13. Marah

1.4K 85 6
                                    

Ozar berjalan mendekat ke arah bundanya lalu duduk di sebelah bundanya sambil tertunduk.

Tidak ada lagi suara tangis dari bundanya, hanya air mata yang terus menetes.

"Bunda, tadi itu salah paham"

"Salah paham!? SALAH PAHAM KAMU BILANG ??" Bunda mengguncang bahu anaknya itu.

"JELAS-JELAS KAMU IYAIN PAS BUNDA TANYAIN KAMU GAY ATAU BUKAN OZAR!! Hiks hiks" Tangan bunda luruh dari pundak anaknya.

Bunda menutup wajahnya dengan tangan dan kembali menangis.

Brakk

Ozar dan bunda pun menoleh ke arah pintu. Di sana sudah ada bapak Ozar dengan wajah terkejut hingga menjatuhkan tas kerjanya.

Bapak Ozar maju ke hadapan Ozar dan

BUGGG

Sebuah tinjuan mendarat di pipi kiri Ozar. Bundanya hanya bisa menutup mulutnya karena terkejut atas kejadian itu.

Ozar yang menerima tinjuan itu hanya diam.

"APA BENAR YANG TADI BUNDA KAMU BILANG ITU OZAR!?? KAMU GAY!!??"

Ayahnya kemudian mengguncang bahu anak semata wayangnya itu.

"JAWAB!!!"

Ozar hanya terdiam, memalingkan wajahnya. Tidak berani menatap ayahnya yang saat ini emosinya sedang meledak - ledak.

Kedua tangan ayahnya yang awalnya berada pada pundak anaknya kemudian turun perlahan ke bawah.

Ayahnya menatap lurus ke wajah anaknya. Tersirat raut wajah sedih dan kecewa di sana mengetahui anaknya ini malah menyimpang.

"Bapak gak tau lagi zar sama kamu, kenapa kamu malah jadi kayak gini sekarang"

Ayah ozar mengacak - acak rambutnya, frustasi dengan anak semata wayangnya.

Hanya memiliki satu anak. seluruh perhatian, kasih sayang dan harapan untuk memiliki cucu hanya pada anaknya itu. Tapi anaknya malah membelok dan menyukai sesama jenis.

"kamu keluar sekarang dari kamar bapak, bapak lagi gak mau liat muka kamu"

Ayah ozar membalikkan badannya ke arah istrinya. Enggan melihat anaknya saat ini.

"Bapak, biar ozar jela-"

"Udah zar, kamu mau jelasin apa lagi. Mending kamu ke kamar kamu saja"

Ozar menghela nafasnya lalu keluar dari kamar orang tuanya.

Dirinya berjalan ke dapur untuk mengambil baskom yang di isi air dingin. Pipinya terasa sangat sakit akibat terkena pukulan bapaknya tadi.

Saat sampai di kamar dirinya pun mengompres pipinya yang sudah terlihat mulai membiru.

Ozar melirik hp nya yang layarnya menyala. banyak sekali notif pesan dari Qaila yang menanyakan tentang dirinya.

Qaila marmut ❣️

Zar
Kamu gak apa apa kan?
Zar?
Keadaan kamu gimana?
Apa kata bunda?

Aku baik-baik aja ila
Semua baik-baik aja kok

Setelah membalas pesan itu, Ozar mematikan hp nya dan merebahkan dirinya di tempat tidur.

Dia tidak menyangka kalau kesalah pahaman yang berakhir kebohongan ini akan menjadi masalah yang besar seperti ini.

Ozar kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kenapa jadi ribet gini dah, hadeh"

Ozar memegang pipinya yang bengkak "aww sssttt, sakit juga"

Jadi kamu gay!? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang