18

152 85 13
                                    

Terkadang aku menangis
ketika melihat diriku dan
bertanya tanya mengapa
diriku seperti ini

~~Adelia~~


" A-ayah " gumam adelia sambil melangkahkan kakinya untuk masuk kerumah

" Adel udah siap yah " batin gadis itu

" Bukannya pulang habis sekolah malah keluyuran malam-malam seperti ini " Ucap pria paruh baya yang sedang meminum kopi diruang tamu

Sebuah suara membuat Adelia berhenti berjalan kekamar nya dan membuatnya segera berjalan kearah pria itu
" Maaf yah " hanya kata itu yang keluar dari mulut adelia

Prangg

Satu lemparan vas bunga yang diberikan Bastian mendarat mulus di kaki adelia sehingga membuat adelia mengerjabkan matanya terkejut

" Saya sudah bilang kalo kamu mau pulang malam seperti ini lebih baik kamu ngga usah pulang sekalian jangan membuat malu saya adelia " ucap Bastian dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah, dilantai atas Andira yang mendengar suara keributan dari bawah sontak langsung turun dan menemukan ayah dan kakaknya yang lagi bertengkar

" i-iya yah Adel cuma kerja yah, uang yang Adel kumpulkan sudah habis, untuk biaya SPP sekolah Adel "

" Banyak alasan kamu, kamu tau kan kalo kamu membuat kesalahan kamu harus mendapatkan hukuman dari saya "

" Iya yah Adel tau, Adel sudah siap "

" Mendekatlah ke arah saya Adelia " perintah Bastian, adelia pun menurut gadis itu berjalan mendekat ke arah Bastian dengan kepala menunduk

" Jangan kak " teriak Andira setelah berada dilantai bawah dengan air mata sudah mengalir deras di pipinya

Adelia menoleh ke arah adiknya yang sudah menangis sesenggukan, gadis itu menggeleng kepalanya dan langsung tersenyum seolah berkata " tidak apa-apa "

" Luka bagian mana lagi yang aku dapatkan malam ini " batin gadis itu sambil berjalan kearah ayahnya

Plakk...plakkk

Dua tamparan keras mendarat mulus di pipi kanan dan kiri adelia hingga setetes darah pun keluar dari ujung bibirnya, tak sampai disitu bastian langsung menjambak rambut Adelia sehingga membuat kepalanya mendongak keatas, membuat adelia mengerang kesakitan

"Akhh sakit yah, lepasin kepala Adel sakit yah, Adel minta maaf Adel salah " rintih adelia dan berusaha melepaskan tarikan rambutnya namun gagal tarikan yang bastian kasih sangat kuat hingga membuat beberapa rambutnya rontok

" NON ADEL " teriak mbok juminten

" Tuan udah tuan kasihan non Adel " ucap mbok juminten langsung menjatuhkan tubuhnya dihadapan Adelia, air matanya sudah mengalir deras. Saat melihat kondisi Adelia yang jauh dari kata baik-baik saja  dengan darah yang terus mengalir dari sudut bibirnya

" Awas kamu, saya mau menghukum anak ini "

" Jangan tuan, non Adel bisa mati kalo tuan seperti ini terus "

" Saya ngga peduli awas kamu " ucap Bastian sambil mendorong bahu asisten rumah tangganya

Bastian kembali menjambak rambut Adelia
" Kamu tidak pernah mendengarkan omongan saya Adelia, kamu sangat membangkang sama saya, saya ini ayah kamu seharusnya kamu patuhi perintah saya "

" Oh sekarang ayah mengakui kalo Adel ini anak ayah kemarin-kemarin ayah kemana aja, apa ada ayah memperlakukan Adel seperti anak ayah sendiri, ngga kan " ucap Adelia masih disela-sela Jambak Bastian yang semakin kuat

ADELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang