•
•
•
Happy Reading
•
•
•
•
🌳🌳🌳🌳•••••••
"Berapa lama lagi aku harus berpura-pura seperti ini?"
Gaffi hanya diam. Ia berkali-kali membuang napas gusar—matanya terus menatap ke arah luar, tidak berani memandang wajah dari lawan bicaranya. Bahkan, raut wajahnya juga mengartikan jika ia sedang terjebak dalam permainan yang dia buat sendiri.
"Sampai kapan? Aku butuh kepastian dari kamu,"
"Tunggu sebentar lagi. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat,"
Wanita itu lantas menggeleng. "Sesabar apa lagi aku harus menghadapi kamu! Apa salahnya? Tinggalkan dia,"
Gaffi lantas meraih tubuh wanita itu dan merangkulnya dari samping. "Aku tidak bisa meninggalkan Anggita sekarang, mohon mengertilah."
Wanita itu langsung menjauhkan tangan Gaffi yang sedang merangkulnya. Ia juga menatap tajam mata kekasihnya. "Aku capek bertahun-tahun dianggap sebagai pelakor dalam hubungan ini,"
"Aku cemburu waktu kamu sekarang lebih banyak dengan wanita itu. Bahkan, kamu sudah tidak perduli lagi sama hubungan kita," ucapnya langsung membuang muka ke sembarang arah. "Apa aku harus hilangkan wanita itu dulu baru kamu mau kembali lagi bersama ku?" finish wanita itu dengan mata memanas
"Aku butuh waktu buat ceraikan dia, tapi kamu yang sabar,"
Wanita itu berdecak, segera berdiri menjauh dari kekasihnya. "Kamu selalu minta waktu dan waktu terus! Tapi sampai sekarang, apa? Tidak ada pergerakan dari kamu buat ninggalin perempuan jalang itu, Gaffi!"
Pria itu menggeleng kepala. Ia segera merajut langkah—menarik tangan wanita itu agar kembali menghadapnya. "Aku sayang sama kamu. Aku mohon, kasih waktu aku sekali lagi,"
"Aku hancur tiap lihat kamu bermesraan sama wanita itu,"
Gaffi menggeleng samar. "Maaf...,"
Gaffi menarik tubuh wanita itu agar masuk ke dalam dekapannya—mengecup puncak kepalanya dengan begitu lama. Ia tidak perduli lagi jika salah satu dari anak kembarnya melihat adegan ini di rumah. Gaffi berusaha menyembunyikan wajah wanita itu pada dadanya—membenarkan posisi kedua tangan wanita itu agar melingkar sempurna pada tubuhnya
"Jangan tinggalin aku. Bertahan lah sebentar lagi,"
Wanita itu lantas mempererat pelukannya pada Gaffi. "Aku mohon tinggalkan dia dan kembali bersama ku. Jika tidak ... aku akan memisahkan kalian secara paksa. Bahkan, nyawa dia jadi taruhannya!"
Kamu harus mati wanita jalang!
☘️☘️☘️
20 tahun kemudian. Setelah tragedi penyiksaan Brian. Kini mereka telah menjalani kehidupan masing-masing. Bastian dan keluarga kecilnya. Ia dikasih kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaga dua orang anak perempuan yang sangat cantik. Begitu juga dengan kembarannya. Brian dan keluarga kecilnya, Tuhan kasih kesempatan ia untuk menjaga seorang putri cantik, tapi karena kejadian penembakan itu hingga merenggut satu nyawa, yaitu istrinya.
"Rumah sepi, tapi Ayah kemana?" tanyanya dengan nada heran. "Mungkin Ayah di atas, lebih baik aku susul," monolognya sembari berjalan menaiki tangga.
Tepat di depan pintu kamar ayahnya. Bastian mendengar suara seseorang lagi mendesah, tidak mungkin ia salah mendengar. Dengan gejolak yang penasaran, Bastian merajut langkah lebih mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIA
Teen FictionCerita ini menceritakan tentang seorang gadis cantik,berkulit putih,pintar dan humoris.gadis itu bernama Adelia Syakira Shaqueena jika banyak orang diluar sana yang menginginkan hidup sepertinya karena memiliki orang tua yang kaya dan hidup yang ber...