Sejak sepuluh menit lalu, Yuni terlihat berjalan bolak balik di depan sebuah ruangan. Sesekali ia melongok ke dalam ruangan itu dengan mulut bersungut-sungut.
Di dalam ruangan itu ada musuh besarnya. Sedang menatap ke arah Yuni dengan tatapan menantang. Apakah telah tiba masanya ia harus berhadapan dengan benda itu?
Eh, benda???
Ya, itu sebuah benda.
Ruangan yang dimaksud pada paragraf pertama adalah ruang laundry. Di ruangan berukuran satu kali satu setengah meter itu ada tiga buah lemari plastik tempat Yuni biasa menyimpan bajunya dan keluarganya. Di tempat itu dia selalu meletakkan pakaian-pakaian kering yang telah ia angkat dari jemuran.
Dan, di tempat itu ada musuh besarnya, yaitu sebuah setrikaan. Lihatlah benda yang termasuk alat elektornik itu, ujungnya yang lancip terlihat persis seperti mulut ibu-ibu komplek tukang gossip yang sering membuat Yuni naik darah. Cih!
"Kamu ngapain?!"
Yuni terperanjat, Anto, suaminya tiba-tiba ada di belakangnya saat ia sedang menatap sengit pada setrikaan.
"Ngapain? Bolak-balik dari tadi, kayak setrikaan aja," tanyanya lagi.
Yuni kesal pada Anto, bisa-bisanya ia menyebut nama musuh besar Yuni dengan mulutnya itu.
"Kamu ngapain sih...?!"Anto bertambah heran melihat istrinya yang bertingkah semakin absurd (aneh).
"Mau nyetrika!" jawab Yuni ketus.
"Ya, udah kalau mau nyetrika. Nyetrika aja! Nagapain bolak-balik di depan pintu?!"
"Gak jadi!"
"Loh?! Kenapa?"
"Hemat listrik," jawab Yuni.
Suaminya sontak terkekeh. "Kamu baca lagi buku pelajaran anak kamu, Faiz. Di sana ada materi tentang 'Cara Menghemat Listrik'. Caranya menghemat listrik itu, mematikan listrik di siang hari, mematikan alat elektronik saat tidak digunakan, dan lain-lain. Gak disebutin tuh, cara menghemat listrik itu dengan tidak menyetrika baju."
Anto tertawa lagi, kali ini sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Tapi bener, Pah. Aku pernah baca postingan orang, di postingan itu disebutin, tidak menyetrika baju itu salah satu cara menghemat listrik. Gitu!" Yuni tak mau kalah.
"Hahaha!"
"Ih! Malah ketawa, ngeselin banget!" sungut Yuni.
"Hemat sih, Mah. Tapi, kalau bajunya emang butuh disetrika, ya setrika aja! Jangan sampai anak kamu sekolah, seragamnya lecek, atau kalau aku mau kerja, ternyata kemejaku gak bisa dipake. Menjaga kepantasan juga sebuah keharusan!"
Yuni tidak bisa membantah kata-kata suaminya.
"Lagian kemarin-kemarin kamu sering nyetrika 'kan?! Kayaknya gak ada deh, argumentasi mau menghemat listrik segala. Emang dasar kamunya lagi males kali," kata Anto penuh curiga.
"Heheh..." Yuni tertawa garing.
"Udah sana nyetrika dulu! Nanti habis nyetrika, aku ajak makan seblak di warung Mang Bani."
"Beneran?!" tanya Yuni dengan mata berbinar.
"Yup!" jawab Anto seraya berjalan pergi.
"Asyiiik...!" Yuni berseru.
Gegas ia masuk ke dalam ruang laundry, meraih musuh besarnya dengan perasaan gembira yang memenuhi hati.
Selesai.
Salam sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Nyebelin Aku Ngeselin (kumpulan cerpen drama rumah tangga)
RomanceKehidupan rumah tangga memang penuh suka duka. Begitu juga kehidupan rumah tangga Anto dan Yuni.