9. Hujan

396 16 0
                                    

Sejak kejadian itu Alka dan Aluna tak pernah lagi bertemu, Aluna bahkan telah meminta pada sang papa untuk tidak diantar lagi oleh Alka, sehingga kini dua putri Anas itu pergi dan pulang bersama teman atau menggunakan ojek online

“boleh duduk di sini gak?” Aluna urung menyendokkan nasi goreng ke mulutnya, lalu menoleh pada sosok yang berdiri di depannya

“kantin rame, gak ada yang kosong” sambung Romi

Aluna tersenyum lalu mengangguk “duduk aja”

Romi pun kemudian duduk “laper banget ya..”

Aluna yang sibuk menguyahpun mendongak, membuat Romi dengan mudah meraih wajah perempuan itu lalu dengan lembut ia sapukan ibu jarinya pada sisi bibir Aluna, mengeyahkan sebutir nasi yang ada di sana

Aluna termangu seketika lalu kemudian melanjutkan kunyahannya, membuat Romi yang menyaksikannya terkekeh kecil

“gua tuh kesel” ujar Romi tiba tiba

Aluna hanya menatap lelaki itu untuk meneruskan kalimatnya

“udah beli nasi goreng spesial mahal mahal tapi yang spesial masih kamu”

“apaan sihh..” sahut Aluna sembari terkekeh

“seriusan” ujar Romi lagi “gue natap lo gini berasa jadi mentega nyemplung ke wajan, langsung meleleh” ujarnya lagi yang kemudian terkekeh sendiri di ikuti Aluna

“gitu dong, masa muka datar mulu” ujar Romi menyaksikan Aluna yang masih terkekeh dengan gombalannya

“Ck, kalo senyum senyum terus dikira gila lagi” balas Aluna

“lo gila gue juga tetap mau” ujar Romi, membuat Aluna yang disampingnya spontan memukul kecil pundak lelaki itu

“sakit Alunaa..” ringis Romi melebih lebihkan sembari mengusap ngusap bagian yang dipukul Aluna

“Romi?, Luna?” keduanya spontan menoleh  “ada yang duduk di sini?” tanya Riana tersenyum ramah

Melihat Aluna yang hanya diam memantung, Romi kemudian menjawab “duduk aja, kosong kok”

Perempuan itu datang bersama Alka dan dengan jelas Aluna dapat  melihat jemari mereka bertaut

“kak, Aluna buru buru—“ Aluna langsung berdiri sembari mulai mengenakan tasnya

“gue anter” potong Romi

“Luna gue minta maaf” gerakan Aluna terhenti lalu memandang Riana

Aluma hanya mengangguk, namun kembali mengambil file yang sebelumnya ia bawa untuk segera pergi

Alka juga hanya diam melihat Aluna, perempuan itu selalu menghindar jika mereka bertemu

Padahal Alka dapat melihat dengan jelas bagaimana perempuan itu tertawa sebelumnya , namun langsung diam tanpa ekspresi saat mereka tiba. Dan Alka cukup kesal karena itu.

Riana mengeratkan genggamannya pada jemari Alka, kesal melihat lelaki itu masih memandang pada Aluna yang berlajalan meninggalkan mereka di susul dengan Romi

“ingat perjanjian kita Alka, you’re mine

***

“Aluna..”

“Luna!!”

Aluna berhenti kala merasa seseorang berteriak namanya, hingga kemudian tampak Angga dari kejauhan berlagi ke arah dirinya

Hah..hah..” lelaki itu  setengah menunduk dengan tangan yang menumpu pada lutut, tampak ngosngosan  setelah sampai pada tempat Aluna berdiri

AlkalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang