9 - Berkenalan

674 123 26
                                    


Nini masih betah menelusupkan kepalanya di perut bundanya.

"Nini coba liat bunda" Ucap Jisoo mencoba menenangkannya. Nini pun menurut menatap manik mata bundanya dengan mata yang sudah berair. Jisoo tersenyum menghapus air mata di pipi anak tersebut.

"Tadi itu yang nusuk-nusuk pipi Nini itu adiknya bunda, namanya aunty Lisa."

"adik?" tanyanya bingung. Kata itu terasa asing baginya.

" adik itu artinya saudara Sayang. Orang tuanya bunda punya anak selain bunda, yaitu Aunty Lisa ini."

Nini hanya diam menatap bundanya, mencoba memahami apa yang barusan dijelaskan.

"Nini ngerti kan?" Tanya Jisoo mencoba memastikan.

Nini menganggukan kepalanya pelan. Matanya kemudian tertuju pada orang yang berada di belakang bundanya.

"Nah sekarang Nini kenalan ya sama Aunty Lisa."

"Lisa sini ngedeket." Titahnya pada sang adik. Lisa pun menurut dan berpindah duduk di samping Jisoo.

"Hai Nini," Ucap Lisa sambil tersenyum.

Nini terus menatap Lisa yang sedang berbicara kepadanya.

"Emm, maafin Aunty ya tadi megangin pipi kamu pas tidur. Soalnya Kamu gemes banget jadi Aunty ga tahan," Lanjut Lisa dengan nada penuh penyesalan.

Nini masih terus menatap adik dari bundanya itu dengan tatapan penasaran. Nini memajukan badannya sedikit ke arah Lisa. Kemudian, ia menjepit bibir Lisa yang mengerucut dengan tangan mungilnya.

"Bundaa, bibil Onty lica lucu yaa kayak bebek di cungai," ucapnya polos tanpa melepaskan tangannya dari bibir Lisa. Lisa membulatkan matanya kaget.

Jisoo terbahak mendengar hal tersebut dari putrinya, "HAHAHAHA, iya Sayang betul"

"Hih keponakan sama kakak sifatnya sama aja," batin Lisa kesal.

"Sayang, lepasin tangannya di bibir Aunty ya. Tuh kasihan muka Aunty Lisa udah mau nangis," Ucap Jisoo pada Nini yang tangannya masih betah di bibir sang Aunty.

Nini pun menurut dan melepaskan jepitan tangannya.

"Huaa sakit banget hiks, Nini jahat sama aunty," rengek Lisa sambil memegang bibirnya.

Nini merasa bersalah karena itu, "Maaf ya Onty, soalnya bibil (bibir) aunty milip bebek di cungai."

"Okey Aunty maafin, tapi Nini juga udah maafin Aunty kan?" Tanya Lisa memastikan.

Nini mengangguk, "He em, Nini maapin Onty."

"Peluk dulu dong Auntynya" Ucap Lisa membukan tangannya lebar.

Nini kemudian masuk ke pelukan Lisa. "Nini kenapa imut banget sih, jadi pengen punya satu deh."

"Heh, selesein dulu kuliahmu Lis." Ucap Jisoo menggelengkan kepalanya.

"Iyaa bercanda doang Eon." Jawab Lisa menyengir menatap keponakannya dengan gemas.

"Yaudah yuk sekarang kita makan malam, pasti eomma sama appa udah nungguin." Lanjut Lisa.

"Ohiya, yuk Nini kita ke bawah," Jisoo kemudian menggendong Nini dan turun kebawah bersama Lisa.


....

Sampai di meja makan, sudah ada Irene dan Suho yang menunggu dengan senyuman hangat.

"Wahh cucu halmeoni udah bangun, sini-sini duduk di samping halmeoni." Ajak Irene semangat.

Jisoo tersenyum dan mendudukkan Nini di tengah Irene dan dirinya. Nini menatap Irene dan Suho bingung.

Jisoo mulai memperkenalkan keduanya pada Nini, "Nah Nini, ini mama dan papanya Bunda. Ini Halmeoni," tunjuknya pada Irene, "dan ini Harabeoji," tunjuknya pada Suho.

"Coba Nini beri salam," lanjut Jisoo lembut.

Nini sedikit ragu namun tetap mencoba, "H-halo Halmeoni, halo Halabeoji."

"Aigoo, imutnya cucuku," Ucap Suho gemas.

"Harabeoji punya hadiah nih buat Nini," Lanjutnya kemudian mengeluarkan boneka beruang kecil dari tas belanja yang baru saja ia dan Irene beli. Selain boneka, mereka juga sudah membelikan beberapa keperluan Nini seperti pakaian dan sepatu.

Mata Nini berbinar kesenangan melihat boneka beruang itu, "telima kacih Halaboji, Nini cuka beluang. Nini pelnah liat beluang di hutan."

"Sama sama, Sayang," Jawab Suho tersenyum hangat.

"Cah sekarang Nini makan yaa, Halmeoni udah masakin banyak nih buat Nini," Ucap Irene yang mulai mengambilkan nasi dan lauk pauk.

"Yeyy makan," seru Nini dan Lisa secara bersamaan membuat semua orang di meja tertawa kecil.

Semuanya makan dengan hati yang bahagia, Jisoo merasa saat ini kebahagiaannya sudah lengkap. Nini memakan makanannya dengan lahap. Bahkan, ia sudah menghabiskan makanannya sebelum yang lain selesai.

"Masakan Halmoni enak," Ucap Nini sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Makasih Sayang, Halmeoni punya satu menu spesial lagi nih buat Nini." Irene pun berjalan ke dapur dan membawakan satu piring makanan itu ke meja makan.

"Waah ada mandu," girang Nini dan menepuk tangan dengan semangat.

Irene terkekeh, "Iyaa, tadi bundanya Nini bilang ke Halmeoni kalo Nini suka sama mandu, jadi sekalian aja deh Halmeoni bikinin."

"Makacih Halmeoni, Makacih Bundaa." Ucap Nini dan langsung melahap mandu kesukaannya.

"Yahh Nini, kok mandunya dihabisin sihh. Aunty kan mau jugaa," rengek Lisa pada Nini.

"Hihi maaf ya Aunty, mandunya cudah abis masuk pelut Nini." Balas Nini dengan senyum tanpa dosa, menunjukkan piringnya yang sudah kosong.

Jisoo, Irene, serta Suho tertawa melihat Lisa yang cemberut.

"Hahah, Lisa sekarang kamu punya saingan," tawa Suho menatap putri bungsunya.

"Kasian deh Lisaa, ini karma kamu sering jahilin Eonnie sih." ucap Jisoo semakin mengejek Lisa.

"Huaa Eomma, Appa sama Eonnie menyebalkan." Adunya pada sang ibu.

"Sudah sudah, masih ada kok mandunya, bentar Eomma ambilin lagi di dapur." Ucap Irene menengahi.

"Yeyy Eomma yang terbaik." Ucap Lisa senang, dan menatap sinis kakak dan sang ayah.

Mereka semua tertawa, menikmati momen kebersamaan yang hangat dan penuh kasih sayang.

.....




Di tempat lain

"Bagaimana bisa dia kembali?" marah seseorang di telepon.

"Kamu sudah pastikan bukti-bukti itu hilang kan?" lanjutnya menggebu.

"Baiklah, kamu urus semuanya, jangan sampai ada bukti yang tersisa."




Baby TarzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang