Sangat cocok kalung itu padamu, Cantik
~Leonard Colin•~•~•~•~•~•~•
Kini dirinya sudah berada di meja makan di sebuah penthouse yang asing di mata Camila. Di hadapannya sudah ada Leonard yang setia memandangi Camila sedari tadi. Jujur saja Camila di buat bingung dengan Leonard yang secara tiba tiba mnngajaknya pergi dengan helikopter dan lagi sebuah bucket bunga yang kini sudah berada di tangan sebuah pelayan yang membantu Camila duduk tadi.
Meja yang sudah siap dengan makanan bertema kan steak itu siap untuk di makan tak lupa lilin yang menyala di tengah tengah meja melengkapi keindahan makan malam nya bersama Leonard. Sepertinya Leonard benar benar sudah mempersiapkan ini semua.
"Cantik," puji Leonard yang lagi lagi masih memandang wajah Camila dengan senyum nya itu.
"Leo," panggil Camila yang berusaha mendapatkan jawaban dari semua perilaku Leonard yang menurut Camila tidak wajar, ralat bukan tidak wajar tetapi berubah ubah. Baru tadi pemaksa sekarang menggoda, lihat tuhan kau ciptakan manusia seperti apa itu Leonard sulit untuk di tebak setiap detiknya.
"Panggil aku sayang," Pinta Leonard yang terdengar memaksa.
Camila menghembuskan nafasnya panjang, ia tak sanggup jika harus seperti ini seumur hidupnya, "Sayang," panggil Camila pasrah menurut pinta Leonard.
Leonard tersenyum kemenangan, "Ada apa, Cantik," balas Leonard. Seperti biasa pasti Leonard akan terus memanggilkan dengan kata kata menjijikan itu "Cantik" Huft mendengarnya saja ia ingin muntah mungkin malam ini Camila tidak berselera makan karna panggilan itu.
"Semua ini apa?" Tanya Camila yang di ambang ke bingungan bukannya Camila polos tetapi Leonard lah yang aneh sedetik mengancam sedetik lagi bisa bersikap romantis seperti ini.
Seperti biasa Leonard tidak langsung menjawab pertanyaan Camila, ia malah memberi isyarat pada pelayan. Beberapa pelayan itu dengan sigap langsung mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang Camila tebak isinya adalah kalung. Bukankah Camila baru saja mendapatkan cincin pernikahan tadi siang? Kini kalung? Leonard benar benar di luar pemikiran Camila.
Leonard membuka kotak perhiasan tersebut dan benar isinya adalah sebuah kalung yang tampak simple namun bermata berlian biru terkesan biasa namun mewah.
Kalung berlian bermata biru tersebut di kenakan oleh Leonard kepada Camila. Sangat indah kalung itu tersemat di leher Camila, cantik dan sangat cocok untuk Camila. Camila mulai berpikir ada apa dengan Leonard yang secara tiba-tiba bersikap seperti ini kepadanya. Entah dosa apalagi yang akan di perbuat oleh Leonard karna biasanya ada kebahagian tidak lama datang cobaan.
"Sangat cocok kalung itu padamu, Cantik," puji Leonard dengan senyumnya itu. Leonard sudah kembali pada posisinya yang duduk di hadapan Camila.
"Untuk ku?" tanya Camila memastikan. Walau ia tahu jelas kalung itu sudah pasti untuk dirinya karna Leonard lah yang memakaikan kalung itu padanya. Pertanyaan basi yang sudah terlewat basi.
"Tentu, Cantik," jawab Leonard yang masih dengan panggilan "Cantik" nya itu.
Leonard melihat arlojinya yang menujukan pukul delapan malam sudah waktunya makan malam, ia kemudian memberikan isyarat kembali pada para pelayan yang sudah siap sedia di ruangan itu mungkin ada sekitar empat pelayan di sekelilingnya yang kemudian keluar.
Ruangan ini mendadak sepi hanya ada Leonard dan dirinya, sebelumnya Camila sedikit bingung dengan Leonard mengapa pelayan itu di intruksikan untuk keluar. Entah apa yang akan Leonard lakukan kembali padanya. Dirinya hanya fokus dengan steaknya yang sedari tadi sudah di persilakan oleh Leonard untuk melanjutkan makan malamnya.
Tak lama Leonard mengambil piring Camila yang steaknya belum juga berhasil terpotong. Leonard membatu Camila memotong semua steaknya dengan potongan kecil dan rapi kemudian mengembalikan steaknya kembali kepada Camila untuk di makan. benar benar hari ini Leonard berubah sekali dari laki laki bajingan sekarang laki laki yang baik hati dan penuh perhatian. Tak mau ambil pusing Camila tidak menanyakan atas perlakuan Leonard yang tiba tiba berubah seperti ini.
Tirai Gorden di sisi meja makan mendadak terbuka lebar menampakan langit langit malam hari beserta hiruk pikuk kota setelah tirai gorden tersebut benar benar terbuka tak lama suara kembang api yang indah menghiasi langit malam yang semula tenang. Tak sadar Senyum Camila mengembang begitu saja, ia sangat menikmati malam ini. Ia tak menyangka akan sejauh ini di bawa permainan oleh lelaki yang baru beberapa hari ia kenal itu bahkan sekarang sudah resmi menjadi suaminya, singkat dan tak masuk akal.
Leonard memandangi wajah Camila yang tersenyum cantik melihat langit langit malam itu, "Kamu suka?" Tanya Leonard pada istrinya, Camila.
"Suka!" Jawab Camila dengan mantap, melihat langit dengan semangatnya.
Leonard bangkit dari duduknya lalu menuntun Camila menuju balkon penthouse itu untuk melihat lebih dekat langit langit yang di penuhi kembang api itu.
Camila tersenyum menatap Leonard yang juga sedang menatap dirinya "Terima kasih," ucap Camila berterima kasih dengan Leonard karna sudah membuat langit langit tenang itu semakin indah dengan di penuhi kembang api yang ramai di langit langit itu. Ia sangat suka melihat keindahan langit langit itu walau ia tidak menyukai Leonard bahkan sangat membencinya tetapi tidak bisa di pungkiri perlakuan Leonard terkadang membuat hati Camila sedikit tersentuh.
Leonard merangkul pinggul Camila posesif tak lama mulutnya ia lumatkan pada bibir indah Camila yang sedari tadi tersenyum melihat keindahan langit malam itu, Leonard tak tahan dengan bibir seksi itu seakan sedang memanggilnya untuk ia lahap habis. Anehnya Camila tidak menolaknya sedikit pun seperti biasanya.
🧳✨🧳✨🧳
Camila mengerjapkan matanya terbangun dengan badannya tidak berubah posisi dengan pelukan posesif dari Leonard. Badannya yang masih memakai utuh pakaiannya semalam, Leonard tidak melakukan hal apa pun pada dirinya hanya terlelap tidur di sampingnya. Ia menatap wajah Leonard, wajah yang tampan dan tenang itu memiliki hati yang kejam. Camila sebenarnya sedikit luluh dengan perilaku Leonard semalam, Namun kembali sadar akan perilaku kejam Leonard yang membunuh dan memaksanya untuk menikahinya.
"Masih mau di liat lagi?" Tanya Leonard yang sadar dirinya di pandangi oleh wanitanya itu walaupun matanya tertutup tenang.
"Aku tidak sedang melihat mu," jawab Camila salah tingkah dengan mata yang melihat kearah yang berlawanan.
Leonard membuka matanya dan tersenyum melihat wajah Camila yang salah tingkah terlihat imut.
Setelah beberapa lama Leonard memandangi tingkah imut istrinya itu suara dering telfon dari Handphone Leonard mengganggu waktu pagi nya dengan Camila. Terlihat dari layar Handphone Leonard nama pelayan setianya itu, Alex. Entah kenapa Alex mengganggu majikannya itu pagi pagi padahal Leonard sudah memberikan pesan untuk tidak mengganggunya jika tidak penting karena Alex menelfonnya pasti ada sesuatu yang penting.
Leonard menggeser tanda hijau di layar handphonenya, menjawab panggilan itu.
"Ada apa?" Tanya Leonard to tge point.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Deliberate (+21)
RomanceMATURE!!! (+21) Dosa Tanggung sendiri ya Author udah ngasih tau di awal .... Pertemuan yang tidak sengaja di antara Leonard dan Camila benar benar menjadi mimpi buruk Camila. Pasalnya tembak menembak di dalam pesawat tengah terjadi belum lagi Leonar...