"Nini, bangun yuk Nak, kita sarapan terus mandi." Ucap Jisoo menepuk pelan punggung anaknya.
Jisoo mengernyit karena tak ada reaksi apa-apa dari sang anak. Biasanya jika dibangunkan sekali Nini langsung bangun. Jisoo lanjut membelai pipi anak tersebut. Benar saja badan Nini dirasa cukup panas dan menggigil.
"Astaga kamu demam, Nak." Jisoo buru-buru mengambil kain yang bisa dipakai untuk menyelimuti tubuh anaknya.
"Bunda buatin kompresan sama sup dulu ya," Ucapnya menyelimuti tubuh Nini kemudian segera keluar dari gubuk tersebut.
Nini membuka matanya perlahan. "Bundaa~" panggilnya lirih. Ia ingin mencari bundanya keluar namun badannya terasa sangat lemas.
Jisoo menghampiri anaknya sambil membawa sup yang diwadahi mangkuk batok kelapa. "Bunda di sini, Nak."
"Duduk dulu yuk Sayang, Bunda udah buatin sup hangat." Lanjut Jisoo mendudukkan anaknya.
"Akit bunda hiks," keluh Nini memegang kepalanya. Mata kucing yang biasanya terbuka lebar juga menjadi sayu karena sedang sakit. Jisoo yang melihat anaknya kesakitan merasa tak tega.
"Sekarang Nini makan ya biar ga sakit lagi kepalanya, Bunda suapin." Jisoo mulai menyuapkan sup tersebut ke mulut sang anak. Untungnya, Nini mau menerima suapan tersebut meskipun tidak seantusias ketika sehat.
"Aaa lagi Sayang," Ucap Jisoo sembari menyodorkan sup ke mulut Nini.
"Kenyang Bunda," rengeknya.
"Yaudah gapapa, Nini minum yaa." Jisoo meletakkan alat makan yang barusan. Kemudian, ia memberi minuman pada Nini.
Setelah meneguk minuman tersebut, Nini mengernyit bingung. "Bundaa, ail (air) kenapa lasanya beda?"
"Itu air jahe Sayang, biar badannya jadi hangat, nanti cepet sembuh deh." Jawab Jisoo mengelus kepala anaknya.
Nini hanya mengangguk lemas.
"Tiduran lagi yaa, Bunda mau kompres kepala Nini."
Jisoo membaringkan tubuh anaknya. Nini hanya menurut karena badannya tidak bertenaga untuk bergerak. Kemudian Jisoo mengompres dahi putrinya dengan air hangat. Nini pun sudah kembali tertidur.
"Cepat sembuh ya Sayang, Bunda sedih kalau Nini sakit." Ucap Jisoo mengecup kedua pipi anaknya.
Jisoo senantiasa berada di samping anaknya untuk memastikan kondisi Nini tidak bertambah parah. Ketika Nini mulai tak nyaman dengan posisi tidurnya, ia mengelus punggung anaknya dengan lembut dan membenarkan posisi selimutnya supaya Nini kembali tidur dengan tenang. Ibu mana yang tak khawatir melihat anaknya sakit. Terkadang ia akan menangis tanpa suara jika melihat anaknya meringis kesakitan. Jika bisa dipindahkan sakitnya, pasti akan Jisoo lakukan.
....
Matahari sudah mulai terbenam berganti dengan malam. Jisoo pun sudah menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga putri kecilnya.
Jennie membuka matanya perlahan dan mengedarkan pandangannya. Ia melihat Jisoo tengah menghidangkan makanan di sampingnya.
"Hoaaam Bunda agi ngapain," Tanya Nini menggeliat masih dengan posisi berbaring.
Jisoo berbalik dan menghampiri anaknya. "Eh Nini udah bangun. Bunda lagi siapin makanan, udah jadi nih. Yuk kita makan."
"Nini ndak lapel Bunda~" rengek bocah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Tarzan
FanfictionSiapa sangka sebuah bencana malah membawa Kim Jisoo menemukan kembali cahaya hidupnya. Wanita itu kembali merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang. Seorang bocah kecil nan imut hadir di hadapannya secara tiba-tiba di hutan tak berpenghuni. Mungk...