1

767 106 62
                                    

Suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar hingga ruang makan. Seorang pria paruh baya yang berada diruang makan pun langsung menoleh ke arah sumber suara, dan hitungan detik pria itu tau siapa yang melangkah ke arahnya.

Plakkk

"Dasar anak gak tau diri! Dibaikin malah ngelunjak kamu ya."

Pukulan dan makian sudah menjadi makananku sehari hari. Tatapan kebencian itu selalu menyambut ku pulang ke rumah. Semenjak kepergian bunda aku selalu dibenci oleh ayahku. Ayah ku yang mengira, kalau kematian bunda itu penyebabnya aku.

Tak ada lagi yang menyayangiku, tak ada lagi kebahagiaan bagiku, dan hidupku terlalu kelabu.

Aku selalu mengabaikan ayah yang selalu memarahi diriku, dan seperti nya aku terlalu mati rasa, bahkan pukulan yang ku terima tidak terasa lagi di tubuhku.

"Ayah. Kenapa ayah nampar aku? Salah aku apa," ucap Adelia sambil memegangi pipinya yang terasa panas, akibat tamparan yang diberikan oleh ayahnya.

"Kamu masih nanya salah kamu apa? Semalam kamu pulang larut malam kan? Kemana aja pulang sampai selarut itu? Ah iya saya tau jangan-jangan kamu jadi jalang diluar sanakan," ucap Bastian sambil tersenyum mengejek.

"Ayah ngga gitu. Aku semalem ngerjain tugas sama teman ku dirumah nya, tapi aku ketiduran," balas Adelia

"Aku ngga mungkin jujur sama ayah, kalo aku kerja diluar. Bisa-bisa ayah ngusir aku dari rumah ini," batin gadis itu

"Terserah kamu mau kemana itu juga bukan urusan saya. Jangan buat malu saya diluar sana. Kamu tau kan saya disini siapa, dan jangan pernah mengakui saya adalah ayah kamu. Ingat anak saya hanya Andira bukan kamu!! Ngerti kamu?!" ucap Bastian setelah itu melenggang pergi begitu saja.

"Tuhan apa aku gak boleh bahagia?"
"Kenapa ayah ku tak pernah menyayangi ku?"
"Apa salah aku kepada nya, mengapa ayah sejahat itu padaku?"

Ribuan pertanyaan itu selalu berputar dipikirannya. Ingin rasanya aku berteriak untuk meluapkan rasa sakit ini. Setelah kepergian bunda hidupku berubah sangat drastis. Dulu aku selalu mendapatkan kasih sayang dan cinta dari ayah walaupun tidak sebanding dengan adik ku. Entah mengapa setelah kepergian bunda hidupku terasa seperti di neraka.

Setelah merasa dirinya sudah lebih baik dan melihat jam tangan miliknya ternyata sudah pukul 06.20 WIB, gadis itu segera berlari keluar dan menuju halte biasa tempat menunggu bis. Sepertinya keberuntungan lagi berpihak kepadanya, bis datang tepat saat setelah ia sampai di halte. Dengan segera gadis itu menaiki bis tersebut. Sebenarnya dia bisa saja naik taxi tapi dipikir-pikir terlalu boros uang. Karena, untuk kehidupan sehari-hari gadis itu harus berusaha sendiri.

~~~ Disekolah ~~~

Setelah 20 menit diperjalanan Adelia turun dihalte tepat diseberang sekolahnya. Adelia kembali melirik jam tangannya, ia benar-benar sudah terlambat 5 menit dari bel berbunyi, tapi untung saja pagar sekolah hampir belum tertutup sempurna.

"Pak-pak. Sebentar jangan ditutup dulu dong, kan Adel belum masuk," ucap Adelia dengan ngos-ngosan.

"Ih si eneng telat mulu, kebiasaan pasti bangunnya kesiangan kan?" tuduh satpam itu.

"Gadis tu yah bangunnya pagi-pagi, entar jodoh nya susah datang baru tau rasa. Neng mau jadi perawan tua." sambung pak satpam lagi

"Hehehe pak Jaka tau aja kalau Adel bangunnya kesiangan," balas Adelia sambil mengeluarkan cengiran khasnya.

" Yaudah neng masuk aja untung pak Jaka lagi berbaik hati nih,"

" Makasih pak Jaka yang ganteng," rayu Adelia

Adelia segera memasuki halaman sekolah SMA CAKRAWALA RENJANA dengan tergesa-gesa. Karena, takut kelasnya sudah dimulai. Sampai ketika ditengah koridor sekolah tubuh adelia tidak sengaja menabrak punggung seorang laki - laki.

BRAKK

" Awwss," Adelia meringis kesakitan saat bokongnya mencium lantai sekolah.
Seketika Adelia langsung berdiri dan menepuk-nepuk rok belakangnya yang sudah kotor.

" Aduh maaf- maaf gue ngga sengaja, tadi gue ngga lihat kalo ada lo disini. Gue tadi buru-buru mau masuk kelas takut telat," Ucap Adelia sambil menunduk.

"Mata lo dimana sih! Ngga lihat gue dari tadi berdiri disini, ngga ada tuh yang nabrak gue." Ucap laki - laki itu.

"Lo ngga lihat mata gue ada dua? Buta lo? Lagian salah lo sendiri lah kenapa ngga minggir pas liat gue lari," Adelia membalasnya dengan kesal, dia sendiri yang bertanya, tapi dia sendiri yang ngga lihat mata Adel ada dua.

"Dia," Askara Raja Renjana, kapten basket sekolah SMA CAKRAWALA RENJANA. Sekaligus anak pemilik sekolah. Askara banyak dikagumi oleh siswi-siswi disini, dengan memiliki wajah yang tampan dan mempesona.

"Dih lo apa-apaan sih gue udah minta maaf juga. Ya seterah lo mau maafin gue atau ngga itu urusan lo, gue duluan bye," Balas Adelia dengan cepat sambil melambaikan tangan dan melenggang pergi begitu saja.

Baru berapa langkah kaki Adelia langsung terhenti, kala ada seseorang yang mencekal tangannya.

"Lo mau kemana? Gue belum maafin lo, enak aja langsung pergi begitu saja setelah lo buat punggung gue sakit," ucap Askara dengan menatap tajam mata Adelia.

"Dih lepasin tangan kotor lo dari lengan gue, gue ngga sudi disentuh cwok prik kaya lo," dengan menampilkan wajah kesalnya.

"LEPASIN TANGAN LO DARI CEWEK GUE!" teriak laki-laki itu sambil berjalan kearah Adelia. Lelaki itu menatap Askara dengan mata tajamnya dan menepis tangan Askara dari lengan kekasihnya.

"Dia," Eldzio Putra Mahendra. Ketua osis disekolah SMA CAKRAWALA RENJANA. eldzio juga tak kalah tampan dari Askara, dia juga banyak dikagumi oleh siswi siswi disekolah ini dengan memiliki ketampanan, pintar dan wibawanya.

"Cewek yang lo maksud itu dia," ucap Askara, seraya menunjuk gadis itu dengan jari telunjuk nya.

"Iya. Adelia itu cewek gue. Kenapa lo engga suka? Pergi aja lo dari sini. Inget yah gak usah ganggu-ganggu cewek gue apalagi nyentuh dia." balas eldzio dengan wajah yang sudah kian memerah.

"Dih apa-apaan lo! Ngatur-ngatur gue, emang lo orang tua gue, yang bisa seenaknya ngatur-ngatur gue," ucap Askara

"Siapa juga yang nyentuh-nyentuh cewek lo. Tanya tu sama cewek lo sendiri, salah dia apa sama gue," sambungnya lagi.

Gadis itu langsung tersadar, melihat suasana makin kian memanas dengan segera dia melerai keduanya agar tidak beradu jotos disekolah. Bisa-bisa mereka terkena masalah.

" Stop-stop kalian berdua jangan buat kegaduhan disini. Ingat kalian masih berada dilingkungan sekolah, nanti kalian malah dapat masalah. Kamu juga ngga usah ditanggapin nih oran, nanti makin panjang. Anggap aja dia orang gila," ucap Adelia dengan wajah kesalnya.

"Ayo kita pergi saja dari sini. Nanti kita telat masuk kelasnya." Adel langsung menarik tangan eldzio, agar segera mengikutinya.

" Argghh, Bangsat kita lihat aja urusan kita belum selesai." batin askara sambil menggepalkan tangannya.

~~🌅🌅~~

tunggu kisah kelanjutan tentang askara   dan adelia
jangan lupa follow dan pantengin terus ceritanya

ADELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang