"Tujuh, tujuh, tujuh ...."Yuni tengah menghitung angka di sebuah display produk toko makanan online.
"Wah! Murah banget. Pizza Cuma tujuh ratus perak?" Wanita itu begitu tercengang.
Karena tak mau kehabisan, Yuni langsung saja memproses pembelian. Untunglah, saldo di dompet online miliknya juga tidak berkurang terlalu banyak.
Dan, gambar pizzanya itu loh ..., benar-benar membuat Yuni mabuk kepayang. Hampir saja ia meneteskan air liur, saat membayangkan makanan berbahan dasar tepung itu masuk ke mulutnya. Lalu, keju yang begitu lembut lumer di lidahnya.
"Hmmm...!" Yuni menjilat bibirnya.
Aaaa! Ia berteriak girang dalam hati. (Lebay deh, emak satu ini, hehe.)
Meski makanan favorite nomor satunya adalah makanan khas tanah Sunda yang bernama seblak, tapi, kalau ada pizza yang harganya murah kebangetan siapa yang bisa menolak? Iya kan?!
"Ngapain, Ma?"
Yuni mendengar suara suaminya.
"Eh! Pah, ini Pah!" Ibu dua anak itu berjalan heboh mendekati suaminya.
"Apaan?"
Yuni menunjukkan rekap transaksi online yang baru saja ia lakukan. "Masa ada pizza murah banget?! Cuma tujuh ratus perak. Dapetnya banyak lagi, ada tiga Loyang. Mamah udah beli, Pah. Takut kehabisan."
Anto mengernyit. Informasi yang sangat tidak masuk akal masuk ke dalam otaknya.
"Ayo, Pah! Kita beli Pizzanya sekarang, Mamah udah gak sabar pengen makan pizza." Yuni menarik lengan suaminya.
Anto menahan tubuh dari tarikan sang istri. "Ogah! Mana ada pizza tujuh ratus perak?!" sungut Anto.
"Ih! Ada, Pah. Kamu gak baca? Ini loh!" Yuni mendekatkan gawai ke muka suaminya.
Sontak Anto memundurkan kepala. Kalau tidak, layar hand phone dengan kecerahan maksimal itu akan 'nemplok' ke wajahnya.
"Kamu yang gak baca, Mah! Aku sekali lihat aja udah tahu itu maksudnya apa."
"Hah? Emang maksudnya apa?" tanya Yuni tak mengerti.
"Yang kamu beli barusan itu voucher. Untuk beli pizza yang harganya seratus ribu." Anto menjelaskan.
"Ah! Masa sih?" Yuni tak percaya.
"Lah, iya! Makanya baca yang bener dong deskripsi produknya!"
Yuni membaca kembali, tapi tetap saja ia tak mengerti apapun.
Anto menghela nafas. Dia gemas sekali dengan kelakuan sang istri. Lantas, ia membaca apa yang sebelumnya luput dibaca Yuni dari gawai milik wanita tersebut.
"Harga voucher Rp. 777. Dengan voucher ini anda hanya harus membayar seharga Rp. 100.000 (Harga normal Rp. 200.000) pelanggan akan mendapat paket bla ... bla ... bla."
Yuni tercengang. "Jadi ..., pizzanya harga seratus ribu, Pah?" Ia menatap suaminya dengan mulut menganga.
"Iya!" Anto berseru. Lantas, ia terkekeh.
"Yaaah! Padahal Mamah udah pengen banget makan pizza." Yuni begitu terpukul. Mulutnya manyun, dan matanya berkaca-kaca, tak lama lagi, mungkin ia akan menangis.
"Ya udah kalau kamu mau. Ayo kita beli!" ujar Anto.
"Eh jangan!" Yuni melangkah mundur.
"Loh, kenapa?"
"Kemahalan ah! Mending beli seblak aja di warung mang Bani. Seratus ribu bisa sepuluh kali makan."
Anto menghela nafas. "Ya udah," gumamnya.
Lantas, laki-laki itu mengelus dompetnya yang usang. "Selamaaat!" Anto berbisik pada dirinya sendiri.
Selesai.
Salam sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Nyebelin Aku Ngeselin (kumpulan cerpen drama rumah tangga)
RomanceKehidupan rumah tangga memang penuh suka duka. Begitu juga kehidupan rumah tangga Anto dan Yuni.