10 - Siapa

507 108 16
                                    

Pagi ini, Jisoo bangun dengan badan yang terasa berat. Ia merasa badannya seperti tertimpa sesuatu. Siapa lagi pelakunya kalau bukan sang putri tercinta, Nini, yang tengah berada diatas tubuh Jisoo memeluknya dengan erat. 

Jisoo membuka matanya perlahan dan terlihat wajah imut Nini dengan dengkuran halusnya. Ia tersenyum melihat betapa menggemaskannya putrinya itu.

"Selamat pagi, anak cantiknya Bunda," Ucap Jisoo seraya mengecup kening sang anak. Anak itu sama sekali tidak terusik. Dengan hati-hati, Jisoo memindahkan posisi Nini ke samping dan membiarkan anak itu melanjutkan tidurnya. Lagipula, ini masih terlalu pagi untuknya bangun.

Jisoo kemudian beranjak ke toilet untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Pagii, Eomma," sapa Jisoo memeluk Irene yang tengah berkutat di dapur.

"Pagi Jis, kamu udah bangun?" jawab Irene tersenyum.

"Udah Eomma, rencananya mau bikin sarapan, eh ternyata Eomma udah disini."

Irene tertawa lembut, "Yaudah sini bantuin Eomma buatin sarapan, lepasin dulu ini meluknya."

"Eomma ga kangen apa sama aku?" tanya Jisoo merengut tak suka.

"Ya kangen lah, tapi kamu tuh yaa udah punya buntut masih aja manja sama Eomma," Balas Irene sambil mencubit kecil pipi Jisoo.

Sambil menyiapkan makanan, ibu dan anak itu mengobrol ringan. Sudah lama mereka tidak punya kesempatan untuk mengobrol berdua seperti ini.

"Ohiya Jis, kamu hari ini ada rencananya mau ngapain?" tanya Irene.

"Belum tau sih Eomma, rencananya pengen ngajak Nini jalan-jalan di sekitar sini," Jawab Jisoo seadanya.

"Nah bagus tuh, kalian berdua ke taman deket sini aja baru buka bulan lalu. Kamu juga belum pernah ke sana kan? pemandangannya bagus, waktu itu Eomma sama Appa pernah ke sana," ucap Irene memberi saran.

"Wih boleh boleh, pasti Nini seneng soalnya banyak pohon kayak di hutan Eomma." jawab Jisoo dengan semangat.



...

Setelah sarapan, semua penghuni rumah melakukan aktivitasnya masing masing. Suho pergi ke kantor, Irene pergi ke butik, dan Lisa berangkat kuliah. Menyisakan Nini dan Jisoo di mansion beserta beberapa ART.

"Nini, kita jalan jalan yuk?" tanya Jisoo.

"hm, jalan jalan? begini Bunda?" tanya anak itu kemudian berjalan di tempat menggunakan kaki mungilnya.

Jisoo tertawa melihat kelakuan anaknya, "Bukan gitu Sayang, maksud Bunda pergi main ke luar."

"Ohh, mau Nini mauu Bunda~" jawabnya antusias.

"Okey nanti ya, sekarang Nini mandi dulu." 


...

Di kamar mandi, Nini terlihat kagum dengan sabun yang berbusa.

"Bundaa liat, ada busa~" pamer Nini sambil bermain di bathtub, dengan busa sabun yang menempel di tangannya.

"iya sayang, tapi jangan dimakan lho ya," peringat sang ibu. Ia tahu Nini gampang penasaran. Segala sesuatu yang ada di depan matanya seolah menggoda untuk dicicipi. Readers inget kan waktu itu dia pernah mau makan pulpen?

"Hehe, otey Bunda" Ucap Nini sambil fokus memainkan gelembung busa yang ada.

"Yahh Bunda, busanya hilang" rengeknya saat Jisoo mulai membilas tubuh anak itu dengan air.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby TarzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang