10. Tetesan

820 44 9
                                    

Setelah mendengar suara ketukan yang sebenarnya lebih tepat disebut gedoran. Alka meletakkan peralatan tukangnya kemudian berjalan menuju ke bagian depan cafe.

Setelah membuka pintu ia langsung melihat sosok Aluna berdiri di hadapannya yang memejamkan mata  dan menutup kedua daun telinga.

“Aluna?” gumamnya heran, namun tanpa menunggu balasan perempuan itu Alka langsung menariknya ke dalam

Namun seperti biasa Aluna langsung menarik diri dari sentuhannya dan membuat jarak diantara mereka

“ngapain lo ke sini?” tanya Alka menatap Aluna,
Perempuan itu basah kuyup. Dan seolah sadar ia dengan nanar menatap sesuatu yang harusnya ia sampaikan pada Alka. Dokumen itu tampak tak tertolong

“filenya basah..” ujarnya kemudian

Alka menatap file yang Aluna pegang, lalu mengambilnya dari genggaman perempuan itu.

“dari siapa?” tanya Alka sembari mulai membuka pelan berkas basah itu

“Angga,”

“yauda ntar dikeringin aja, gapapa” ujarnya

Alka yang kemudian hendak masuk membawa berkas mengurungkan langkah,  pandangannya kembali ke Aluna yang masih di tempatnya, tetesan air dilantai semakin banyak di posisi perempuan itu berdiri

“lo.. mau langsung balik atau di sini dulu?” tanya Alka

Aluna seketika langsung mengarahkan pandang ke luar, hujan masih turun begitu derasnya dengan petir yang menyambar nyambar, membuatnya ngeri jika berada di luar lagi

“di sini aja dulu” putusnya.

Alka mengangguk lalu kembali melangkah masuk, namun lelaki itu kembali menghentikan langkahnya saat ia rasa Aluna tak mengikutinya

“lo mau tetap di situ?” tanya Alka “ada ruangan yang lebih baik di atas” terangnya

Namun Aluna masih tetap terdiam di tempatnya “terserah lo ajalah” tandas Alka lalu kembali melanjutkan langkahnya

Lelaki itu kemudian menyunggingkan senyum saat ia mendengar langkah Aluna mengikutinya dari belakang

Setelah menaiki beberapa anak tangga mereka tiba di lantai dua cafe itu, Aluna mengedarkan pandang di sekitar ruangan.

Ia belum pernah menginjakkan kaki di ruangan ini sebelumnya, ruangan itu cukup luas, cenderung rapi sebab tidak banyak barang di sana, ketika Aluna berjalan ia dapat melihat beberapa pintu di sana.

Hingga akhirnya langkahnya terhenti saat Alka membuka pintu yang ada di depannya

Saat lelaki itu masuk, lagi lagi Aluna masih berdiri di tempatnya, namun pandangannya mengarah ke ruangan yang baru saja Alka buka, terlihat sebuah kasur di sana

Alka berbalik melihat Aluna “kamar gue” jelasnya melihat wajah Aluna yang tampak heran.

Melihat Aluna yang masih diam di ambang pintu, Alka tetap melangkah masuk ke kamarnya lalu kembali dengan t-shirt putih  dan celana pendek di tangannya

“gue gak punya baju cewe, lo bisa pake ini sementara” ujarnya sembari menjulurkan baju itu pada Aluna

Aluna menggeleng “gue pake ini aja!”

Alka menarik uluran tangannya lalu menghela nafas “lo buat lantai gue basah”

Pandangan Aluna lalu jatuh ke lantai tempat ia berdiri, air tampak mulai menyebar ke sisi lantai di sekitarnya

“kalo emang gak mau kenapa gak sekalian pulang aja” ujar Alka yang mulai kehabisan kesabaran

“Dengar! malam itu terjadi karena lo mau, dan kalopun terjadi lagi itu juga karena lo mau. Jadi jangan bertingkah seolah olah gue bakal nerkam lo di sini” jelas Alka yang dengan kesal kemudian melempar t-shirt itu ke atas ranjangnya dan melangkah pergi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlkalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang