Semenjak insiden salah paham itu, Qaila semakin tidak memiliki batas dengan Ozar. Qaila menganggap Ozar seakan-akan adalah sahabat ceweknya. Tidak lagi menganggap Ozar sebagai seorang lelaki. seperti hari minggu kemarin saat mereka pergi untuk ke mall.
Qaila berjalan sambil memeluk lengan Ozar, berkeliling mall di siang hari itu.
Saat melewati stan makanan, mereka pun singgah untuk makan, mengisi tenaga terlebih dahulu.
Qaila memesan nasi goreng seafood dan Ozar memesan bakso. Mereka pun makan dengan tenang.
Qaila dan Ozar pun kembali berjalan-jalan. Saat melewat toko aksesoris, Qaila pun berhenti dan menarik Ozar untuk masuk ke sana, pandangan Qaila tertuju pada telinga dan ekor kucing yang ada di salah satu rak.
Dengan cepat, Qaila mengambilnya dan menyodorkannya pada Ozar.
"Coba kamu pake ini"
Di balas pelototan dari Ozar yang malah salah di artikan oleh Qaila.
"Owh iya kamu pasti malu pake di sini"
Ozar bernafas lega, tetapi kalimat Qaila selanjutnya membuatnya melotot lagi.
"Ya udah di rumah aja nanti"
Qaila pun berjalan sambil memegang telinga dan ekor kucing itu, sambil menarik Ozar yang masih menampilkan raut wajah tidak terima.
Setelah membayar, mereka pun keluar dari sana dengan Qaila yang tersenyum sumringah sedangkan Ozar dengan wajah malasnya.
Setelah berkeliling cukup jauh, Qaila pun berencana membeli pakaian dalam.
Tangannya menggandeng Ozar untuk belok ke arah toko pakaian dalam.
Ozar yang di tarik untuk masuk pun buru-buru berusaha melepaskan tangannya dari gandengan sahabatnya itu.
"Ehh ila, a-aku tunggu di luar aja" Kata Ozar sambil memberontak ingin melepaskan tangannya dari kaitan tangan Qaila."Loh kenapa? Ishh bantu aku milihh. Kamu pake acara malu-malu segala"
owh tolong, siapapun selamatkan diri Ozar dari rasa malu ini.
dan disinilah dia sekarang, di depan ruang ganti sambil memegangi beberapa macam bentuk bra dan juga celana dalam. Ada yang berenda, ada yang arrghhh Ozar tidak tau lagi.
Sreetttt
Tirai tempat mencoba pun terbuka, menampikan Qaila yang hanya memakai dalaman saja.
Glek
Ozar menelan air liurnya dengan susah payah. untung saja tempat ini berada dalam ruangan dan di tutup lagi dengan tirai.
"Ini gimana? Cocok gak? " Kata Qaila sambil bergaya kekiri dan kekanan.
Keringat dingin memenuhi dahi Ozar, bibirnya keluh untuk menjawab. Ozar berusaha menetralkan raut wajahnya dan menjawab
"y-ya, itu udah b-bagus"
"Okee"
Sreett
Tirai kembali di tutup, membuat Ozar ngos-ngosan. 'Sadar zar, dia sahabat lu, ayo nyanyi aja dah biar lupa. lihat kebunku penuh dengan gunung, ehh, kok gunung sih' otaknya kacau, sangat kacau. Membayangkan dada putih mulus dan -
BUGG
Ozar meninju dirinya sendiri, salah satu upaya agar fikiran kotor itu hilang jauh-jauh dari kepalanya.
Qaila pun keluar dari dalam tirai dengan pakaian yang sudah lengkap, Ozar menghembuskan nafasnya dengan lega.
"ayo, aku udah dapet yang pas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi kamu gay!? [END]
Humor"ehh kamu ngapainn?? Pake lagi baju kamu" "ganti baju di kamar mandi astaga" Ozar berusaha menutupi matanya dengan tas yang belum sempat dia letakkan. "Gak bakal nafsu kan? Kamu kan gay" Seseorang tolong selamatkan kewarasan Ozar atas semua kelaku...