16. Pesan dari Ibu

42 10 8
                                    

Aku dibangunkan dengan belaian lembut pada rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dibangunkan dengan belaian lembut pada rambut. Senyuman terukir di bibir, tahu pasti siapa itu. "Ayah?"

Begitu mataku terbuka, aku merasakan kelembutan baru dari kasur tempatku berbaring. Begitu duduk dan mencoba memfokuskan pandangan, aku melihat diriku tengah berada di sebuah kasur baru yang jauh lebih empuk. Terheran-heran, aku sedikit mengangkat kepalaku, tepat ke arah Bunga duduk.

Dia hanya diam, sedikit memiringkan kepala bunganya. Aku tentu belum mengerti makna dari bahasa tubuhnya.

Aku kembali mencoba memahami apa gerangan yang terjadi. Begitu pandangan kian fokus, tampak kasurku telah diganti dengan yang baru. Bentuknya menyerupai bunga matahari dengan bagian tengah berwarna cokelat sebagai pusat dari kasur. Sementara bentuknya yang bundar dilengkapi dengan ujung berbentuk seperti kelopak bunga matahari. Lututku ditutupi dengan selimut kuning lengkap dengan bantal berwarna sama yang tadinya menopang kepalaku.

Aku kegirangan, menyadari bahwa ada kasur baru yang lebih empuk dan tentu saja, sesuai dengan selera warna yang kuinginkan. Sejak kemarin, sudah diberikan bunga kuning dan kini ditambah kasur berbentuk serupa. Kutatap kembali Bunga dan merangkak untuk memeluk lehernya dengan erat.

"Ayah dapat dari mana?" Aku melepas pelukan.

Bunga menyerahkan selembar kertas, tampak sebuah surat yang kukenal betul dari siapa, tulisan tangan Ibu. Tanpa ragu, aku raih surat itu dan membaca kata demi kata.

Untuk Nanala,

Ibu titipkan semua mainanmu pada ayahmu agar kamu tidak merasa kesepian lagi. Ibu tahu kamu pasti merindukan mereka. Jaga dirimu baik-baik.

Dengan penuh cinta,
Ibu

Kata-kata yang singkat, tapi sedikit mengobati kerindukanku. Meski Ibu tidak menjelaskan kabar darinya, melalui surat ini, kutebak dia juga sedang berbahagia sepertiku.

Aku menatap kembali Bunga. "Di mana boneka-bonekaku?"

Bunga mengulurkan tangan, aku raih genggamannya dan berjalan bersama menuju ruang tengah. Mataku berbinar kala melihat sebuah kotak berukuran besar penuh dengan pakaian lengkap serta sejumlah boneka serba kuning yang selama ini aku rindukan. Ini semua barang-barang dari tempat tinggalku dulu, Ibu mungkin mengembalikannya lantaran aku masih membutuhkan itu. Meski Bunga telah menyediakan banyak baju, aku tetap ingin memakai sebagian pakaian lama yang masih nyaman.

Bunga mengangkat kotak itu lalu berjalan kembali ke kamar, dia susun semua pakaian ke lemari dan membiarkanku menyusuni beberapa boneka di kamar.

Aku susun seluruh boneka yang kumiliki di kasur, menciptakan suasana nyaman sekaligus ramai. Kini aku tidak begitu kesepian saat tidur. Begitu gembiranya aku saat Ibu masih mengingatku, walau kami telah terpisah. Kuharap dia juga tidak kesepian saat menetap di desa.

Wonderful World of Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang