut berjongkok di samping orang-orang tersebut. Turut dipandanginya mayat berkacamata hitam itu--tubuh yang beberapa saat yang lalu masih merupakan miliknya.
"Duh, gilaa! Gila! Jadi gue beneran mati, nih?" Dia mengacak-acak rambutnya frustrasi. Tentu saja tidak ada seorang pun yang bisa mendengarkan teriakan protesnya barusan. "Dasar kacamata sial!"
Tadinya Dion sedang senang luar biasa karena kacamata hitam merk Dior idaman sudah berada di tangannya. Saking tidak sabarnya ingin mencoba, dia langsung menuju kamar mandi, mencuci tangan di wastafel--pokoknya kacamata mahalnya itu harus steril!--dan langsung unboxing.
Kacamata hitam itu segera dicobanya, tak lupa sambil memasang pose ganteng, mirror selfie, dan maju-mundur di depan cermin.
Nah, di sinilah kesialannya di mulai.
Dion tidak sadar ada sebuah sabun batangan yang teronggok di dinding kamar mandi. Semua terjadi begitu cepat. Tanpa sadar Dion menginjak sabun sialan itu. Dia terjungkal dan kepalanya menghantam kloset yang berada tepat di balik punggung. Lalu tahu-tahu rohnya sudah berpisah dari badan.
Namun, bukan fakta bahwa dia sudah matilah yang paling mengganggu pikiran Dion saat ini.
"Gue udah kebayang gimana headline beritanya ntar." Dion membenamkan wajahnya di kedua telapak tangan. "Seorang pekerja kantoran berkacamata hitam merk Dior ditemukan tewas di apartemennya. Diduga terpeleset sabun batangan." Dia mengumpat tiga kali. "Ya Tuhaaan harga diri gueee!" Dia tidak bisa membayangkan spekulasi macam apa yang akan beredar di masyarakat nantinya. Kombinasi dari pria, kamar mandi, dan sabun batangan, hanya akan membuat netizen berpikiran yang aneh-aneh.
Dion memang pernah berharap bisa meninggalkan jejak yang berkesan ketika meninggalkan dunia ini, minimal satu saja, tapi yaa nggak begini juga kali!
***
TEMA 30***
Horeee DWC selesaaai!!!
Walaupun banyak bolong dan ngos-ngosan, yang penting udah selesai.
Sebenernya rada nyesel ikutan DWC taun sekarang (salah sendiri sih, aku gatau kalo bulan Juni bakalan se-hectic ini), tapi yang penting udahaaan!And ... fictogemino? I still hate you 😒
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Magical Days
Conto[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2023 ❝Every day holds new magic.❞ ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writing Challenge" yang diadakan oleh Nusantara Pen Circle (NPC) Mulai : 1 Juni 2023 Selesai : 30 Juni 2023 ==...