Qaila berdiri di depan cermin memperhatikan penampilannya. Gaun yang melekat di tubuhnya sangatlah pas dan terlihat indah dengan riasan yang membuatnya semakin cantik. Qaila beberapa kali meremas tangannya karena merasakan tegang dan juga gugup.
Pintu terbuka menampilkan mama Qaila yang berjalan masuk sambil tersenyum.
Mama Qaila menghampiri anaknya yang terlihat sedang gugup dan juga tegang itu.
"Cantik banget anak mama, udah besar juga sekarang, Udah mau jadi istri orang. Padahal mama masih inget waktu dulu mama gendong kamu " Kata mama Qaila sambil menepuk kepala anaknya pelan.
Qaila menatap mamanya yang kini matanya sudah berkaca-kaca.
"Mama jangan sedih dong, Qaila tambah gugup nih" Jawaban Qaila membuat mamanya tertawa kecil.
"Mama gak nyangka kamu nikahnya sama Ozar"
"Qaila aja gak nyangka ma"
"Ya udah ayo, acaranya udah mau di mulai."
Qaila dan mamanya berjalan menuruni tangga, di sana sudah ada Ozar yang duduk berhadapan dengan papa Qaila yang akan menikahkan mereka.
Saat Qaila menuruni tangga, pandangan semua orang langsung tertuju padanya, begitupun Ozar hingga tidak berkedip.
Lengan Ozar di senggol oleh bundanya "kedip atuh nak, kedip"
Barulah Ozar berkedip dan menggaruk lehernya sambil tersenyum canggung ke arah bundanya.
Qaila pun di arahkan untuk duduk di samping Ozar.
"Kamu cantik banget" Bisik Ozar pada telinga Qaila.
Pipi Qaila bersemu mendengar bisikan Ozar pada telinganya.
Pak penghulu pun membuka proses akad nikah.
Sampailah di saat Ozar akan melakukan Ijab Qabul. Ozar menjabat tangan papa Qaila dengan gugup.
"Santai aja nak jangan gugup" Kata Papa Qaila menenangkan.
"Baik, silahkan di mulai"
“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Ozar Styxar Galama bin Stephent Langit Sanjaya dengan anak saya yang bernama Qaila Restara dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan juga 1 set perhiasan emas, tunai.”
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Qaila Restara binti Dewata Abimanyu dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai"
"Bagaimana para saksi? SAH?"
"SAHH" Ozar berteriak dengan keras, orang-orang yang berada di sana melihat Ozar dan tertawa. Mempelai prianya semangat sekali.
bahu Ozar di tepuk oleh Bundanya "kamu ini, harusnya yang bilang sah itu saksinya bukan kamu"
Qaila menutup matanya merasa malu akan kelakuan Ozar.
"Silahkan mempelai wanita mencium tangan mempelai pria"
Qaila mengambil tangan Ozar lalu menciumnya.
"Setelah itu, mempelai pria mencium dahi mempelai wanita"
Ozar pun mendekat ke arah Qaila wajahnya yang semakin dekat membuat Qaila deg deg an. Saat bibir itu menyentuh dahi Qaila, pipinya berubah menjadi merah. Untung saja ada riasan yang dapat menutupi warna pipinya.
"Selamat kini kalian sah menjadi suami istri, silahkan tanda tangan di atas buku nikah"
Setelah itu, para mempelai dan juga keluarga pun melakukan foto bareng.
Setelah makan siang dan beribadah, Pengantin pun di arahkan ke pelaminan untuk bertemu para tamu undangan.
para teman Ozar dan juga Qaila datang menghadiri acara itu, begitupun keluarga keduanya dan juga kerabat-kerabat lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi kamu gay!? [END]
Humor"ehh kamu ngapainn?? Pake lagi baju kamu" "ganti baju di kamar mandi astaga" Ozar berusaha menutupi matanya dengan tas yang belum sempat dia letakkan. "Gak bakal nafsu kan? Kamu kan gay" Seseorang tolong selamatkan kewarasan Ozar atas semua kelaku...