2-Jatuh

764 118 6
                                    

Hari ini adalah jadwal penerbangan Jisoo menuju Paris untuk menghadiri undangan kolega perusahaan. 

Sebelum flight, seperti biasa Jisoo akan mengajak bicara anaknya meskipun hanya melalui sebuah foto. "Nini, Bunda pergi dulu. Doain Bunda yaa.. Bunda sayang Nini," Batinnya kemudian mencium foto tersebut. Tak lupa ia berdoa sebelum pesawat akhirnya lepas landas.

Namun naas, pesawat yang ia tumpangi mengalami kendala.

"Penumpang diharapkan memakai masker oksigen dan tetap tenang," Ucap pramugari kepada para penumpang.

Jisoo langsung memakai masker oksigennya. Entah mengapa firasatnya merasakan hal buruk akan terjadi. Ia memilih untuk memeluk erat fotonya bersama sang anak untuk memberinya ketenangan. "Tuhan tolong hamba. Izinkan hamba bertemu dengannya sebelum akhir hidupku. Jangan ambil nyawaku dulu Tuhan. Izinkan aku membuat ia merasakan kasih sayang Ibunya."

DUARR... Pesawat tersebut terjatuh.

"Nini, jika ini akhir hayat Bunda, maafkan Bunda ya Nak belum bisa menemukanmu sampai sekarang. Maafin Bunda gabisa memberi kasih sayang yang harusnya kamu dapat, Jinjja mianhae.. Tolong jaga dirimu baik-baik. Bunda sangat menyayangimu..." Setelah mengucapkan itu, ia mulai tak sadarkan diri.

...














Jisoo perlahan membuka matanya. Ia mengedarkan netranya. Ternyata sudah malam. 

"Di mana ini? Awss kepalaku pusing sekali" Yang ia lihat adalah banyak pohon besar, tumbuhan, dan semak-semak liar. "Aku baru ingat, tadi pesawatku jatuh."

"Terima kasih Tuhan, Engkau masih memberiku kesempatan hidup," Ia sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk bernafas meskipun ia tak tahu sampai kapan ia akan bertahan di hutan yang sepertinya tak berpenghuni ini.

Ia pun mencari handphone di dalam tasnya untuk menghubungi bantuan. Untungnya ia membawa sedikit pakaian di tasnya setidaknya untuk beberapa hari.

"Ah ketemu."

"astaga aku lupa ini kan di hutan mana mungkin ada sinyal," lanjutnya.

Jisoo menyalakan flashlight di handphonenya kemudian ia memutuskan untuk menyusuri hutan tersebut. 




JISOO POV

Jujur saja aku takut gelap. Tapi aku memberanikan diri untuk menyusuri hutan ini dengan bermodalkan senter dari HP ku. Langkahku sedikit terseok, mungkin saat terjatuh tadi kakiku tertimpa sesuatu. Aku harap ada jalan keluar dari sini.

Suara-suara kelelawar dan jangkrik menemani perjalananku. Huh tenanglah Kim Jisoo jangan parno. Aku kembali menyusuri hutan ini hingga sampai pada persimpangan. Aku benar-benar bingung sekarang, jalan mana yang harus kupilih. Baiklah, ke kanan saja. 

Tunggu dulu, kenapa aku mendengar suara lain selain jangkrik. Mengapa terdengar seperti suara harimau mengaum. 

deg

"S-suara h-harimau," aku mengedarkan penglihatanku untuk mencari sumber suara tersebut. d-dan benar saja harimau itu ternyata sudah ada di belakangku. Tidak dekat namun juga tidak terlalu jauh. Aku terdiam beberapa detik karena baru kali ini aku melihat harimau secara langsung tanpa pagar yang menghalangi.

"AAAA TOLONGG A-ADA HARIMAU" Aku langsung berlari sekuat tenagaku. Harimau itu terus saja mengejarku. Nafasku mulai terengah-engah. 

Sungguh aku sudah tidak kuat lagi. Tenagaku benar-benar sudah habis. Kakiku sepertinya bertambah parah karena berlari. Aku menoleh kebelakang, harimau itu sudah semakin dekat kearahku. Bagaimana ini Ya Tuhan.














Tiba-tiba ada sesuatu yang menarikku ke semak-semak. Aku memejamkan mataku. Aku benar benar takut, apa barusan aku ditarik oleh serigala. 

Tapi sepertinya bukan. Ini seperti tangan manusia, tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Apa ini tuyul penunggu hutan? Tunggu, yang kutahu hantu kan tidak bisa menyentuh manusia. Jika ini hewan, kenapa ia tak langsung menyantapku.

Akupun memberanikan diri membuka mata. Dan betapa terkejutnya aku, ternyata seorang bocah perempuan nan imut tapi dengan penampilan yang sungguh tak biasa. Tangan mungilnya masih menggenggam erat tanganku.

Dan mata kucing itu, kenapa rasanya aku tak asing dengan mata itu...



Baby TarzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang